Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

adefitrifzhAvatar border
TS
adefitrifzh
Anemia Pada Ibu Hamil

      Tak jarang ibu hamil yang mengunjungi pusat Pelayanan Kesehatan yang diberikan zat penambah darah akan tetapi tidak patuh dalam mengkonsumsi zat penambah darah tersebut. Hal tersebut merupakan hal yang tidak boleh ditiru terlebih lagi dalam kondisi kehamilan, karena dapat membuat ibu mengalami kematian dan membahayakan janin yang sedang dikandungnya. Sebelum dari pada itu ibu hamil harus memiliki pengetahuan terkait anemia, agar mengetahui dampak bahaya dari anemia tersebut sehingga memiliki bekal pengetahuan dalam melakukan pecegahan-pencehan yang dapat dilakukan seperti halnya mengkonsumsi zat penambah darah.

      Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian pada sang ibu. Anemia merupakan suatu keadaan yang dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah mengalami penurunan atau tidak berada dalam batas normal. Kondisi anemia disebabkan karena kurangnya zat besi dan vitamin B12 dalam tubuh(Amallia et al., 2017).

     Angka kejadian anemia pada ibu hamil masih dikatakan tinggi, dibuktikan dengan adanya data dari badan Kesehatan dunia atau disebut World Health Organization (WHO) disebutkan angka kejadian anemia mencapai 40,1%. Kemudian angka kejadian di Asia diperkirakan mencapai angka 48,2%, Afrika sebanyak 57,1%, Amerika sebanyak 24,1%, dan eropa sebanyak 25,1%. Menurut WHO (2019) angka kejadian anemia pada ibu hamil di indonesia pada tahun 2015 yaitu mencapai 40,5% dan pada tahun 2016 yaitu sebesar 42%. Indonesia termasuk kedalam salah satu negara berkembang dengan tingkat Kesehatan yang rendah dengan ditandai masih tingginya angka kematian ibu (AKI). Menurut Riskesdas, ibu hamil yang mengalami anemia di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 37,1% dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan ibu hamil yang mengalami anemia yang dimana jumlah presentasenya mengalami peningkatan menjadi 48,9%(Kemenkes RI, 2018).

Kondisi anemia berisiko pada ibu yang dengan kondisi seperti berikut ini:

a.      Ibu yang sedang hamil kembar. Karena semakin banyak bayi yang dikandung maka akan semakin banyak jumlah darah yang dibutuhkan oleh ibu

b.     Ibu yang sudah dua kali hamil pada jarak/waktu yang berdekatan

c.      Ibu yang mengalami mual dan muntah pada pagi hari

d.     Kondisi hamil di usia remaja

e.      Ibu yang kurang mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan asam folat

f.       Ibu yang sudah memiliki Riwayat anemia semenjak sebelum kondisi hamil

 

      Kejadian anemia pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor seperti faktor sosial ekonomi, faktor pengetahuan, faktor pendidikan, dan faktor budaya, faktor paritas, usia, pola konsumsi tablet fe atau tablet zat penambah darah, penyakit infeksi dan perdarahan ((wikjosastro 2007 dalam(Suryadinata et al., 2022)). Faktor yang paling sering menyebabkan kejadian anemia adalah faktor Pendidikan dan pengetahuan yang rendah yang rendah, karena pada seseorang yang memiliki pendidikan rendah berisiko kurang nya tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang penyakit tersebut, ssehingga kita tidak dapat mengetahui dampak buruk dari anemia serta kita tidak dapat melakukan pencegahan awal agar tidak mengalami kondisi tersebut(Asmin et al., 2021). Faktor lainnya yang paling sering itu juga ada kurangnya mengkonsumsi zat penambah darah, zat penambat darah sangatlah penting karena pada kondisi kehamilan, terjadi perubahan pada tubuh dalam kebutuhan jumlah sel darah sebanyak 30% dikarenakan kebutuhan darah dibagi juga dengan bayi yang dikandungnya. Sehingga kebutuhan zat besi dan vitamin yang dibutuhkan ibu hamil menjadi meningkat untuk pembuatan hemoglobin (Hb)(Fuada et al., 2019).

      Risiko yang dapat dialami oleh anemia seperti dapat meningkatkan risiko BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), kemudian terjadi persalinan premature, dan dapat terjadi peningkatan risiko Tanda dan gejala jika seseorang mengalami anemia yaitu seperti, apabila anemia semakin parah akan menimbulkan gejala yiatu seperti cepat lelah dan merasa lemah, kulit terlihat pucat, denyut jantung tidak teratur, mengalami sesak napas, nyeri dada dan sakit kepala. Kemudian ada beberapa tanda dan gejala yang jarang dialami jika terkena anemia misalnya seperti merasa gatal-gatal, adanya perubahan indera perasa, rambut yang rontok, telinga berdenging, dan sariawan.

      Kualitas makanan yang buruk dan ketersediaan hayati zat besi yang rendah merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan kejadian anemia defisiensi zat besi. Anemia dapat dipastikan dengan cara melakukan pemeriksaan tes darah.

      Bagaimana cara pencegahan anemia? Cara pencegahan anemia dapat dilakukan yaitu dengan cara sebagai berikut :

1.     Mengkonsumsi suplemen zat besi

Mengkonsumsi suplemen zat besi yang umum diberikan yaitu sperti ferrous sulphate, yang dikonsumsi 2- 3 hari per hari.

2.     Memperbanyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi

Contoh makanan yang mengandung kaya akan zat besi yaitu :

a.      Ikan, daging merah dan ayam

b.     Kacang-kacangan dan biji-bijian

c.      Sereal yang sudah difortifikasi zat besi

d.     Telur dan tahu

3.     Memenuhi kebutuhan vitamin C

Contoh buah-buahan dan sayuran yang mengandung vitamin C yaitu

a.      Buah jeruk

b.     Buah strawberry

c.      Buah kiwi

d.     Tomat

      Maka dari itu ibu yang sedang hamil diharapkan untuk segera mencegah kondisi anemia, dimulai dari mengkonsumsi suplemen zat besi, vitamin B12 serta mengkonsumsi makanan yang mengandung kaya akan zat besi contohnya seperti daging merah, daging ayam, ikan, kacangan-kacangan dan biji-bijian, telur dan tahu serta makanan ataupun buah-buahan yang sudah disebutkan diatas. Mulailah sedari dini mencegah terjadinya anemia demi Kesehatan ibu dan bayi. Jika mengalami gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan segera datang dan memeriksakan diri ke pelayanan Kesehatan terdekat.

 

Referensi:
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/penyebab-anemia-pada-ibu-hamil/Diakses pada tanggal 18 Oktober 2022
https://www.alodokter.com/gejala-anemia-pada-ibu-hamil-dan-cara-mengatasinya Diakses pada tanggal 19 Oktober 2022
Amallia, S., Afriyani, R., & Utami, S. P. (2017). Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Rumah Sakit BARI Palembang. Jurnal Kesehatan, 8(3), 389.
Asmin, E., Salulinggi, A., Titaley, C. R., & Bension, J. (2021). Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Di Kecamatan Leitimur Selatan Dan Teluk Ambon. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 6(1), 229–236. https://doi.org/10.14710/jekk.v6i1.10180
Fuada, N., Setyawati, B., Salimar, S., & Purwandari, R. (2019). Hubungan Pengetahuan Makanan Sumber Zat Besi Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil. Media Gizi Mikro Indonesia, 11(1), 49–60. https://doi.org/10.22435/mgmi.v11i1.2324
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Suryadinata, P. Y. A., Suega, K., Wayan, I., & Dharmayuda, T. G. (2022). Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Defisiensi Besi : A Systematic Review. Jurnal Medika Udayana, 11(2), 6–12.


scorpiigirl
scorpiigirl memberi reputasi
1
740
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan