Hai Agansista jumpa lagi di trit Ane.
Baru aja Ane pulang liat karnaval, eh curcol nih ceritanya .
Tapi bener Gansis, emang seru banget saat melihat karnaval, baju adatnya banyak dan macem-macem, juga kreatif banget. Ternyata Ane baru menyadari begitu banyaknya keragaman bangsa kita hanya melalui karnaval saja, belum pulau dan kekayaan alam lainnya. Dan yang Ane banggain adalah persatuan dan kesatuannya. Ibarat sehelai lidi itu kalo di pukulin ke tiang bakal patah, tapi jika dikumpulin dan diikat jadi satu, gak bakal patah dipukulin ke tiang.

Maka dari itu, Ane harap Indonesia akan tetap kokoh seperti ikatan sapu lidi tadi. Jangan sampai kita terpecah belah karena perbedaan apalagi rasisme, seperti kejadian akhir-akhir ini tentang rasisme, yang dialami saudara kita dari papua. Sangat disayangkan jika hal positif yang dimiliki Indonesia ini terberai sia-sia karena suatu perbedaan.

Untuk itu kita janganlah berbuat rasisme. Meskipun tidak dipungkiri kejadian seperti ini akan selalu ada. Ane juga sering melihat kejadian rasisme dilingkungan Ane antara lain:

1. Dilingkungan keluarga.

Hal ini biasanya terjadi jika dalam sebuah keluarga orang tua berbeda suku. Biasanya ada saja yang kadang keluar dari ucapan masing-masing tentang rasisme, baik disengaja atau tidak seperti " Kalo kamu nurun keluarga Ayah, maka akan pintar". Lah memangnya si ibu gimana?



atau kadang kala mereka mengatakan pada anaknya untuk berhubungan sesama suku, mereka biasanya lebih berat jika anaknya berpacaran dengan berbeda suku, dengan berbagai alasan yang kadang justru menjadi sifat rasisme. Tanpa disadari hal tersebut membuat jurang pembatas antara suku lainnya.

2. Lingkungan sekolah

Nah, biasanya hal ini terjadi dan banyak dialami oleh sesama siswa. Ane sering melihat mereka di bully karena perbedaan yang dialami. Baik kulit yang gelap, rambut yang keriting, badan yang pendek dll. Termasuk perbedaan suku, kadang kala, mereka tidak mau berteman dengan siswa yang tidak sedaerah.



Inilah yang Ane alami sendiri saat masih sekolah dasar. Ane sampai ingat betapa Ane menjadi siswa yang jarang bergaul. Baru saat SMP banyak siswa dari berbagai suku yang ada dilingkungan sekolah sehingga sosialisasi Ane semakin baik.

3. Lingkungan sosial



Lingkungan sosial adalah dimana kita berada, bisa tetangga, teman kerja maupun lainnya. Disini pula kadang Ane temui banyak sekali perbedaan antara pemikiran masyarakat, ada yang toleransi, maupun yang merasa asing dengan keberadaan orang yang bukan asli daerahnya. Mereka membatasi pergaulan karena perbedaan, tetapi ada pula yang toleransi dan mau menerima serta belajar tentang kebudayaan masing-masing suku atau ras.

Itulah sebagian contoh dari rasisme yang ada dilingkungan kita. Mari kita semua menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan bersatu padu, bahu-membahu dan tolong-menolong terhadap sesama. Agar tercipta hubungan yang damai.

Sekian trit dari Ane dan terimakasih

Sumber : Opini pribadi

Sumber gambar
Sumber gambar
Sumber gambar
Sumber gambar