Awal tahun 2022 lalu saya mencoba untuk mengembangkan sebuah bisnis baru yang mungkin tidak terlalu populer di Indonesia. Bisnis yang saya maksud adalah bisnis hedge fund yang diberi nama Streetside Capital. Hedge fund adalah model bisnis yang kegiatannya adalah berinvestasi pada instrumen-instrumen yang tujuannya adalah mendapatkan nilai tambah maksimal dengan tingkat risiko yang minimal.

Ide bisnis ini muncul ketika awal tahun lalu saya diberi amanah untuk mengelola dana dari teman kantor. Jumlahnya memang sedikit namun dari situ saya merasa sangat bangga karena sudah mendapat kepercayaan dari rekan. Setelah itu saya coba menawarkan kepada keluarga dan ada yg tertarik berinvestasi. Disitulah tercetus di pikiran saya bahwa, "kenapa tidak sekalian saja bangun bisnis hedge fund". Akhirnya lahirlah Streetside Capital.

Hedge fund sedikit berbeda dengan reksadana dan private equity, walaupun kegiatan dan tujuannya sama: mengelola dana dari investor agar dapat menghasilkan return yg maksimal. Namun ruang lingkup dan kegiatan investasi hedge fund lebih luas karena meliputi lintas instrumen dan berbagai eksekusi. Hedge fund dapat berinvestasi pada instrumen seperti obligasi, TD bank, saham, komoditas, forex, bahkan mungkin crypto. Eksekusi investasinya pun tidak hanya membeli aset ketika harga rendah kemudian dijual pada harga tinggi. Tapi juga ketika harga tinggi seorang manajer hedge fund dapat membuat eksekusi shortsell yang memungkinkan manajer mendapatkan return ketika harga sebuah aset turun. Sehingga jika dilihat dari lebih beragamnya aktivitas hedge fund maka potensi cuannya juga lebih besar jika dibandingkan dengan reksadana atau private equity, walaupun diiringi dengan risiko yang lebih besar pula.

Selama menjalankan bisnis ini, saya menjadikan beberapa orang sebagai referensi saya dalam mengambil keputusan investasi. Di luar negeri ada sosok Ray Dalio, investor yg juga menjabat sebagai CEO Bridgewater Associate. Ray Dalio menciptakan sebuah portofolio yang dinamakan "all weather portofolio". All weather portofolio berisi sekumpulan instrumen dengan komposisi tertentu sehingga cocok di aplikasikan pada kondisi ekonomi apapun, baik itu saat inflasi maupun deflasi, baik saat GDP naik maupun turun. Sedangkan di dalam negeri ada nama Joeliardi Sunendar, seorang pakar ekonomi dan value investor yang sering membagikan insight-insight mendalam mengenai makroekonomi dan investasi.



PORTOFOLIO INVESTASI

Bisnis hedge fund memungkinkan manager investasi untuk mengalokasikan dana dari para investor ke berbagai lintas instrumen, ini adalah salah satu kelebihan dari hedge fund. Begitu juga dalam Streetside Capital membagi dana dari investor ke dalam beberapa instrumen antara lain.


Obligasi dan Surat Berharga Pasar Uang
Alokasi dana yang diinvestasikan ke Obligasi dan Surat Berharga Pasar Uang menjadi salah satu yang terbesar dalam komposisi. Hal ini dilakukan karena obligasi dan SBPU menjadi salah satu investasi dengan risiko yang paling rendah. Apalagi obligasi pemerintah yang pembayaran bunga dan pengembalian pokoknya sudah dijamin.


Saham
Alokasi dana terbesar selanjutnya adalah saham. Saham yang dipilih terdiri dari 3 jenis yaitu saham bluechip, second liner, dan third liner dengan kualitas fundamental yang baik.


Pembiayaan
Dalam portofolio Streetside Capital, ada instrumen investasi yang unik dan menarik bernama pembiayaan. Pembiayaan disini adalah pemberian pinjaman kepada UMKM melalui pihak ketiga dengan tingkat bunga yang telah disepakati. Selain sebagai bentuk investasi bagi Streetside Capital, instrumen ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM yang sedang berkembang.


Crypto dan Komoditas
Investasi ke aset cryptocurrencies adalah bukti bahwa Streetside Capital memberikan ruang kepada aset digital. Pemilihan aset crypto berdasarkan pada underlying aset yang jelas dan memberikan nilai tambah bagi investor.



STRATEGI INVESTASI



Strategi investasi yang diaplikasikan cukup sederhana namun tidak mudah. Acuannya adalah kondisi makroekonomi Indonesia dan dunia. Indikator makroekonomi yang dipakai adalah tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi (GDP). Bila keadaan makroekonomi menunjukkan kenaikan atau penurunan atas dua indikator tersebut maka alokasi dana yang diinvestasikan akan disesuaikan agar risiko bisa diminimalkan.

Untuk obligasi akan tetap menjadi salah satu yang terbesar dalam portofolio. Hal ini dilakukan karena obligasi memiliki risiko yang rendah serta efektif menangkal inflasi. Terutama obligasi negara yang bunganya dijamin oleh pemerintah. Instrumen yang dipilih adalah reksadana pendapatan tetap yang alokasi terbesarnya pada obligasi negara.

Selanjutnya adalah saham perusahaan. Saham yang dipilih berdasarkan kinerja fundamental yan baik, mempunyai profitabilitas tinggi serta neraca keuangan yang kuat. Valuasi perusahaan dengan harga saham juga menjadi pertimbangan dalam membeli saham perusahaan. Selain itu, dalam instrumen ini dilakukan juga eksekusi jual beli dalam jangka pendek (trading). Pembelian saham dan reksadana menggunakan aplikasi IPOT yang merupakan produk dari Indopremier Sekuritas.

Pembiayaan kepada UKM dilakukan melalui aplikasi pihak ke 3 yaitu Koinworks. Koinworks merupakan aplikasi keluaran dari PT Sejahtera Lunaria Annua yang sudah teregulasi oleh OJK untuk melakukan kegiatan peer to peer fintech lending. Pemilihan aplikasi ini dilakukan agar memermudah penyaluran dana ke UMKM yang membutuhkan. Selain itu dalam aplikasi tersebut terdapat asuransi jika terjadi gagal bayar dari borrower sehingga risiko bisa diminimalkan.

Crypto dan komoditas menjadi kelas aset yang memiliki porsi paling sedikit dalam portofolio. Ini dilakukan karena risiko dalam kelas aset crypto dan komoditas menjadi yang paling tinggi dalam portofolio. Meski begitu pemilihan aset crypto didasarkan kepada underlying asset yang ada di dalamnya sehingga harga crypto akan terus mengikuti harga aset acuannya. Aset crypto yang dipilih adalah Lyfe Land (LLAND), Lyfe Gold (LGOLD) dan crypto lainnya.



POSISI STREETSIDE CAPITAL

Portofolio Streetside Capital mulai dibentuk pada awal Bulan Januari 2022 dengan modal awal sebesar Rp 5.946.289. Sebagai pembanding kinerja (benchmark) adalah Infovesta Balanced Fund Index. Posisi kelas aset per tanggal 11 Juni 2022 adalah sebagai berikut.