Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Perbedaan Pemahaman tentang Reinkarnasi dalam Hindu dengan Buddha.

Gbr diambil dr kompas.com

Siang GanSists, sebenarnya di kantor ane lagi banyak kerjaan. Cuma otak buntu ngadepin kerjaan di kantor. Pas iseng-iseng ngaskus, ketemu tritnya Gan @ih.sultentang reinkarnasi.

Dari apa yang saya pahami saat membaca trit Gan ih.sul tersebut, sepertinya konsep reinkarnasi yang dikenal Gan ih.sul dan mayoritas kaskuser yang tersirat dari komentar-komentarnya, adalah konsep reinkarnasi agama Hindu. (CMIIW)

Dalam trit ini, ane bukan sedang membanding-bandingkan mana yang lebih benar, mana yang lebih masuk akal, dst.

Ane hanya berusaha menyampaikan versi konsep reinkarnasi yang berbeda, dari yang tampaknya dipahami kebanyakan orang, yaitu konsep reinkarnasi dalam Agama Buddha.

Itu pun pemahaman ane belum tentu benar, jadi kalau ane salah, monggo dikoreksi.


Konsep Reinkarnasi dalam Agama Hindu.

Memang konsep reinkarnasi menurut Hindu jauh lebih mudah dipahami. Secara singkat atau garis besarnya, dalam konsep Hindu ada yang namanya atman, atau jiwa, atau aku yang sejati. Atman inilah yang nantinya bereinkarnasi, lahir menjadi hewan/tumbuhan/manusia/dll. Kemudian setelah mati (dirinya di dunia ini mati), atman akan terlepas dari tubuh jasmani dan dilahirkan kembali sesuai dengan karmanya saat hidup.

Analoginya, atman ini mungkin mirip seperti seorang sopir yang berpindah-pindah kendaraan.

-----------

Konsep Reinkarnasi dalam Agama Buddha

Dalam Agama Buddha, sebenarnya konsep reinkarnasi tidak seperti itu, karena ada perbedaan dalam memahami tentang atman (baca ref no 2).

Konsep reinkarnasi dalam Agama Buddha jauh lebih kompleks dan untuk memahaminya, harus terlebih dahulu memahami konsep anatta dalam Agama Buddha.

Anatta bisa dikatakan adalah sebuah antitesis dari konsep Atman, karena tidak ada Atman yang berpindah-pindah dari satu tubuh jasmani ke tubuh jasmani yang berikutnya, maka tentu saja, konsep reinkarnasi dalam Buddha pun jadi berbeda dibandingkan konsep reinkarnasi dalam Agama Hindu.

Gbr diambil dr Freepik

-----------

Konsep Anatta

Sedikit lebih mendalam tentang konsep Anatta. Konsep anatta berkaitan erat dengan konsep lainnya yaitu Anicca (ketidak kekalan).

Anicca, secara sederhana saja, bahwa tidak ada di dalam dunia ini yang kekal adanya. Segala sesuatunya selalu berubah, tidak permanen. Dengan sendirinya konsep ini, menolak keberadaan Atman yang kekal dan tidak berubah. Dalam konsep yang umumnya dipahami tentang reinkarnasi, Atman yang kekal, cuma berpindah-pindah dari satu kehidupan jasmani, ke kehidupan jasmani berikutnya.

Jadi kalau atman tidak ada, atau tidak mempunyai sifat yang kekal, lalu siapa aku?

Di sinilah masuk yang namanya Anatta, atau no-self, atau kalau boleh ane bahasakan : tidak ada AKU.

"Aku" atau self, hanyalah sebuah produk psikologis yang timbul dari adanya penyatuan 5 faktor (atau istilah Buddhist-nya skandha) : tubuh jasmani, sensasi, persepsi, impuls dan kesadaran. Contoh yang paling mudah adalah ketika kita pingsan, ketika kesadaran hilang, maka pada saat itu juga "aku" sebenarnya juga tidak ada.

Mungkin ada yang ingat perkataan Rene Descartes : cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada. Tentu saja itu benar dan karena itu benar, maka pernyataan sebaliknya : kalau tidak ada "aku" yang berpikir, artinya "aku" tidak ada. (Aljabar logika, kalau A = B, berarti Not A = Not B).

(Secara ilmu psikologi tumbuh kembang anak sendiri (baca ref no 3), maka umumnya para psikolog sepakat bahwa kesadaran akan diri sendiri atau self, mulai terbentuk pada anak-anak di kisaran usia dua tahun.)

Jadi di sini, digambarkan/disimpulkan bahwa keberadaan "aku yang tetap", sebenarnya hanyalah sebuah ilusi psikologis.

Gbr diambil dr fineartamerica.com

Dalam realitanya, "aku" adalah sesuatu yang terus berubah, lahir dan mati, karena perubahan salah satu atau lebih dari lima faktor yang membentuk "aku" = matinya sebuah versi "aku" dan lahirnya versi "aku" yang baru. Inilah versi reinkarnasi (yang ane pahami) dari Agama Buddha. Sehingga istilahnya juga sebenarnya bukan reinkarnasi, tapi rantai/siklus lahir dan mati.

Rantai siklus lahir-hidup-mati sendiri, terus menerus terjadi, termasuk sebelum jasmani makhluk itu sendiri meninggal dunia. Misalnya, seorang penjahat yang bertobat, artinya manusia yang lama (yang jahat) mati, dan lahir manusia yang baru/berikutnya (yang lebih baik). Dst.

------------

Konsep Reinkarnasi dalam Agama Buddha

Lalu dalam Agama Buddha, berarti apa yang terjadi ketika seseorang atau sesuatu, meninggal dunia?

Yang terjadi adalah terpisahnya unsur-unsur yang membentuk "aku", sebagian unsur yang bisa kita lihat adalah tubuh jasmani yang hancur membusuk. Menurut Buddha, selain tubuh jasmani (yang sebenarnya bisa dikatakan ber-"reinkarnasi", kalau reinkarnasi kita artikan sebagai perubahan dari satu hal ke hal yang lain), juga ada yang namanya energi karma.

Yaitu energi yang terbentuk selama manusia/makhluk itu hidup.

Energi karma ini, yang nantinya kemudian bersatu dengan unsur-unsur lain dan terlahir kembali sebagai makhluk hidup. Apakah itu orang yang sama? Jelas tidak. Apakah perbuatan orang yang meninggal itu berefek pada orang yang dilahirkan? Menurut Buddha iya, karena energi karma yang buruk akan membawa pengaruh yang buruk, dst.

Atau mungkin lebih tepatnya adalah, hukum sebab akibat. Melakukan A, akan menimbulkan energi karma A1, dan ketika meninggal dengan energi karma A1, ketika terlahir kembali dia akan menjadi makhluk A2.

Apakah mungkin satu orang meninggal, kemudian dilahirkan kembali menjadi lebih dari satu orang?

Tergantung bagaimana kita memahami energi karma tadi. Ane tidak berani mengatakan penafsiran/pemahaman ane sudah benar, tetapi setidaknya seperti salah satu sumber referensi (no 4), karena yang membentuk "aku" dalam unsur-unsur yang kemudian tercerai berai saat meninggal dunia, maka mungkin saja satu orang yang meninggal dunia terlahir kembali menjadi beberapa individu yang berbeda.

Sekali lagi, ingat konsep anatta dan anicca, yang menjadi antitesi dari konsep atman dalam Agama Hindhu.

Apakah dalam Agama Buddha tidak dikenal Atman?

Ane secara pribadi berpendapat, bahwa setidaknya menurut surangama suttra (ref no 1), Atman tetap ada. Hanya pengertian Buddha tentang Atman yang berbeda dengan pemahaman yang umumnya dipahami. Di mana "aku"-"aku" kecil yang tidak permanen ini, bisa dianalogikan seperti bias-bias sinar yang berasal dari "AKU" yang sejati/kekal atau Atman. (Btw, ini pemahaman ane pribadi yang belum sempat ane cross-check ke bhikku atau bhante, kalau salah ya koreksi saja.)

Gbr diambil dr www.tutorialspoint.com

------------

Sekian dan terimakasih.

Isi trit ini cuma berbagi pemahaman dan penafsiran ane yang mungkin juga salah dan kurang tepat.

Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi dan dimaafkan.
emoticon-Nyepi



Sumber referensi:
1. http://www.buddhanet.net/pdf_file/surangama.pdf
2. https://www.bbc.co.uk/bitesize/guide...cj6/revision/5
3. https://babysparks.com/2020/01/15/de...of-self-age-2/
4. https://www.theguardian.com/commenti...-reincarnation
Diubah oleh lonelylontong 19-04-2022 06:40
provocator3301
sabukhitam
Nikita41
Nikita41 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
4.3K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan