NiikhaAvatar border
TS
Niikha
Terang dan Gelap


“Bagaimana akan terang qalb(hati) seseorang yang gambar dunia terbayang jelas dalam cermin qalbnya. Atau bagaimana akan menuju Allah, padahal ia masih terikat (terbelenggu) oleh syahwat (cinta berlebihan pada materi). Atau bagaimana ia akan bisa masuk hadhirat Allah, sedangkan ia belum suci dari kelalaiannya, yang di sini diibaratkan sebagai janabat-nya. Atau bagaimana bisa berharap akan mengerti rahasia yang mendalam (daqaaiqal asroor), sedangkan ia belum bertaubat dari kekeliruan-kekeliruannya.”


Dalam terjemahnya, Ustadz Salim Bahreisy ra mensyarah sbb:
Barkumpulnya dua hal yang berlawanan dalam satu tempat dan masa adalah mustahil, sebagaimana berkumpulnya antara diam dengan gerak, antara terang dan gelap. Demikian pula nur iman berlawanan dengan kegelapan yang ditimbulkan karena selalu berharap/bersandar kepada selain Allah. Begitu pun bersuluk/berjalan menuju Allah juga harus bebas dari belenggu hawa nafsu dan syahwat supaya sampai kepada Allah.

Allah berfirman:
“..Bertakwalah kepada Allah, dan Allah yang akan mengajarkan ilmu kepadamu..” (QS. Al-Baqarah[2]:282)

Dan Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah diaketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum diaketahui.”

Suatu saat, Ahmad bin Hambal ra. bertemu dengan Ahmad bin Abil-Hawari, berkata Ahmad bin Hambal ra.: Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah kau dapatkan dari gurumu Abu Sulaiman ra.
Ibnu Abil-Hawari menjawab: Bacalah Subhanallah tetapi tanpa disertai rasa kekaguman. Setelah Ahmad bin Hambal membaca “Subhanallah” maka berkata Ibnu Abil-Hawari:
“Aku telah mendengar Abu Sulaiman ra. berkata: “Apabila qalb(hati) manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, niscaya akan terbang ke alam malakut, kemudian kembali dengan membawa berbagai ilmu hikmah dengan tanpa berhajat pada guru.”
Ahmad bin Hambal ra setelah mendengar keterangan itu langsung berdiri dan duduk di tempatnya sampai tiga kali, lalu berkata: ‘Belum pernah aku mendengar keterangan seperti ini sejak aku masuk Islam. Beliau sungguh merasa puas dan sangat gembira menerima keterangan itu, lalu beliau membaca hadits Rasulullah saw tentang ilmu seperti di atas.

Sedangkan Syarah Syeikh Fadhlala Haeri dalam terjemahnya:

Qalb laksana cermin, yang memantulkan apa yang dihadapi dan diinginkannya. Cermin ini tertarik pada apa-apa yang diinginkannya dan menolak apa-apa yang ingin dihindarinya. Bila qalb yang ikhlas menghadap pada Nur Ilahi, maka ia memantulkan kebenaran yang mendalam, namun bila qalb menghadap pada dunia yang penuh perubahan dan perselisihan, maka ia akan memantulkan godaan-godaan dan realitas yang fana.

Qalb tidak bisa tercerahkan oleh penglihatan batin spiritual, jika ia tertutup dan ternoda oleh cinta-dunia, nafsu dan keinginan. Qalb harus dipersembahkan semata-mata untuk tujuan awalnya, yaitu jalan tauhid yang absolut. Allahu Ahad.

Sahabats,

Hidup kita ini sangat remeh dan singkat masanya bila dibandingkan dengan Agungnya penciptaan dan Harapan Allah kepada kita sebagai manusia. Nah oleh sebab itu marilah kita tidak menyia-nyiakan sedikit kesempatan yang kita miliki dengan kehidupan rutin yang biasa-biasa saja. Qalb hamba-hamba Allah al-mukhlasin (yang diikhlaskan-Nya) sangat sedikit jumlahnya saat ini, itu pun Allah sembunyikan keberadaannya di antara keramaian semu dunia ini. Marilah kita berjuang keras dan cerdas untuk menemukan al-mukhlasin tersebut, dan setelah menemukannya, kita bergaul santun agar kita memperoleh ilmu, hikmah, serta bimbingan dan barokah dari beliau-beliau tersebut.

Hanya dengan mengamalkan secara kaffah (total paripurna) bimbingan al-mukhlasiin lah kita bisa mencapai Dia Al-Ahad, insya Allah.

Laa haula wa laa quwwata illa billahi. []


Hikmah 14


“Alam semesta (al-kaun) itu kesemuanya berupa kegelapan, sedang penerangnya, adalah dzahirnya (tampilnya) al-Haq (Allah) di dalamnya, maka barangsiapa melihat alam semesta namun tidak menyaksikan Al-Haq di dalamnya, atau padanya, atau sebelumnya, atau sesudahnya, maka benar-benar ia telah tersilaukan oleh wujud cahaya-cahaya, dan telah terhijab (tertutup) ia dari matahari ma’rifat oleh awan-awan jejak penciptaan.”


Ustadz Salim Bahreisy dalam syarahnya menulis:
Alam semesta yang mulanya tidak ada (adam) memang gelap, sedang yang mendhohirkannya sehingga berupa kenyataan, hanya kekuasaan Allah padanya, karena itu siapa yang melihat sesuatu benda di alam ini, kemudian tidak terlihat olehnya kebesaran kekuasaan Allah yang ada pada benda itu, sebelum atau sesudahnya, berarti ia telah disilaukan oleh cahaya. Bagaikan ia melihat cahaya yang terang, lalu ia mengira tidak ada sumber cahya lain yang juga merupakan sumber nyala cahaya yang dilhatnya tersebut. Padahal sebenarnya alam seisinya ini pada hakikatnya terlihat semata-mata karena cahaya Allah semata.

Sedangkan Syaikh Fadhlala Haeri mensyarah:
Meskipun seluruh alam ini diciptakan dari nur ilahi, tetapi semua wujudnya tampil sebagai cahaya dan bayang-bayang, baik dan buruk, siang dan malam. Jika seorang pencari spiritual tidak melihat Allah yang memancarkan nur-Nya di balik semua ini, berarti ia sedang diliputi kebingungan terhadap permainan bayang-bayang eksistensial dan awan-awan realitas yang berubah-ubah. Penciptaan manusia mempunyai makna dan tujuannya sendiri, yang berasal dari nur azali, yakni sebab yang selalu ada di balik perubahan-perubahan fenomena duniawi yang tampak.

______________________________________________________

Sahabat, mari dengan sepenuh kesadaran atas segala kelemahan kita dibanding Dia A’ala, kita hayati secara nurani firman Allah berikut:

“Allah Cahaya lelangit dan bumi..” (QS. An-Nuur[24]:35)
Laa haula wa laa quwwata illa billahi.
https://alhikmah00.blogspot.com/2020...at-13.html?m=1
0
361
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan