wadonsuburAvatar border
TS
wadonsubur
[COC] Pantang Takut Naik Bis Kramat Djati Sendirian


Hallo gansis, balik lagi dengan ane wadonsuburyang masih luar biasa karena biasa di luar, semoga kalian kuat baca thread ini sampai habis walaupun intro ane nyebelin.
Oke-oke langsung ajah yah. Thread kali ini ane akan bahas tentang bis sekalian ikut COC dari Bismania Kaskus (BIMAKUS), so stay tuned yah emoticon-Big Grin




Sedikit Nostalgia dengan Kramat Djati
Seiring dengan murahnya harga tiket kereta, pesawat dan kesempatan untuk cuti karena ane udah kerja, saat ini ane jarang naik bis apalagi bis malam yang menempuh jarak jauh. Walaupun sudah jarang naik bis malam tapi ane punya pengalaman berkesan waktu masih kecil dulu. Ane asli Surabaya gan dan ane punya dua tante yang tinggal di Jakarta dan Bandung. Sebagai cucu tertua di keluarga mama ane, kalau libur sekolah ane sering diajak eyang ane untuk ikut berkunjung ke Jakarta atau Bandung itu, tentunya naik bis malam. Pilihan keluarga kami adalah bis Kramat Djati, bisa dibilang beberapa crew bis tersebut hapal dengan eyang ane dan semuanya ramah-ramah.

Pilihan kami naik bis selain harganya yang murah, rumah kami ada di perbatasan Surabaya yang mana lebih dekat untuk ke terminal daripada ke stasiun, terus turunnya bisa di pinggir jalan deket rumah tante ane, jadi tinggal naik becak atau angkot. Apalagi promo yang diterapkan saat itu wow banget. Kalau ngumpulin 10 tiket dengan nama yang sama, bisa ditukar dengan 1 tiket sekali jalan, lumayan kan daripada lu manyun emoticon-Stick Out Tongue

Dulu, belum ada aplikasi online untuk pemesanan tiket, jadi kami beli tiketnya langsung ke terminal dan milih tempat duduk pada selembar kertas yang disediakan crew. Kalau nggak sempat ke terminal, bisa langsung telepon. Yang paling ane inget dari bentukan tiket bis, di dalemnya ada kupon makan gitu yang nantinya disobek dan dituker untuk jatah makan malem. Tahun segitu rasanya udah mewah sih naik bis AC dapet makan pula.

Kalau orang lain takut duduk di kursi paling depan, ane yang saat itu masih kecil (sekitar TK sampai SD) malah antusias duduk di kursi terdepan. Rasanya tuh kayak nonton game race dengan layar yang lega, mirip nonton di bioskop gitu rasanya emoticon-Big GrinTerus duduk di depan itu kan lebih cepat kalau turun di pantura untuk makan malem, jadi nggak perlu dapet antrian di belakang, heuheu.

Kenekatan yang Hakiki
Ada satu pengalaman ane yang kalau diingat dan dipikir-pikir agak mengkhawatirkan, tapi ane bisa survive (halah lebay). Jadi saat itu ane masih kelas 2 SD, ane ikut eyang ane liburan ke rumah tante ane di Jakarta. Ane agak lupa detailnya gimana, kalau nggak salah tiket balik ke Surabaya sudah hampir habis, cuma sisa satu seat sedangkan kita bertiga dan keluarga ane nggak mau naik bis selain Kramat Djati. Dannnnn, ane harus cepet pulang karena liburan sudah selesai.

Jadi mau nggak mau ane harus pulang ke Surabaya sendirian!

Yaaaaaaaaaa.... anak umur 8 tahun, kelas 2 SD naik bis sendirian! Ane yang masih imut, lugu dan polos (pada saat itu) nggak punya pikiran macem-macem jadi ya iyah-iyah ajah. Sebelum berangkat, ane dititipin sama kondektur dan supir bisnya, dititipin juga ke penumpang yang duduk di sebelah ane, disuruh ngapalin plat nomernya dan dikasih petunjuk cara turun pas sampai terminal bis Purabaya (Bungurasih).

Ane yang saat itu nggak kenal rasa takut, cuman manggut-manggut ajah. Toh ane udah sering naik bis Kramat Djati, udah tau juga turunnya gimana, masuk bis biar nggak ketuker gimana. Pokoknya ane berani banget dah.

Selama perjalanan, kondektur bis dan supirnya perhatian banget ama ane. Ane terus diajak ngobrol bahkan ditungguin pas habis makan malem di jalur pantura, mungkin khawatir ane salah naik kali yah, hahahaha.

“Ke Surabaya sendiriiaaan? Mama Papanya mana? Kamu kok berani sih?” pertanyaan jamak yang ditanyain penumpang lain pas ngobrol sama ane, anak perempuan kecil lugu yang berwajah innocent (halah lagi)

Tapi asli, ane nggak takut dan nggak khawatir sama sekali selama di jalan, ane cuma anggap ini perjalan biasa aja sih. Sampai di terminal Purabaya, mama papa ane jemput, dan kondektur sendiri yang menyerah terima-kan ane ke ortu (udah kayak mahar aja yee). Ortu ane pun berterima kasih sama kondektur dan supir yang sudah bantuin jagain ane.

Dan ane hidup bahagia selamanya......... Tsaaaah.....

Nggak ding, berhubung ini bukan negeri dongeng, mama ane dimarahin mertuanya (alias eyang ane dari pihak papa). Karena bisa-bisanya ngebolehin ane yang imut, cerewet tapi cerdas ini (duluuuu ane seimut itu, sekarang mah enggak) melakukan perjalanan jarak jauh naik bis sendirian, gelo juga sih! Tapi namanya darah bonek sudah mengalir, anenya lempeng-lempeng aja. Malah nggak kapok naik bis walaupun nggak pernah sendirian lagi, hehhehehehe.

Sampai sekarang bis Kramat Djati masih tetap di hati keluarga ane kok, mungkin ke depannya ane mau naik bis malam lagi kalau memang liburnya panjang. Semoga pelayanan crewnya masih tetap ramah seperti yang kami selalu ingat dan armadanya tetep bagus emoticon-Cool
rendyprasetyyo
evywahyuni
ibnutiangfei
ibnutiangfei dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan