Impresi: Aw, anime imut nih! Madoka Magica adalah anime magical girls semacam Sailor Moon dengan cerita ringan dan aksi yang keren. Madoka adalah gadis biasa yang dapat berubah menjadi magical girls, dan menyelamatkan dunia dari makhluk berbentuk kucing marshmallow, membawa harapan bagi umat manusia, dan menemui beberapa situasi yang lucu.

Reality: SURPRISE MADAFAKA! Madoka Magica sendiri itu anime paling menipu. This is the true form of "Don't judge a book by it's cover". Tema psikologis yang berat, gruesome, cadas, dan penuh keputusasaan. Ini produsernya pinter banget menyembunyikan warna sebenarnya dari anime ini.

Impresi: Watamote adalah seri yang cukup serius. MC-nya cewek berandalan yang menolak untuk tunduk pada aturan masyarakat, selalu mencoba untuk lepas dari 'kekangan' dengan penuh keyakinan. Seri ini mirip Devil May Cry, dengan cerita cadas dan kelam.

Reality: Watamote adalah seri slice of life tentang seorang cewek SMA yang super introvert, depresif, dan selalu merasa kesepian yang mencoba untuk menjadi populer. Hanya saja, setiap usahanya tidak membuahkan hasil, yang justru gagal secara konyol dan menyedihkan. Seri ini membuat penontonnya dilema, antara mau ikut ngetawain si cewek, atau merasa kasihan atas penderitaannya.

Impresi: School Days adalah anime romance komedi ababil dengan cerita yang klise, mirip Nisekoi. Si cowo dihadapkan dengan situasi berpotensi harem dan akan berakhir harus memilih satu cewek dari formasi haremnya. Akan ada banyak adegan blushing di bawah pohon sakura dengan angin berhembus, namun dengan beberapa adegan vulgar yang masih lumrah untuk anak metropolitan. Oh enaknya bisa menjadi anak muda!

Reality: Seri ini memang memulai ceritanya seperti ekspektasi penonton. Namun kian bertambah kacau sejak memasuki pertengahan. Banyak faktor kecemburuan dan keputusan bodoh dengan MC yang makin lama makin dibenci oleh penonton. Udah punya harem, tapi masih merasa enggak cukup. MC-nya benar-benar predator, tipe yang paling ane benci di karya fiksi. Anime ini mengakhiri kisahnya dengan ending yang fenomenal, cetar membahana di komunitas penggemar anime. Ending ini bisa jadi merupakan akhir yang realistis jika ada seseorang tetap mempertahankan haremnya selama mungkin.

Impresi: HxH adalah seri aksi petualangan shonen yang dapat agan tonton setiap hari Minggu bersama adik. Penonton akan belajar bagaimana melewati rintangan dan mengalahkan musuh berat untuk menggapai impian, bersama dengan kekuatan nakama, sambil bertualang mengelilingi dunia. Mirip One Piece!

Reality: HxH adalah salah satu seri shonen terkelam dalam satu dekade terakhir. Tokoh utamanya, Gon, berteman dengan Killua yang mana berasal dari keluarga pembunuh bayaran. Gon bertualang untuk mencari ayahnya. Namun, keadaan tidak seperti yang diharapkan. 

Impresi: Death Parade adalah anime penuh dengan permainan berkelas nan menyenangkan. Bersetting di suatu bar, dengan banyak perlengkapan permainan. Ada poker, dart, nge-dance, billiard, dan beberapa miras sebagai pencair suasana. But, something is fishy.Mungkin bakal ada beberapa elemen thriller karena ada taruhan. But it's okay lah.

Reality: Kisah thriller psikologi yang cerdas. Bar tersebut ternyata merupakan afterworld yang menghubungkan alam dunia dengan nirwana maupun kehampaan. Para tamu yang berkunjung disini adalah para arwah yang akan dinilai jiwanya oleh seorang juri. Penilaian menggunakan game, dengan 'taruhan' nyawa dan fitur-fitur unik dan kejam di setiap game-nya.

Impresi: Asobi Asobase, seperti judulnya, adalah anime bermain, dengan tokoh utama 3 cewek moe yang sangat innocent. Bersetting di pedesaan yang masih alami, dan banyak adegan yang menyejukkan hati melihat para cewek tersebut dengan riangnya bermain, so pure.

Reality: Ketawa terbahak-bahak sama lelucon mentah yang enggak pure sama sekali. Lelucon yang dibawa terlalu cadas dan kadang vulgar. Adegan slapstick pun sering bermunculan, dengan animasi-animasi yang terinspirasi dari film-film horror, dan ekspresi kelewat lebay yang menghancurkan reputasi innocentOP-nya secara fenomenal.

Impresi: Narutaru adalah anime slice of life yang menyenangkan dan beberapa komedi ringan. Dengan MC cewek dan beberapa kehadiran makhluk aneh berbentuk ikan, mirip Pokemon lah. Seri yang sangat berwarna dan ada beberapa pelajaran hidup yang kekanak-kanakan.

Reality: Seri ini memulai ceritanya dengan santai dan tepat pada jalur. Si cewek bertemu dan berteman dengan bayi naga yang berbentuk bintang laut, masih mirip Pokemon. Akan tetapi, plotnya berubah drastis menjadi gore dan disturbing. Si cewek diserang sama makhluk itu, setelah kakaknya terpenggal. Dia dijejali semacam cacing, lalu ditusuk itunya pakek kuku. This is some sick fantasy.

Impresi: Ini adalah anime romance komedi surreal dimana ada naga dan manusia berarmor di seluruh kota. Ada elemen fantasi juga, mirip Gintama. Di anime ini biasa terjadi orang mencuri roti panggang yang jadi sarapan menuju sekolah, mencegah plot klise.

Reality: Seri fantasy murni! Dengan bumbu romance komedi dan elemen game mirip Log Horizon. Emang sih, ini kan adaptasi game

Impresi: Wuih, anime dark magical girls mirip Madoka Magica nih! Mood-nya berat banget, dengan tone color kebanyakan gelap, dan ada beberapa cerita yang berakhir naas. Ini tipe anime yang harusnya dirilis underground karena mungkin memuat cerita yang kontroversial dan terlalu cadas bagi penonton awam.

Reality: Magipoka benar-benar anime magical girls yang fokus pada joke yang ringan, yang menjadi template utama genre magical girls. Harusnya Magipoka dan Madoka Magica bertukar OP tuh.

Impresi: Satu lagi seri yang moe! Kisah persahabatan cewek-cewek SMA dengan proporsi moe, cerita komedi yang menggelitik, bersetting di sekolah. Mirip Lucky Star!

Reality: Ternyata anime horror zombie, dimana ada beberapa karakter yang mati dan bangkit menjadi mayat hidup. Mereka terjebak di sekolah dan harus mempertahankan hidup dari serangan zombie yang menginvasi seluruh Jepang. Tapi elemen moe tetap dipertahankan disini. Karena OP nya memang menipu di awal, studio pun memberikan sedikit perubahan OP di episode 11 karena ceritanya sudah pada tahu.

referensi: ini