Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

asikasikaja77Avatar border
TS
asikasikaja77
Ketika Ekonomi Dan Restu Orang Tua Membuatku Meninggalkannya

Dari beberapa kali menjalin hubungan, ane pernah merasakan betapa sakitnya mengakhiri sebuah hubungan karena keadaan ekonomi yang berbeda ditambah orang tua yang tidak merestui.

Ane berasal dari keluarga kalangan menengah bawah. Bokap hanyalah seorang PNS biasa dan ibu hanya seorang ibu rumah tangga. Walaupun berasal dari kalangan menengah kebawah, kebutuhan kami selalu bisa dipenuhi oleh bokap. Entah bagaimana caranya, yang pasti bokap sangat bertanggung jawab pada seluruh anggota keluarganya.



Dulu saat ane berkuliah, di angkatan ane ada seorang perempuan yang lumayan cantik dan pintar. Selain itu dia adalah orang yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja. Bisa dibilang dia merupakan salah satu perempuan di angkatan ane yang punya banyak teman.

Singkat cerita, ane dan dia dipertemukan dalam satu kelompok. Dan karena sering membahas tentang tugas kelompok, ngerjain bareng, buat slide presentasi hingga nemenin ngeprint kita semakin deket. Nah saat bantu ngeprint tugas itu ane kaget sekaget-kagetnya begitu tau rumahnya yang berada di sebuah cluster. Bahkan saat pager rumahnya dibuka, parkirannya itu masih bisa menampung 2 mobil lagi, padahal udah ada 2 mobil yang terpakir disitu.

Dari tugas kelompok itulah kita semakin dekat dan jadi sering berada dalam satu kelompok. Kebetulan dia ini pinter dan tekun, sedangkan ane lebih ke pemahaman penggunaan software dan siap untuk bikin laporan tugas kapan aja. 



Dulu yang ane kira bahwa anak orang kaya itu hidupnya hedon dan gak bisa diajak makan disembarang tempat ternyata salah, dia justru kebalikannya. Bahkan saat kita sudah resmi pacaranpun dia yang membantu mengelola keuangan ane yang suka habis sebelum waktunya. Sudah kaya, bisa mengelola keuangan, tentu sejahtera masa tuanya.

Yang ane suka dari dia adalah masih mau terima bila di traktir ya walaupun kadang-kadang nolak juga. Meski ane tau dia berasal dari keluarga kaya, sebagai laki-laki tengsin juga kalo ane gak pernah neraktir dia kalo ane ajak jalan. 

Singkat cerita, beberapa bulan berpacaran, saat libur kuliah, ane ceritakan pacar baru ane ini ke nyokap ane. Ane ceritain semua tentangnya, dari orangnya yang baik dan ramah sampe kondisi rumahnya yang udah kayak istana. Tapi bukannya menjadi pendengar yang baik, kali ini nyokap malah jadi penceramah yang ulung. 

"Ibu minta kamu tinggalin dia, cari yang perekonomiannya sama dengan kita, ibu gak mau jadi omongan orang-orang, ibu gak mau dianggap numpang kaya" Ucap ibuku. "Kamu harus sadar diri, kamu ini siapa, dari keluarga apa, carilah yang perekonomiannya sama denganmu lalu jadi kaya bersamanya, kalo seperti itu ibu lebih tenang dan bangga". Lanjutnya.

Mendengar ucapan nyokap, jujur ane sangat sedih. Disaat ane lagi sayang-sayangnya sama dia, justru nyokap tidak merestui. Tapi ucapan nyokap juga tidak ada salahnya, lebih baik ane mencari yang sama dalam segi ekonomi dan kaya bersama daripada numpang kaya sama mertua.

Sejak dulu prinsipku selalu mengutamakan orang tua ketimbang segalanya. Jadi ketika orang tua sudah tidak merestui, mau gak mau harus ane ikuti. Karena ane gak mau dicap sebagai anak yang pembangkang.

Memasukki semester baru, ane bilang padanya untuk mensudahi hubungan yang masih seumur jagung ini. Tapi yang ane jadiin alasan tentunya bukan karena alasan nyokap. Ane sadar apa yang nyokap bilang itu jangan sampe dia tau.

"Kita kayaknya udahan aja deh" Ucap ane waktu itu.

"Kenapa?" Tanyanya dengan wajah kaget.

"Aku pengen udahan aja" Jawab ane, jujur ini pertama kalinya ane mutusin orang, karena biasanya ane yang diputusin.

"Kenapa? Kok udahan?" Tanyanya lagi. Ane yang bener-bener bingung nyari alesan apa akhirnya pergi ninggalin dia. Dan akhirnya ane milih untuk menjauh dan jaga jarak dengannya. Ane tau dia tulus sayang sama ane, bahkan hingga ane bilang putuspun sahabatnya masih suka nanyain alasan ane mutusin dia. Tapi karena ane sendiri bingung mau jawab apa jadinya ya gak pernah ane jawab.

Terakhir ane tau dia udah punya yang baru lagi. Kebetulan kita wisuda bareng, nah pas mau ane samperin dan kasih selamat ternyata dia udah ada pria lain. Anepun memilih putar arah dan mengurung niatan untuk memberinya selamat. Ya meski udah cukup lama kita putus, namun masih ada rasa nyesek aja kalo dia udah bahagia sama yang lain.

Meninggalkan orang yang kita sayang tentu berat banget, namun lebih berat kalo kita gak bisa nurutin keinginan orang tua yang sayang sama kita dari kecil.

Sumber: True Story Ane

0
297
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan