j.16Avatar border
TS
j.16
Pertama Kali Nribun

emoticon-Big KissWelcome To My Threademoticon-Big Kiss

Hai agan dan sista, dan para sesepuh kaskus sekalian, ijinkanlah ane berbagi cerita dan pengalaman hidup ane diforum Stories From The Heart tercinta kita ini...

Oke selamat membaca...

Quote:


Yups cerita ini terjadi di Desember 2017 lalu, ketika gue diajak untuk nonton pertandingan Celebration Game yang diadakan untuk merayakan Tim Persebaya Surabaya yang berhasil menjuarai liga 2 saat itu dan berhasil naik ke liga 1. Mereka mengundang Tim Super Elja yaitu PSS Sleman yang gue tau punya supporter yang juga sama fanatiknya yaitu Brigata Curva Sud atau BCS. Gue sendiri termasuk orang yang suka nonton bola meskipun nggak terlalu dan karena BCS juga terkenal dengan suporter yang sangat kreatif, tentu gue mau dong nonton pertandingan ini meski saat itu gak dibolehin sama bude (karena waktu itu ngeratau dan tinggal sama bude) dan juga hari kerja.

Tapi karena gue pengen banget nonton langsung di Stadion GBT gue tidak mendengarkan bude dan bolos kerja demi pertandingan ini.

Dihari H semuanya udah siap, gue dan rombongan (yang waktu itu satu mobil bus kecil nggak salah) berangkat dari Pasuruan sekitar jam 4 sore. Padahal gue udah siap dari abis duhur karena katanya bakal berangkat jam 2 siang, tapi malah ngaret karena nunggu apaan yang gak jelas.

Gue sempet tanya ke temen gue itu karena udah bosen nunggu lama banget.

"Ini kita berangkat jam berapa sih sebenarnya? Ntar malah nggak liat Kick Off nya lagi."

"Iyo mari iki budal kok.... Tenang ae maine kan jam 7 to?" jawab Mas An.

Okelah, karena gue cuma ngikut ya manut aja. Diperjalanan anak - anak nyanyi - nyanyi gak jelas, dari nyanyi chant Persebaya sampe dangdutan.
Karena gue sangat exaited gue pun ikut nyanyi - nyanyi juga.

Tapi kata supir busnya, kita nggak bisa lewat jalan yang biasa dan akhirnya mobil harus putar balik karena lagi ada proyek pembangunan jalan.

Disitu gue udah punya felling kalo bakal molor sampe Stadion, karena pasti bakalan macet banget jalanan. Dugaan gue bener jalanan Surabaya ramai denga orang - orang yang pake atribut lengkap tim kebanggaan warga Surabaya itu, ada yang rombongan naik motor, mobil, bus, truk dan lainnya.

"Gila ini sih bakal rame banget distadion..." komentar gue, "Ini masih jauh apa Stadionnya?" gue bertanya pada Surya, bocah kelas 1 SMP yang ikut rombongan.

"Nggak kok bentar lagi Mbak.." jawab Surya santai, gue sih peecaya aja karena dia udah sering ke GBT sementara gue belum pernah sama sekali.

Setengah jam berlalu gue tanya lagi ke tuh bocah, "Katanya bentar lagi, kok gak nyampe - nyampe sih..."

"Bentar lagi kok Mbak,..." jawaban Surya masih sama. Rasanya pengen gue jitak tuh anak!

***

Jam 6 sore, mobil kami akhirnya berhenti disebuah terminal (katanya, karena gue gak tau), ketua rombongan memutuskan agar kami parkir disini aja karena jalanan udah macet parah saking banyaknya Bonek dan Bonita bahkan para suporter PSS Sleman.

Ternyata kita parkir jauh banget dari GBT, gue dan yang lain harus jalan kaki untuk sampe ke Stadion.

"Ayo rek! semangat semangat semangat!" kata salah satu dari rombongan melihat gue yang jalan males - malesan.

"Ah, tau gini mending nonton di tv deh. Kaki pegel..." rengek sepupu cewekku bernama Eka.

"Loh iki sing jenenge perjuangan." sahut yang lainnya. "Demi tim kebanggaan berlaga..."

Gue gak banyak omong dan terus berjalan, rombongan milih lewat jalur rel kereta api biar cepet sampai. Jalan yang gelap dan licin karena habis hujan ngebuat gue harus berhati - hati, belum lagi jalan kerikil ini buat gue kaki gue sakit karena pake flat shoes. Nyesel kenapa gak pake sepatu kets aja tadi.

Tiba - tiba hujan kembali turun dari langit, membuat gue dan rombongan basah kuyup, mau berteduh pun percuma karena ini gak ada tempatnya.

Shitttt! pake ujan lagi!maki gue dalem hati. Segininya banget kah perjuangan gue untuk bisa Nribun?

Semakin dekat dengan Stadion, suasana makin penuh sesak oleh banyaknya Suporter. Bahkan gue dan rombongan harus jalan berurutan karena sumpah buat jalan aja susah.

"Awas, ojok sampe onok sing ilang rek..." kata Ketua rombongan, "Arek wedok, arek cilik jagaen...."

"Iyo Cak, aman...."

Gue melihat jam dan sebentar lagi waktu menunjukan pukul 19.00 yang artinya Kick Off babak pertama akan dimulai.

Gue berdecak jengkel, "Gimana nih? bentar lagi main tapi kita bahkan belum masuk stadion." protes gue.

Tak lama berselang suara kembang api terdengar dilangit stadion tanda pertandingan akan dimulai, sorakan penonton didalam stadion juga terdengar jelas. Gue hopeless karena tidak mungkin bisa masuk. Dan ternyata benar.

"Tuh kan, ah elah..."

Keadaan semakin ramai dan banyak suporter yang bahkan memutuskan balik karena tidak bisa masuk ke stadion. Katanya gerbong ditutup oleh pihak kepolisian karena jumlah penonton yang membludak dan mengantisipasi banyaknya calo.

Makian dan protes dari para suporter yang marah karena tidak bisa masuk semakin terdengar jelas.

"Bubar ae bubar! Gak iso mlebu!"

"Muleh ae Muleh...."

"Janc*k! Aku wes due tiket iki..."

Sebagai cewek yang baru pertama kali akan nonton bola, gue sempet ketakutan apalagi para suporter itu sedang dalam emosi.

"Wes, saiki rombongan Pasuruan balik..." perintah ketua rombongan.

"Janc*k, awak dewek iki due tiket! Opo o muleh..." kata salah satu rombongan yang masih kekeh masuk.

"Wes, nyemplung ae ayo, lewat tambak iki..." usul yang lain.

"Gak mikir ta awakmu Cuk! Iki ono arek cilik, onok arek wedok pisan!" kata Cak Supri.

"Iyo, aku yo emoh lek nyemplung tambak!" kata Mbak Mieke, salah satu rombongan yang membawa anaknya.

Perdebatan dalam rombongan masih terjadi apakah mau nekat masuk atau balik saja.

"Gila, gue udah jalan kaki jauhh banget, kehujanan dan sekarang nggak bisa masuk?" kata gue dengan kesal.

"Ya gimana lagi, keadaannya gak memungkinkan. Mungkin karena ini celebration game, antusias penonton besar banget padahal biasanya nggak gini kok." Kata Mas An.


Rombongan kamipun akhirnya memutuskan untuk balik ke tempat mobil kita parkir tadi.

What the Fu*k!!! umpat gue dalam hati. Sumpah, gue bener - bener kecewa banget saat itu. Percuma jalan kaki jauh banget, hujan - hujanan, desek - desekan dan gak bisa masuk ke Stadion.

"Janc*k!!!" kata gue entah pada siapa.

"Kecewa ya? Nggak jadi nonton?" tanya Cak Supri.

"Banget lah! Udah jalan jauh banget kehujanan, malah gak bisa masuk!"

"Yah, buat pembelajaran lah, berangkatnya lebih siang. Jangan kapok ya..."

"Kapok deh, kalo gini mah..."

"Capek? Masih pengen nonton di Stadion langsungkan tapi?" tanya yang lain.

"Capek Dod, nyesel gue ikut nonton. Ogah lah kalo gini mah..." ketus gue.

Tiket yang kami punya akhirnya dijual lagi pada suporter yang mau bayar mahal tapi belum punya tiket.

"Aku wes bayar endi tiket e heh?" kata seorang bapak - bapak.

"Loh, sampean durung bayar Pak..." sahut Mas An.

"Aku wes bayar neng arek wedok iku..." Bapak itu menunjuk Eka.

Tapi Eka menggeleng dia merasa tidak menerima uang dari bapak - bapak tersebut. Tapi bapak itu malah nyolot dan membuat beberapa dari rombongan ikut emosi.

Bapak itu juga sudah memanggil teman - temannya yang lain dan membuat suasana cekcok semakin panas

"Yo opo iki aku wis bayar?! Janc*k arek - arek iki..." Bapak gendut itu malah semakin nyolot dan merasa benar.

Suasana semakin tidak kondusif karena semua jadi merasa dirinya benar. Ditambah lagi beberapa orang yang mendadak menjadi provokator.

"Udahlah Mas, kasih aja kasihin..." usul gue agar rombongan kami mengalah saja, dari pada terjadi hal - hal yang tidak diinginkan.

"Loh bapak iku sing salah!" Mas An masih ngotot.

"Iya tapi biarin aja, kita aja yang ngalah, yuk kasihin tiketnya." Eka setuju dan langsung memberikan tiket pada si Bapak itu. "Udah jadi tontonan kita..."

"Wes... Wes.. Ngalah, ojok golek perkoro, masio awakdewe bener. Tetep kualahan ngadepi iko.." sahut salah satu sesepuh rombongan.

Gue dan rombongan kembali melanjutkan langkah meninggalkan Stadion Gelora Bung Tomo dengan perasaan kecewa. Capek, kehujanan, tidak bisa masuk ke Stadion dan nyaris ribut dengan suporter lain.

***

Selama perjalanan pulang, di mobil gue diam dan berfikir. Buat gue, ini adalah pengalaman yang sangat memoriable. Mungkin juga, itu karma karena gue pergi tanpa ijin dari bude, udah gitu niat banget bolos kerja. Tapi malah apa yang terjadi setelah sampai sini? Sia - sia, bukannya menikmati pertandingan malah susah!

Seenggknya, banyak hal yang bisa gue ambil dan dijadiin pelajaran dari kejadian ini. Yaitu, restu itu perlu baik restu dari orang tua kita ataupun siapa pun orang terdekat kita (dalam hal ini bude). Yang kedua, kita boleh punya keinginan kemana - kemana, tapi kita juga gak boleh gitu aja meninggalkan pekerjaan (bolos kerja).


Terima kasih untuk teman - teman gue yang sekarang jauh disana....

Dan ini salah satu foto yang diambil ketika gue kembali lagi ke GBT.


Quote:






Sumber : pengalaman pribadi dan dokumentasi ts
Diubah oleh j.16 12-01-2019 14:44
provocator.3301
simplepaper
Bgssusanto88
Bgssusanto88 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.3K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan