Selamat pagi kaskuser dan pembaca setia akun katakhoi. Selamat beraktivitas kembali dengan semangat dan harapan yang tinggi. Salam sejahtera dan selalu bahagia.

Ada begitu banyak orang yang lebih memilih berkata apa saja yang ia inginkan daripada memilih berpikir lebih dulu apa yang harus ia ucapkan. Tidak sedikit orang-orang yang memikirkan efek apa saja yang akan diterima orang lain karena ucapannya. Di dunia ini tidak semua orang sehebat kamu, tidak semua orang perasaannya sekuat kamu. Ada begitu banyak orang yang mudah rapuh dan tersinggung karena omongan orang lain.

Parahnya, jika omongan atau bahkan berupa makian itu ditelan mentah-mentah, maka efek sampingnya bisa saja depresi. Bisa saja kita bilang, "Jangan lemah! Diomongin gitu aja depresi." Tapi pernahkah berpikir jika suatu saat hal itu terjadi kepada kita juga? Apa yang orang depresi rasakan akan berbalik kepada kita, bagaimana jika itu terjadi? Bukankah sebagai manusia kita memiliki hak untuk menjaga perkataan kita agar tidak menyakiti orang lain? Lalu mengapa hanya hak berbicara saja yang diterapkan? Sedangkan hak menjaga pembicaraan tidak diterapkan.

Merosotnya rasa bahagia dan raut wajah yang ceria, membuat orang depresi begitu tertekan dalam menjalani kehidupan. Pun dengan perasaannya yang tertekan orang depresi tidak bisa berpikir dengan tenang. Ada banyak faktor yang memengaruhi orang menjadi depresi, salah satunya komentar negatif bahkan omongan-omongan yang menjatuhkannya secara langsung. Tanpa kita sadari, hal itu membuat orang benar-benar tertekan dan ujung-ujungnya menjadi depresi.

Saat seseorang menjadi depresi, saat itu juga yang ia rasakan hanyalah kesedihan, kekhawatiran, penekanan, dan perasaan-perasaan muram lainnya. Dan otomatis saat seseorang berada di posisi terendah sebuah kehidupan, sedikit atau banyak ia akan kehilangan harapannya untuk hidup. Apalagi orang depresi. Jangankan untuk memikirkan harapannya, otaknya hanya dipenuhi rada tertekan. Maka dari itu, betapa pentingnya ucapan terhadap orang lain, karena efek dari ucapan yang tidak terkontrol itu bisa saja membuat orang lain menjadi depresi.

Yang tadinya senang berkumpul dengan orang lain, yang tadinya lebih suka menghabiskan waktu dengan orang lain, tetapi tiba-tiba jadi menyendiri dan kehilangan rasa untuk bersosialisasi. Itulah yang dirasakan oleh orang depresi. Rasa takut yang berlebihan membuat mereka enggan untuk keluar dari kesendiriannya. Dan ini sangat berbahaya. Pemikiran orang depresi jauh lebih berbahaya daripada pemikiran orang yang hanya stres biasa. Apalagi jika ia hanya ingin menghabiskan sendiri, besar kemungkinan ia pun berani jika sampai menghilangkan nyawanya sendiri.

Namanya juga orang depresi, ia tidak mungkin merasa bahagia. Dan memang kita tidak bisa mengatur orang lain untuk berkata apa terhadap kita, tetapi coba deh bayangin gimana seandainya kita berada di posisi orang yang lagi depresi. Hidup pasti dipenuhi tekanan dan tentunya menderita. Dengan berpikir seperti itu, tanpa sadar kita telah meminimalisir hal-hal yang akan membuat orang lain depresi. Jaga ucapan dan tindakan, jangan menghakimi orang lain sebelum tahu apa masalahnya.

Pada kenyataannya, kasus di lapangan tentang bunuh diri karena depresi, itu sudah banyak terjadi. Setiap manusia memiliki perasaan, termasuk orang depresi juga. Bisa saja mereka awalnya memiliki hati yang sekuat baja, setegar batu karang, tetapi karena terus menerus dihakimi oleh orang lain, di situlah ia menjadi orang depresi. Orang yang sedang depresi itu tidak bisa berpikir jernih, apa pun akan mereka lakukan termasuk mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Nah, itulah penjelasan dari 5 hal yang dirasakan orang depresi. Semoga kita adalah orang-orang yang bisa menjaga ucapan agar tidak menyakiti hati orang lain. Dan ingat, jangan menghakimi orang lain seenaknya.