rulfhiAvatar border
TS
rulfhi
Jurnal Pemilu, Panitia TPS Bergelut Dengan Surat Suara


Jurnal Pemilu, Panitia TPS Bergelut Dengan Surat Suara

Gerbang sekolah sudah terbuka lebar. Dua orang hansip terlihat berjaga di dekat gerbang itu. Satu dari dua hansip itu menyapa saya. Saya balik menyapanya. Pagi itu sekitar jam setengah tujuh, saya sudah tiba di sekolah. Bukan untuk bersekolah atau mengajar di sana. Sekolah itu adalah Sekolah SD Negeri Majalaya XI yang menjadi lokasi pemungutan suara di RW saya. Ruangan kelas disulap menjadi area TPS, total ada tiga TPS di sana.

Entah kenapa saya cukup degdegan dengan Pemilu serempak yang jatuh pada Rabu, 17 April 2019. Mungkin karena saya bukan hanya menjadi penyoblos, namun merangkap menjadi salah satu saksi dari partai peserta Pemilu. Tentu ini menjadi pengalaman pertama kali saya menjadi saksi. Saya harus tiba lebih awal sebelum TPS di buka, sebab saya harus menyaksikan kotak suara itu dibuka dengan keadaan yang masih tersegel.

Setelah perangkat pemungutan suara lengkap, dan jumlah surat suara dicatat, sekitar pukul 7 pagi TPS di buka. Saya pun duduk di dalam beserta panitia TPS lainnya. Saya tak sendiri menjadi saksi, ada tiga saksi lainnya yang turut hadir hari itu. Jam sudah menujukan jam 8, tetapi para pemilih masih belum juga datang. Ketua KPPS, Pak Dana berkata “biasanya ramenya nanti pukul delapan, jam segini mah masih pada dagang.” Benar saja apa yang jam 10 para pemilih mulai berdatangan. Bahkan kursi tunggu pun penuh. Mereka harus mengantri, sebab satu orang kira-kira menghabiskan waktu 5 menit di bilik suara. Wajar saya mereka harus menyoblos lima surat suara yang terdiri dari Presiden, DPR RI, Provinsi, DPD dan Kabupaten.

Melihat para pemilih berdatangan, saya merasa senang. Saya merasa bangga dengan warga di tempat saya yang antusias menyambut pemilu. Tentu ini hal yang baik, saya rasa. Jam sudah menunjukan pukul 12 siang, surat suara sudah terlihat sudah mulai menipis. Hingga penutupan TPS pada pukul 1 siang jumlah surat suara yang terpakai 215 dari 265 yang tersedia. Untuk daftar pemilih tetap tercatat sebanyakl 259.

Proses perhitungan suara pun tiba, kotak suara dibuka mulai dari presiden. Saya beserta para saksi lainnya memastikan bahwa surat suara itu sah atau tidak. Para petugas TPS itu menjalankan tugasnya masing-masing, mulai dari yang mencatat peroleh suara, membuka surat suara dan lainnnya.

Lima kotak suara yang meski kami hitung nyatanya memang membutuhkan waktu lama. Selain itu ini merupakan pemilu serempak pertama kali sehingga kami pun langsung berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan dalam proses perhitungan maupun penulisan hasil. Semenjak perhitungan suara dilakukan pada pukul 1 siang, kami baru dapat merampungkan perhitungan suara pada pukul 2 dini hari. Bahkan ada yang baru selesai menjelang adzan shubuh.

Terlihat mata lelah dari para panitia dan saya, namun kami terus bekerja demi tugas negara ini. Saya pun baru mengetahui bahwa hal serupa terjadi di penjuru lainnya di Indonesia. Ketika lelah kami saling bergantian untuk beristirahat.

Melihat proses perhitungan suara di TPS saja, saya yakin perhitungan suara seluruh di Indonesia memerlukan waktu yang cukup lama. Saya harap semua berjalan sesuai fungsinya, tak ada kecurangan atau hal lain yang tidak diinginkan.

Hormat untuk para panitia TPS seluruh Indonesia. Mereka pahlawan demokrasi. Tanpa mereka tidak akan terlaksana pemilu 2019.

 

Tulisan pengalaman TS pribadi
Foto dokumentasi pribadi


anasabila
anasabila memberi reputasi
1
435
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan