Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

buana.newsAvatar border
TS
buana.news
Pemberlakukan Jam Malam, Pemerintah Aceh Disinyalir Sedang Berburu Hantu


Banda Aceh, Buana.News – Pemberlakuan jam malam di Aceh untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 dinilai sedang berburu hantu, pasalnya terkesan tingginya penyebaran Covid-19 terjadi pada malam hari.
Padahal, pemberlakuan jam malam justru sangat berisiko penyebaran Covid-19 pada siang hari, karena masyarakat akan keluar secara serentak pada siang hari.


Pernyataan tersebut disampaikan Muhammad Daud, SKM., M.Si ketua Ikatan Alumni Magister Ilmu Kebencanaan (IKAMIK) Unsyiah, melalui Release Pres yang di terima media ini, Jum’at (03/04).

“Pemberlakuan jam malam justru sangat berisiko penyebaran virus Corona pada siang hari karena masyarakat akan keluar secara serentak pada siang hari dan saling berinteraksi” Ungkap Muhammad Daud

Menurut Muhammad Daud, jika pemerintah tidak mampu melakukan lockdown, maka langkah yang paling strategis yang harus dilakukan adalah memperketat masyarakat menggunakan alat pelindung diri setiap keluar dari rumah, supaya terhindar dari penularan atau sebaliknya mencegah menularkan kepada orang lain, karena Covid-19 menular dari manusia ke manusia bukan melalui jalan raya ataupun cuaca, sehingga tidak perlu memberlakukan jam malam yang justru akan sia-sia.


Selain pemberlakuan jam malam, aksi penutupan jalan dan lorong dengan memasang portal hampir menyeluruh terjadi sebagai upaya kontrol terhadap pendatang dari luar ke desa mereka yang dianggap membawa wabah Covid-19, belum lagi ada yang melakukan pemalangan jalan dengan menggunakan paku atau menutup mati akses.

Padahal tindakan pemalangan jalan justru berisiko terhadap terjadinya bencana lainnya seperti kebakaran dan evakuasi gempa bumi yang berpotensi Tsunami. Pada saat kebakaran misalnya pemadam kebakaran akan menghabiskan waktu beberapa saat untuk membuka portal yang ditutup mati seharusnya mereka sudah menanggulangi bencana tersebut


“Resiko lainnya yang paling parah adalah terjadinya penyebaran Covid-19 terhadap penjaga portal akibat berkumpul ramai-ramai, sementara yang lain dipaksakan menghindari keramaian” Jelas Muhammad Daud yang selama ini fokus dalam isu bencana dan kesehatan di Aceh.

Daud menambahkan untuk memantau pendatang dari luar yang dianggap pembawa wabah virus Corona tidak perlu menutup akses jalan, cukup melakukan kontrol yang baik melalui kepala lorong masing-masing desa. (Red).


Sumber
lina.wh
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.1K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan