Welcome back to my thread.



Siapa yang asing dengan Batam? Tentunya tak ada, bukan? Karena nyatanya banyak yang mengelu-elukan kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau ini. Bagaimana tidak? banyak sekali hal-hal yang terkenal dan menggiurkan dari kota Batam ini.

Bayangkan dulu, Batam adalah kawasan bebas pajak. Surganya para penggila belanja. Dunia hiburan yang tiada matinya. Berpenghasilan besar adalah iming-imingnya. Sehingga, banyak orang yang mencoba mengadu nasib di sana.

Batam merupakan kawasan industri, tempat-tempat mewah adalah hal yang lumrah. Barang murah? silahkan cek sendiri.

Pengusaha-pengusaha banyak membuka cabang usahanya bahkan membuka usahanya di sana karena banyaknya keuntungan yang akan didapatkan. Para pengadu nasibpun ngiler dengan iming-iming yang terlalu menggiurkan itu.



Para pengusaha tinggal dalam hunian dengan harga beli milyaran rupiah, mulai dari rumah mewah, penthouse, hingga mansion. Hotel bintang satu samlai bintang lima pun adalah hal-hal yang nampak dari kejauhan sana.

Tapi, bagi para masyarakat berpengalaman rendah, mampukah membeli hal yang demikian? jawabannya pasti tidak, dan tentunya hal itu tak dapat disamaratakan.



Banyaknya iming-iming uang yang akan didapatkan membuat banyak manusia dari berbagai bagian Indonesia berlomba-lomba untuk menuju ke sana, hingga munculah kawasan kumuh dan liar bagi mereka yang tak sanggup membayar sewa sebuah rumah.

Hingga banyak persoalan-persoalan tersebut tahukah Gansist tentang persoalan asal-usul nama Batam?

Dari sumber yang Ane baca, asal-usul nama Batam ternyata terdiri dari beberapa versi.

Yang pertama adalah nama Batam yang terdapat dalam buku "Patahnya Gunung Daik" yang ditulis oleh Drs. Abdul Razak. Yang mana dalam buku tersebut disebutkan bahwa Batammerupakan akronim dari Batu Ampar yang merujuk lada hikayat Si Badang dan Putri Tumasik yang merupakan hikayat yang banyak dikenal oleh masyarakat melayu.

Versi lain menjelaskan bahwa nama Batam berawal dari Batang. Konon katanya, ketika pertama kalinya semenanjung tercipta, kawasan tersebut merupakan kawasan yang labil. Hingga sang dewa penunggu semenanjung pun meletakkan banyak batang pohon untuk melindungi semenanjung itu.

Lalu ada lagi versi lain yaitu dalam hikayat yang berjudul "Dari Nongsa ke Pulang Terong" yang ditulis oleh Abdul Basyid dan Raja Erwan. Dalam versi ini nama Batam diambil dari kata "Pelanduk Putih" entah bagaimana akronimnya intinya kisah ini juga membuat penamaan Batam menjadi beragam.

Versi yang terakhir adalah sebuah plesetan dari manusia-manusia yang mengadu nasib di sana. Katanya Batam adalah Bila Anda Tiba, Anda Menyesal atau Bila Anda Tabah, Anda Menang. Dua kalimat ini adalah pemacu semangat para orang yang mengadu nasib di sana.

Salam sukses untuk para urban di Batam.

Cmiiw



Sumber