NyimazzzAvatar border
TS
Nyimazzz
Prank; Hidup Tidak Se-bercanda Itu.




Entah siapa yang pertama memulai, tapi konten-konten di media sosial yang isinya nge-prank orang lain itu bagi saya menyebalkan. Walaupun pada akhirnya orang yang kena prank akan diberi hadiah, tapi saya rasa bercanda nggak begitu-begitu amat, gansist!

Merasa banyak keuntungan yang bisa didapat dari sebuah media sosial, masyarakat Indonesia lama-lama semakin bersaing untuk menampilkan konten yang menarik agar bisa mendapatkan banyak perhatian dari warganet. Salah satunya dengan nge-prank.

Menggoda orang lain sampai membuatnya putus asa, marah, menangis bahkan merasa tidak tahu harus melakukan apa lagi. Bagi orang lain mungkin itu lucu, mereka tertarik untuk melihat konten tersebut, mungkin juga ikut menertawakan. Tapi bagi saya; sama sekali tidak.

Contoh: mengabari orang tua bahwa anaknya tertangkap polisi karena membawa narkoba, dengan niatnya membawa beberapa orang berseragam polisi mendatangi orang tuanya. Pada akhirnya saat diberi tahu bahwa ini hanyalah sebuah prank, guyonan, mungkin mereka bakal tertawa. Tapi apa kalian tahu bagaimana di dalam hatinya? Orang tua mana yang tidak panik bila mendapat kabar seperti itu? Kalau orang tuanya jantungan bagaimana? Mau kalian tanggung jawab?
Hal ini pernah terjadi pada artis yang mantan anggota DPR, Venna Melinda.




Contoh lagi: Dewi Perssik pernah di-prank yang menyebutkan bahwa suaminya punya banyak hutang, tidak tanggung-tanggung sampai 500 juta! Setengah milyar, gansist! Saat itu datang beberapa orang berpakaian serba hitam dengan tampang sangar bergaya ala debt collector. Dewi Perssik tentu saja marah pada suaminya, belum lagi kejadian prank itu di depan orang banyak (walaupun semuanya kru prank juga). Pasti akan merasa malu lah, merasa dibohongi oleh suami itu pasti. Akhirnya, Dewi Perssik pergi meninggalkan tempat itu bersama supirnya.
Baper?
Ya jelas! Menurut ngana?
Saya pun mungkin akan melakukan hal yang sama bila itu terjadi pada saya. Marah, kecewa, kesal, emosi itu bikin tekanan darah kita naik lho. Dan itu sangat menguras energi.



Yang sedang amat sangat viral adalah: nge-prank driver ojek online. Kebanyakan metodenya adalah membatalkan pesanan makanan atau minuman yang sudah dibeli. Memang pada akhirnya driver ini akan diberi hadiah. Tapi apa kalian paham bagaimana perasaannya? Apalagi bila driver adalah satu-satunya mata pencaharian bagi mereka.
Apa kalian tahu bagaimana takutnya mereka kehilangan pekerjaan? Apa kalian tahu bagaimana rasanya sudah membelanjakan barang pesanan dengan uang pribadi lalu dibatalkan? Resiko tidak dapat ganti, tidak dapat poin, dan malah rugi?
Apa kalian tahu bahwa hal ini akan berpengaruh pada kinerja para driver nantinya? Bukan tidak mungkin mereka jadi takut mengambil orderan karena ngeri akan dibatalkan, bukan tidak mungkin pula malah ada beberapa orang yang berharap bahwa ini adalah prank dan mereka mengharapkan hadiah uang tunai?



Saya rasa kita semua pernah diajarkan bagaimana etika memberi, bahwa sebaiknya saat tangan kanan memberi, tangan kiri pun tak perlu tahu. Apalagi sampai kita jadikan konten media sosial demi mendapatkan tanda hati dan atensi para warganet. Bila memang berniat memberi ya memberi sajalah. Jangan dijadikan bahan bercandaan yang juga tidak lucu jadinya. Pikirkan dulu sebab akibat yang bisa terjadi saat kalian berencana membuat sebuah konten. Saya yakin masih banyak kok konsep lain yang bisa digunakan untuk sebuah konten tanpa membuat orang lain menjadi trauma.




***

Terima kasih sudah mampir ke thread saya, teman-teman. Yang mau berkomentar, silakan. Asalkan sopan dan bisa memancing diskusi yang baik.

***

Sumber gambar: Google
gpandita
ikcai
sebelahblog
sebelahblog dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.7K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan