Dengar kata "korupsi" kira-kira apa yang ada di benak agan dan sis? Amarah, kesal, benci, atau dendam. Eits, apa pun itu tetap jaga hati yah. Hindari permusuhan, kebencian apalagi jika merembet ke tindakan kriminal.

Kok kriminal sih? Nah! Bila seseorang hak miliknya dicurangi, dirampas, digelapin. Gak bakal es moci tuh? Eh salah emosi. Apalagi bila hak rakyat kecil yang dipreteli. Korupsi gak terjadi di tahap yang gede-gede aja yah. Lapisan terbawah pun kena. Dududu ... bikin greget.

Sejujurnya  yang namanya politik-politikan gak pernah nyangkut di otakku. Otakku kayak keriting gitu kalo bahas atau baca yang politik-politikan. Hanya disebabkan event ini sebagai sarana yang disediakan oleh mimin dan momod KAS KUS guna menyalurkan saran, kritik, atau unek-unek sekali pun. Saya jadi memberanikan diri buat nulis thread gaje ini. Entah ini sejenis artikel atau apa. Saya juga kurang paham.

Sebagai anak penerus bangsa juga sebagai rakyat Indonesia. Rasanya miris lihat bangsaku kayak begini. Kemiskinan, kelaparan, anak putus sekolah. Dana bantuan dikempesin.

Maksudnya gini gansis. Dana untuk rakyat kecil kagak nyampe di tangan yang berhak. Salah satunya gini gansis. Raskin sekarung di peruntukkan buat rakyat kecil "Saya tekanin nih Khusus Rakyat Kecil", malah dikurangi isinya. Dari sekarung sisa 5 liter atau raskin yang katanya gratis malah di perjualbelikan kepada yang berhak menerima. Milik sendiri kok dibeli. Gimana tuh.

Belum lagi dana bantuan sekolah. Data-data dimintai. Katanya sih, buat dana beasiswa atau bantuan. Bulan, tahun gak ada kabarnya. Padahal dana sudah turun alias sudah tersalurkan. Bukan tersalurkan kepada yang berhak yah melainkan, tersalurkan ke kantong-kantong para koruptor.

Jika keserakahan merajalela di otak dan hati, yang namanya belas kasih, empati sudah raib. 'Boro-boro buat dia mending buat aku aja', itu kata setan dalam pikiran mereka.

Belum lagi data-data yang dimintai buat kepentingan lain. Nyatanya nihil.

Menurut saya nih. Memberantas korupsi itu mesti diawali dari pribadi itu sendiri.

Kembalikan ke diri sendiri. Andai kita digituin, keluarga kita, hak milik dirampas gimana tuh.

Hingga kiamat pun, yang namanya korupsi tetap akan ada apabila jiwa gak dibersihin dari keserakahan, "cuci hati"

Hargai hak milik orang lain. Pikirkan orang-orang yang dirampas haknya sebagai keluarga, saudara, adik/kakak atau pun sebagai orang tua. 

Yang utama nih ingat "Neraka"

Buka hati, buka nurani. Lihat orang-orang sekitar kita dan di pelosok-pelosok mana pun.

Anak-anak SD ke sekolah harus melewati sungai-sungai dengan hanya menggunakan seutas tali atau bilah-bilah papan yang kadang lapuk, juga ibu mereka yang rela menggendong, melewati seutas tali atau pun tanpa jembatan penyeberangan sekali pun. Dana-dana yang dikorupkan itu sebaiknya digunakan untuk infrastruktur jalan dan bangunan sekolah.

Begitu banyak di wilayah-wilayah terpencil tak terlihat bangunan sekolah berdiri.

Usahakan yang dibenahi jangan kota-kota besar saja. Daerah-daerah pelosok pun butuh yang namanya teknologi, jalan, sekolah bertaraf internasional.

Guru-guru honorer, bahkan ada guru-guru sukarelawan. Terkadang kediaman mereka dijadikan sekolah.

Dedikasi. Satu ini juga perlu. Apabila rasa tanggung jawab tersemat di benak. Korupsi mah lewat.

Intinya benahi iman . Tanpa itu, meskipun para koruptor dipenjara berkali-kali pun. Bila hati masih kotor, pikiran kotor. Tetap saja bersarang, netas dan netas terus.

Harapan saya semoga Pemilu 2019 bisa berjalan lancar tanpa ada kecurangan. Pemimpinnya amanah. Benar-benar memperhatikan rakyat terutama rakyat kecil. Gak umbar janji doank. Semoga Indonesiaku semakin jaya. Terutama aman dan damai. Tak ada peperangan dan perpecahan. Yang ada hanya peperangan terhadap perbuatan "korupsi" bukan perang pada si Koruptor itu sendiri dan semoga Indonesia makin makmur. Eitss ... bukan korupsinya yang makmur yah.