si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Si Adik Kesayangan Atau Si Anak Sultan ? Pelanggan Anonim Memesan Varian Khusus F-35
Kabar terbaru datang dari pesawat tempur generasi 5 yang paling banyak dibicarakan pada tahun ini, yakni F-35. Pada tanggal 27 Desember 2021, Lockheed Martin sebagai manufaktur pesawat F-35 dikabarkan telah menerima dana sekitar US$ 49 juta melalui program Foreign Military Sales (FMS) untuk mengembangkan varian khusus dari F-35 untuk pelanggan anonim. Sampai saat kontrak ini diterbitkan, belum diketahui negara mana yang telah memberikan kontrak pengembangan pesawat tersebut.

Di dalam kontrak yang sudah dipublikasikan tersebut, Lockheed Martin akan memulai pekerjaan pengembangan varian khusus F-35 di fasilitas produksi di Fort Worth, Texas (77%); Redondo Beach, California (14%); Orlando, Florida (6%); Baltimore, Maryland (1%); Owego, New York (1%) dan Samlesbury, Inggris (1%). Pekerjaan pengembangan varian F-35 ini diharapkan akan selesai pada Desember 2026.

Tampaknya sangat tidak mungkin bahwa varian F-35 baru akan ditujukan untuk pelanggan baru yang sebelumnya tidak diumumkan. Dan skan sangat tidak biasa bagi Amerika Serikat untuk memberikan kontrak pengembangan varian F-35 untuk pelanggan yang belum setuju untuk membeli pesawat. Sementara itu Naval Air Systems Command (NAVAIR) juga tidak memberi keterangan lebih lanjut, NAVAIR sendiri bukan hanya berfungsi sebagai agen kontrak untuk semua pelanggan F-35 tetapi juga kantor perwakilan program FMS F-35 yang lebih dikenal sebagai Joint Program Office.



Antara Si Adik Kesayangan Atau Si Anak Sultan ?


Dan terkait kabar pemesanan varian khusus F-35 ini, dua nama negara muncul ke permukaan. Yang pertama adalah Israel yang sudah seperti adik kandung pertama Paman Sam di Timur Tengah, dan yang kedua adalah United Arab Emirates (UAE) yang dikenal sebagai si anak sultan. Kedua negara ini memang sama-sama tertarik untuk membeli F-35. Bedanya, Israel sudah mendapat F-35, sementara UAE belum. TS akan bahas UAE terlebih dahulu.

Meski sebenarnya UAE sudah memutuskan untuk memborong 80 unit Rafale dari Prancis, tapi sebenarnya mereka masih berminat mengakuisisi F-35. Namun, pembicaraan soal F-35 UAE sekarang terhenti. Pasalnya AS tidak mau mengirim F-35 karena takut teknologi pada jet tempur itu dicuri oleh China. Sebagai tambahan informasi, jaringan 5G di UAE memakai teknologi Huawei. Dan AS menuduh jika China akan melakukan aksi spionasenya untuk mencuri teknologi F-35 di UAE melalui Huawei.

Namun, kini AS mulai melunak dan ingin membicarakan ulang kesepakatan pembelian pesawat tempur tersebut. Paman Sam tentu tidak akan melepaskan kontrak bernilai miliaran dollar dari UAE, akan tetapi selain permasalahan spionase China melalui Huawei, pengadaan F-35 UAE juga terganjal Israel. Negara itu takut kekuatan udaranya tersaingi oleh si anak sultan tersebut, makanya mereka terus melobi AS untuk meninjau ulang pembelian F-35 oleh UAE.


Quote:



Selain si anak sultan, adik kandung kesayangan AS (Israel) juga berpotensi menjadi negara yang memesan varian khusus F-35 ini. Sebagai tambahan informasi, Israel memang sebelumnya telah meminta perubahan yang lebih radikal untuk versi F-35I “Adir” pesanan mereka.

F-35I secara khusus dibuat untuk menempatkan berbagai peralatan buatan Israel, mulai dari senjata dan avionik. Selain itu modifikasi dan pengujian badan pesawat juga dikerjakan untuk pesawat pesanan sang adik kesayangan ini. Secara khusus, jet Israel akan memakai senjata yang dikembangkan Israel sendiri yang ditujukan untuk operasional F-35I, senjata itu mencakup bom berpemandu presisi Rafael SPICE, juga rudal udara-ke-udara dan senjata lainnya.

F-35I juga menambahkan sistem komunikasi khusus dan sistem peperangan elektronik, yang sebelumnya akan diuji secara lokal terlebih dahulu. Jet ini secara keseluruhan juga berbeda dari F-35A lainnya, berkat kemampuan Israel untuk menginstal perangkat lunak buatan sendiri yang berbeda. Mereka menginstal perangkat lunak pada F-35I memakai sistem bernama Autonomic Logistics Information System (ALIS), sistem ini juga menangani banyak fungsi misi penting lainnya pada F-35I.


Quote:



Kontrak baru yang diterima Lockheed baru-baru ini mungkin merupakan kelanjutan pekerjaan yang sudah berlangsung sebelumnya yang bisa berlaku untuk Israel. Pada tahun 2018, Lockheed memenangkan kontrak untuk mengembangkan modifikasi khusus Israel di bawah upaya produksi Block 3F+, dengan pekerjaan yang akan berjalan hingga akhir tahun ini. Kontrak baru kali ini bisa jadi cara untuk memperpanjang pekerjaan upgrade F-35I itu.

Israel di masa lalu juga berupaya memperluas jangkauan armada F-35I-nya dengan memasukkan tangki bahan bakar eksternal dan bahkan tangki bahan bakar konformal, meski sampai saat ini niatan itu belum terwujud. Salah satu dari dua keinginan Israel itu akan sangat berguna untuk serangan jarak jauh yang kemungkinan akan menggunakan F-35I. Kontrak kepada Lockheed mungkin ada hubungannya dengan pekerjaan integrasi yang terkait dengan kedia sistem ini.

Punya agenda penting untuk menghancurkan situs nuklir Iran, Israel sepertinya tertarik untuk memasang tangki bahan bakar tambahan pada F-35I. Seperti yang kita tahu, jarak jelajah F-35 sangat terbatas. Untuk menambah daya jelajahnya diperlukan pemasangan tangki bahan bakar internal atau tangki konformal.

Tanpa tangki bahan bakar tambahan, Israel punya opsi memakai pesawat tanker untuk menambah daya jelajah F-35I. Tetapi pesanan KC-46A Pegasus buatan Boeing sepertinya akan tiba pada tahun 2024/2025, sementara permintaan untuk memepercepat pengiriman Pegasus telah ditolak AS. Jadi, memodifikasi F-35I dengan memasang tangki bahan bakar tambahan, bisa jadi pilihan yang logis.



Jika Nama Pelanggan Tidak Disebutkan, Bisa Jadi Pelanggan Itu Adalah Singapura Atau Finlandia


Ini hanyalah opini dan dugaan saja, tapi bisa jadi Singapura menjadi negara yang memesan varian khusus ini. Seperti yang sudah banyak diberitakan, negara yang luasnya beda tipis dengan Jakarta ini telah memesan varian F-35B. Dan kelak akan menjadi negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang mengoperasikan F-35. Sementara itu Kongres AS sudah menyetujui penjualan pesawat tersebut. Resminya Singapura memang hanya memesan 4 unit F-35B dengan opsi membeli 8 unit tambahan, dan dilihat dari jadwal pengiriman, Singapura akan menerima F-35B pertama pada tahun 2026.

Waktu pengiriman F-35B Singapura memang identik dengan batas kontrak pengembangan yang diberikan kepada Lockheed, dugaan ini diperkuat oleh permintaan Singapura yang tidak ingin nama negaranya disebut dalam kontak Foreign Military Sales (FMS) karena alasan masalah keamanan operasional. Singapura, seperti Israel, secara tradisional membutuhkan kemampuan unik tambahan untuk diintegrasikan ke dalam jet tempurnya.

Singapura akan menjadi pengguna pertama yang mengoperasikan jet versi STOVL secara eksklusif dari pangkalan berbasis darat dan mungkin memerlukan modifikasi pada pesawatnya agar sesuai dengan konsep operasinya yang unik. Empat jet pertama Singapura akan digunakan untuk mengevaluasi apakah F-35 benar-benar cocok untuk negara kecil itu, yang juga dapat menunjukkan pesawat yang dikonfigurasi lebih khusus untuk tujuan pengujian.

Faktanya, Singapura mungkin juga ingin menggabungkan beberapa sistem peperangan elektronik atau sistem senjata yang sama dengan yang dipasang Israel di F-35I. Hubungan kedua negara memang semakin menguat di bidang industri militer, hal ini semakin memperkuat dugaan tersebut.


Quote:



Salah satu faktor lain yang spesifik untuk Singapura sebagai negara pemesan varian khusus F-35 adalah kemampuan pengisian bahan bakar untuk varian F-35B yang telah dipilihnya. Model STOVL dan F-35C dilengkapi dengan sistem pengisian bahan bakar memakai probe and drogue, yang berbeda dengan sistem pengisian bahan bakar F-15SG dan F-16 Angkatan Udara Singapura. 

Kemungkinan Singapura ingin merubah sistem pengisian bahan bakar pada F-35B pesanannya, dengan memakai sistem flying boom seperti di armada F-15 dan F-16 mereka. Merubah F-35B dengan metode pengisian bahan bakar flying boom akan memberikan kompatibilitas dengan pesawat A330 Multi-Role Tanker Transport (MRTT).

Meski MRTT juga memiliki pod di ujung sayapnya untuk pengisian bahan bakar dengan metode probe and drogue yang sudah kompatibel dengan F-35B, akan tetapi perubahan sistem pengisian bahan bakar pada F-35B akan menawarkan kecepatan transfer bahan bakar yang jauh lebih besar dan dapat menjadi kemampuan yang menarik bagi Singapura.



Quote:



Sementara itu negara pemberi kontrak untuk Lockheed pada 27 Desember tahun ini bisa jadi merujuk kepada Finlandia, negara ini telah sepakat untuk membeli 64 unit F-35A, di mana kontraknya sudah ditandatangani pada akhir tahun ini. Berkebalikan dengan Singapura, Finlandia dikabarkan ingin merubah sistem pengisian bahan bakar di udara pada F-35A memakai sistem probe and drogue.

Seperti yang kita ketahui varian F-35A merupakan varian standar untuk kebutuhan Angkatan Udara AS, yang memakai sistem pengisian bahan bakar di udara dengan metode flying boom. Sama seperti sistem yang terdapat pada F-15 dan F-16. Alasan Finlandia ingin memakai sistem probe and drogue untuk F-35A mereka adalah karena sebelumnya negara ini memakai F/A-18C/D yang juga memakai sistem probe and drogue.

Jika membeli varian standar, itu artinya Finlandia butuh pesawat tanker baru untuk menyusui F-35 pesanannya kelak. Namun, modifikasi pada sistem pengisian bahan bakar di udara pada F-35A bukan hal yang mengejutkan. Lockheed sendiri sudah mengantisipasi adanya permintaan modifikasi semacam itu jauh-jauh hari. Selain Finlandia, kemungkinan Kanada juga akan meminta modifikasi yang sama pada F-35A pesanannya. Karena saat ini mereka juga memakai varian F/A-18A/B/C/D Hornet yang memaki sistem pengisian bahan bakar probe and drogue.


Quote:



Pelanggan F-35 non-blok lainnya, Swiss, mungkin juga ingin memasukkan beberapa modifikasi khusus dalam jetnya, dan mengubah desain untuk menggunakan sejumlah komponen tertentu. Namun, baik Finlandia dan Swiss mengharapkan untuk mendapatkan F-35 pertama mereka pada tahun 2025, setahun sebelum pekerjaan akan diselesaikan berdasarkan kontrak ini.

Sementara itu ada kontrak lain terkait modifikasi khusus F-35 untuk pelanggan FMS pada tahun ini. Namun, meski detailnya terbatas, kontrak-kontrak sebelumnya dikabarkan senilai US$ 13,7 juta adalah untuk "mendukung upaya pemeliharaan sistem udara serta instrumen uji penerbangan," yang sekali lagi dapat menunjuk ke jet uji khusus milik Israel.


Varian Khusus Bukan Berarti Lebih Canggih


Dengan dana pengembangan US$ 49 juta, biaya ini sebenarnya relatif sedikit untuk F-35 yang dikenal super mahal. Dan dengan tenggat waktu pengembangan sekitar 4 tahun lagi, kemungkinan tidak akan ada perubahan radikal pada pesawat F-35 tersebut. Sebagai contoh, sebelumnya Lockheed juga mendapat kontrak untuk merubah konfigurasi F-35A milik Norwegia. Norwegia sebelumnya telah meminta Lockheed untuk menambahkan sistem drag chute pada F-35A yang sudah dibelinya.

Kemungkinan varian khusus F-35 yang sedang dikerjakan kali ini hanya akan merubah sedikit konfigurasi pesawat, dan dari semua varian F-35, yang paling mungkin untuk dirubah konfigurasinya adalah varian F-35A dan F-35B. Sementara F-35C sendiri sampai saat ini belum dibeli oleh negara lain.


Quote:



Sementara itu beberapa pengamat mengatakan jika pesawat khusus yang akan dibangun Lockheed mungkin adalah varian "downgrade" yang dikembangkan untuk pelanggan yang lebih sensitif dengan kekhawatiran khusus seputar kemampuan untuk operasional atau masalah keamanan. Jika merujuk kedua masalah ini, Taiwan dan UAE cocok dengan deskripsi tersebut. Tapi Taiwan sudah memutuskan membeli 66 unit F-16 Viper, jadi kemungkinan Taiwan untuk memesan F-35 varian khusus ini sangat kecil.

Entah Israel, UAE, Singapura atau Finlandia, negara-negara ini kemungkinan yang memberi kontrak tersebut. Tetapi kemungkinan kontrak ini mengarah pada perubahan sistem pengisian bahan bakar F-35 atau penambahan tangki bahan bakar eksternal, namun ini baru dugaan.

Tetapi dari beberapa negara yang muncul, nama Israel dan UAE adalah yang terdepan. Israel butuh F-35 varian khusus untuk menggempur situs nuklir Iran, dengan memasang tangki bahan bakar eksternal atau tangki konformal, mereka bisa memperpanjang nafas F-35 dalam misi penerbangan jarak jauhnya. Sementara UAE akan diberi varian downgrade untuk antisipasi kekhawatiran atas aksi spionase China melalui Huawei. Entah mana yang benar, ini hanya opini dan dugaan TS saja. Lalu, bagaimana pendapat agan soal kontrak misterius ini ?



-------




Referensi Tulisan: TheDrive.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
makola
gabener.edan
jerryreality513
jerryreality513 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
9.3K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan