Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amrifelaAvatar border
TS
amrifela
Perjalanan hidup seseorang memang penuh misteri
Dulu, usai selesai sekolah saya pacaran dengan teman selama 6 tahun.
Saya ternyata cukup bodoh mempercayainya karena telah memberikan keperawanan pada dirinya.
Sehinggalah pada akhir tahun 2014, kami putus karena dia punya perempuan lain.
Berkali-kali saya cuba membujuknya, tetapi dia tetap tidak mau kembali bersama.
Karena dia sudah jumpa perempuan yang benar-benar sesuai dengan dia.
Habis, saya ini apa?
Sedih hati saya diperlakukan seperti itu.
Saya berputus asa, tetapi saya tidak dapat menerima kenyataan sampai saya pernah menjadi seperti mayat hidup.
Bayangkan berat 52kg jadi 40kg dan saya kerap sakit sebab saya hanya tidur 2 sampai 4 jam.
Ibu yang melihat pada waktu itu pun sudah berputus asa dengan sikap saya.
Sampailah Februari 2015, saat itu saya sudah stabil sedikit.
Ibu mau saya menikah. Saya tak fikir apa-apa, hanya mengangguk saja.
Saya ingatkan ibu tidak main-main, rupanya ia sudah ada calon.
Bulan Maret, kami bertunangan tanpa saya kenal siapa lelaki itu.
Selepas sebulan bertunangan, barulah dia menghubungi handphone saya.
Dia telepon ajak keluar beli barang untuk pernikahan.
Sebab kami akan menikah pada bulan September.
Waktu itu saya berdebar-debar, saya seperti tak percaya saya akan menikah.
Kami berjumpa pada pagi itu. Kata pertama yang dia katakan pada saya ialah,
“Ibu ingatkan saya pilih orang yang berjilbab,” katanya.
Ya saya tak berjilbab tetapi saya bukan jenis perempuan yang suka pakai pakaian yang seksi-seksi.
Saat itu memang saya kaget dengan kata-kata dia tetapi saya mendiamkan diri.
“Kalau tidak sesuai, kita bisa putus,” ujarku membalas perkataannya.
Dia hanya menggelengkan kepala.
Kami tidak banyak berbicara saat itu, hanya mencoba baju.
Dan dia suruh saya pilih seperangkat perhiasan.
Dia coba mau berbicara dengan saya.
Tetapi saya jadi tak bersemangat jika mendengar sindirannya tentang jilbab itu.
Hari demi hari, kami kerap keluar bersama.
Dan kami sudah menjadi nyambung saat berbicara.
Namun saya masih tidak punya perasaan terhadapnya.
Selepas malam raya itu, dia bertanya sesuatu yang membuatkan saya tidak bisa berlaku jujur.
“Kamu pernah tidur dengan lelaki?”
Saya tak mau menjawabnya karena itu aib sendiri.
Saya hanya katakan pada dia, “Kamu tidak perlu tahu."
"Kalau kamu ikhlas mau menjadikan saya sebagai istri."
"Tak perlu kamu tanyakan pertanyaan ini.”
Dia minta saya jawab dengan jujur tetapi saya tetap tidak mau menjawab hal itu dan hanya mendiamkan diri.
Oleh karena itu, dia mendiamkan saya selama 2 minggu.
Seminggu sebelum menikah menikah, dia menghubungi saya dan ajak pergi spa.
Saat keluar bersama, dia sudah tidak tanya tentang hal itu lagi.
Pada 19 September kami sah bergelar suami istri.
Saat itu sering saya menghindari untuk berdekatan dengannya dia.
Saya beri alasan tidur di rumah ibu sebab tidak sehat.
Dia pun terpaksa setuju. Pada hari keempat barulah saya dengan dia duduk bersama.
Itu pun karena kami pergi honeymoon.
Malam itu saya tahu dia kecewa tetapi karena mahu menjaga hati saya.
Selama 4 hari honeymoon itu dia melayani saya dengan begitu baik sekali.
Selepas honeymoon selsai, dia menghilangkan diri, tidak kembali ke rumah.
Hari pertama dan kedua dia tak kembali ke rumah, saya langsung tidak menghubunginya.
Saya menikah tanpa ada perasaan pada dia. Jadi saya tak terpikir apa pun.
Sehingga hari ketiga saya coba menghubunginya dan sms tetapi tidak dijawab.
Handphonenya dimatikan. Sehingga genap seminggu, panggilan tidak dijawab, WhatsApp yang saya kirim dibaca pada jam 4 pagi.
Jadi jam 3 pagi saya memberanikan diri pergi ke rumah ibu mertua jika dia tidur disana.
Namun mobil dia pun tidak ada. Hati saya kuat mengatakan dia marah tentang malam pertama kami.
Besoknya saya telepon kakak dia dan tanya tempat kerjanya.
Kakak dia terkejut sebab saya tak pernah tahu suami saya ada kantor sendiri.
Jadi saya terus pergi ke kantornya dan mencari dia. Saat itu pembantunya mengirimkan aku sebuah pesan.
“Kamu kembali ke rumah. Jangan cari saya saat ini,” katanya.
Hati saya sangat sedih pada saat itu. Kembali ke rumah terus terasa mau salat taubat.
Tiap malam saya salat taubat dan memohon Allah melembutkan hati suami.
Minggu kedua suami balik ke rumah, saya terus memeluk dia.
Berkali-kali saya meminta maaf. Dia berkata cuma perlu kejujuran dari saya. 
Tetapi saya pun meminta dia memahami keadaan.
Malam itu kami bersama-sama salat taubat. Kali ketiga dia menjadi imam saya.
Tetapi sejak dari hari itu saya sudah berubah.
Pagi-pagi usai salat, siapkan sarapan untuk dia. Sementara menunggu dia pulang kerja, saya melakukan bisnis online.
Saya bersyukur pada Allah sebab dia lelaki yang sempurna, penyayang dan perhatian.
Jika saya menangis, dia peluk saya. Dia bilang suka melihat saya menangis.
Tetapi itu semua kenangan saya dengan dia selama 6 bulan menikah.
Dia terlibat dalam kecelakaan dan meninggal saat dalam perjalanan pergi ke rumah sakit.
Dan yang paling menyedihkan saya ialah, saya tidak sempat memberitahu dia yang saya mengandung.
Kini bayi saya sudah dua bulan. Sedih sampai tidak tahu mau berkata apa.
Sekarang saya tinggal di rumah mertua. Mereka baik, jaga saya walaupun bukan lagi menantu mereka.
Dikala Allah menarik orang yang baru saya ingin cintai bersungguh-sungguh, Allah gantikan dengan seseorang. Mohd Taufiq Hidayat, semoga abang menjadi anak soleh buat mama, jadilah insan seperti papa.
Jujur hati saya sangat merindui dia yang banyak memberi perubahan dalam hidup saya walaupun dalam masa yang singkat.
Diubah oleh amrifela 05-03-2019 04:35
nona212
nona212 memberi reputasi
1
1.3K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan