polaris96Avatar border
TS
polaris96
Creepypasta


PESAN TERAKHIR

[Keren gilaa! Lu udah lihat status dia, Beb?]

Tiba-tiba, teman dunia mayaku, Ade memulai obrolan lewat messenger. Terpaksa aku membuka beranda facebook lalu mencari status satu akun yang dimaksud olehnya.

[Hmm ... yang mana sih, Say? Status dia kan banyak tadi.]

[Lu lihat lagi, deh, yang istimewa pokoknya, bertabur kata-kata dan diksi yang indah.]

[Oh ... bentar. gue cari lagi. Sekeren apa sih? Gue jadi penasaran.]

[Sumpah! Gue surprise banget lihatnya juga. Bikin meleleh hati. Lu lihat, kan? Di ujungnya dia tulis untuk seseorang, yaitu inisial nama gue.]
Dia kasih emot love yang panjang.

[Ya. terus? Gue harus koprol gitu, De?]
Geli sih sebenernya.

[Elaaah, jangan julid, deh. Gue belum pernah dikasih puisi romantis kayak gitu. Sekalipun suami gue.]

[Haha ... derita Lo, De!]

Mulai deh. Habis itu dia pasti akan cerita betapa kaku bin kanebonya Mas Gee, suaminya. Boro-boro memberi puisi, ulang tahun aja suka lupa, gak pernah ngasih bunga atau hadiah, bla bla bla. Aku sudah hapal di luar kepala semua keluhannya.

Sudah hampir setahun ini Ade menjalin cinta terlarang dengan Bayu--Sang Pujangga--meski hanya lewat dunia maya. Walau sebenarnya tidak hanya dia yang sering digombalin olehnya. Banyak perempuan yang tergila-gila pada sosoknya yang misterius itu, tapi perempuan lugu itu terlanjur kesengsem dengan rayuannya. Sampai berani video call dan entah sampai di mana mereka menjalin kasih dengan pria unik itu, sampai muak aku menyimak curhatannya.

Terkadang aku heran, mengapa orang-orang itu selalu saja mengeluh. Terlihat dari postingan mereka di beranda. Masih jomlo pasang status galau pengen cepet nikah. Udah punya laki masih saja mengeluh lakinya gak romantis, kurang duit, gak peka, dan sebagainya. Ada yang kaya, banyak duit ngeluh juga karena belum punya anak. Giliran udah punya anak, ngomel-ngomel gara-gara anaknya hobi main game, susah diatur dan seterusnya. Terus, kapan sih kalian bahagianya?

*
Malam itu seperti biasa mataku enggan terpejam. Kubuka facebook untuk melihat timeline sekalian memposting satu tulisan receh di sana.

Tiba-tiba ada pesan masuk, dari seseorang yang beberapa bulan ini intens berkomunikasi denganku. Lelaki dengan usia terpaut 7 tahun. Ade mengenalkanku dengannya. Awalnya basa basi di chat, lama-lama dia suka curhat, dan aku merasa nyaman ngobrol dengannya.

[Belum tidur. Yang?]

[Udah ....] sambil ngikik.

[Dasar! Gemesin. Kangen ... ketemuan yuk? Aku udah gak tahan nih.]

[Hmmm ....] mulai deg-degan di dada.

[Kenapa? Kok gitu sih? Gak suka ketemu aku?]

[Bukan begitu, Mas. Oke deh, tapi aku yang tentuin waktu dan tempatnya, ya?]

[Ok, Deal!]

*
Dua bulan kemudian, aku melihat di beranda facebook ada berita yang cukup membuat heboh dunia maya. Berita tentang seorang pria yang meninggal di suatu kamar kontrakan.

Ia meninggal dalam pelukan perempuan selingkuhannya, yang tak lama kemudian menjadi seorang pesakitan di rumah sakit jiwa.

Semakin mengejutkan lagi ternyata perempuan itu tak lain adalah Ade, sahabatku di dunia maya.

Ting!
Kusentuh tanda biru yang menyala.

[Hai, Sayang. Nanti malam jadi, kan?]

[Jadi dong, di Kafe Daun, ya?]

[Oke, aku pakai kemeja biru garis hitam. Kamu?]

[Nanti kamu pasti bisa ngenalin aku.] pipiku terasa menghangat.

[Can hardly wait.]

[Me too, see you.]

[See you.]

Segera kurapikan barang-barang yang berserakan di meja, setelah beberapa minggu kutinggalkan pergi ke luar kota.

Kubungkus dalam kain hitam, boneka Voodoo dengan noda merah kecoklatan yang penuh dengan jarum dan paku yang menusuk di seluruh badan dan kepalanya.

Masih teringat ketika kurapal mantera dan menyebut namanya, lalu menusuk tubuhnya dengan paku. Darah merembes membasahi tanganku. Tak puas dengan itu, kutusukkan jarum di kepalanya, berulang kali. Kubayangkan dia dan otaknya yang mesum itu hancur hingga tak sadarkan diri. Aku lakukan itu berulang kali dalam beberapa hari, hingga memastikan kalau dia di sana sudah mati.

Berjalan perlahan ke tanah kosong di belakang rumah yang sepi, lalu aku gali lobang yang cukup dalam untuk mengubur bungkusan kain itu.

Terdengar suara gagak menggaok di atas dahan pohon randu besar di sudut kebun sebelah rumah. Sejenak bulu kuduk meremang, tapi aku tak peduli, bertekad menuntaskan semuanya sebelum malam tiba.

Setelah itu kubersihkan tangan yang belepotan tanah, lalu segera kuraih gawai. Menghapus chat terakhir yang berisi pertengkaranku dengan Bayu, lelaki sialan itu.

Tak lupa kuhapus juga pesan terakhir Ade yang mengabarkan dia habis bertengkar dengan suaminya dan nekat lari bersama Bayu beberapa minggu yang lalu.

Peluh membanjiri bajuku. Aku bergegas mandi dan mempersiapkan diri, memakai busana yang indah untuk pertemuan pertamaku dengan si dia malam nanti.

Ah, senang rasanya. Akhirnya aku bisa bertemu dengan Mas Gee. Kekasih di dunia maya yang sebentar lagi menjadi nyata.

Tamat

Cibinong, 17.06.2019
Diubah oleh polaris96 26-06-2019 19:44
storm69
anita.sutanty
anita.sutanty dan storm69 memberi reputasi
2
1.3K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan