Di Jaman saat ini mencari pekerjaan sangat susah, jumlah penduduk semakin banyak, jumlah lulusan sarjana berjibun, dan otomatis peluang mencari kerja juga semakin mengecil. Ditambah lagi dengan kondisi ekonomi saat ini yang semakin hari semakin sulit, sehingga membuat beberapa perusahaan besar dan kecil ikut mengetatkan ikat pinggang. Karena persaingan mencari kerja bertambah banyak dengan jumlah lowongan yang sedikit maka, tidak heran bahwa calon kandidat karyawan ingin selalu menampilkan sesuatu terbaik yang dia punya, dan bahkan ironisnya sang calon karyawan rela memanipulasi, menambahkan secara berlebihan atau juga menyembunyikan data pribadi agar CV atau Biodata bisa mendongkrak ketertarikan sang rekruter/user.
Dan jangan heran jika agan melakukan pembohongan tadi maka taruhannya adalah di PECAT !!!
Saya akan kupas satu persatu , apa saja yang sering dilakukan para pelamar saat di melamar di suatu perusahaan :
1. Verifikasi Alamat (4,8%) , ada beberapa kandidat memalsukan alamat rumah atau bahkan membuat KTP palsu untuk melamar pekerjaan. Motifnya macam-macam : agar diakui sebagai warga setempat, sulit mendapatkan surat pindah/KTP asli,KTP asli hilang atau rencana berbuat kejahatan. Sebagai contoh nyata, beberapa bulan lalu kawan saya menerima seorang driver dan sdh melewati wawancara dan tes mengemudi. Tidak ada yang salah dengan yang bersangkutan tes bagus dan akhirnya diterima. Tidak ada waktu hitungan jam setelah ia diberikan mobil untuk melaksanakan tugasnya, sang sopir menghilang bersama mobilnya.
2. Umpan Balik tentang Hal yang Negatif dari Kandidat (16,7%), kandidat biasanya menyembunyikan hal negatif tentang dirinya berupa catatan kriminal, berbuat onar di kantor sebelumnya, menyerang mantan bos, atau perkelahian di tempat kerja dll. Atau saya juga pernah menemukan kasus pemalsuan Surat Tanda Kelakuan Baik dari polisi dan Surat Referensi Palsu Perusahaan sebelumnya.
3. Verifikasi Pendidikan (13.1%), Kandidat suka menyembunyikan status pendidikannya atau justru menambahkankannya atau kandidat suka berbohong soal almamater sebenarnya. Kebanyakan para kandidat suka menambahkan sendiri keahlian yg dia punya tanpa bukti sertifikasi atau yang paling parah para kandidat membuat ijazah/sertifikasi palsu. Ada juga yang membeli sertifikat, hanya numpang absen, datang ujian midtes atau datang ujian akhir.
4. Verifikasi Karyawan (64,3%), Kandidat suka menyembunyikan, atau menambahkan secara berlebihan soal pekerjaan yang pernah dia geluti. Bahkan tidak jarang para kandidat suka berbohong soal jabatan, tugas, dan keberhasilan yang pernah dicapai. Dulu saya pernah mendapati suatu kandidat berbohong soal pengalaman kerjanya, kami intinya tertarik dengan kandidat tersebut, krn dia akan mengisi posisi penting maka kami perlu verifikasi ke kantor lamanya. Tidak disangka ternyata kami mendapatkan ketidaksesuaian antara jabatan dan tanggungjawab bersangkutan. Dan akhirnya kami putuskan untuk batal merekrut orang tsb.
1. Berbohong Masa Kerja, Banyak Para kandidat mengisi Resume-nya tidak sesuai dengan apa yg pernah dicapai, misalnya adalah masa kerja dari kandidat tersebut. Dan yang lebih lucu lagi saya pernah menemukan antara tahun masuk kerja dan terakhir bekerja, setelah saya wawancarai kok tidak sama (bahkan saya tanyakan berkali-kali dng tujuan untuk kepastian saja).
2. Berbohong Tentang Pekerjaan Kandidat, Kandidat punya kecenderungan suka melebih-lebihkan tentang pekejaan lamanya, atau karena ingin diterima ditempat yang baru, maka kandidat berusaha untuk menyamakan posisi dan jabatannya. Saya pernah menemukan kebohongan para kandidat soal pekerjaan dan tanggung jawabnya, setelah saya tanyakan kpd yang bersangkutan ternyata berbeda dng apa yg saya pernah alami.
3. Berbohong Tentang Nama Perusahaan, Kandidat suka sekali berbohong mengenai pekejaan sebelumnya terutama dimana dia terakhir pernah bekerja atau kandidat juga sering menyebutkan perusahaan FIKTIF. Saya juga pernah menemu kandidat berbohong soal ini, kandidat pernah mengaku bekerja di perusahaan A, ternyata setelah saya wawancara dia tdk kenal seluk beluk perusahaan itu, mengapa? karena saya pernah bekerja di perusahaan A tsb.

1. Pada Tahap setelah penawaran tetapi sebelum kandidat bergabung, Ini tahapan paling aman dari perusahaan untuk menyeleksi latar belakang kandidat , cuma kelemahannya adalah HRD harus punya banyak waktu untuk meng-klarifikasi ke berbagai pihak terutama men-chek langsung ke lapangan
2. Pada Tahap Sebelum Penawaran Kerja, saya biasanya melakukan ini , artinya jika user cocok dan setuju untuk merekrut kandidat , maka HRD cukup punya watu untuk melakukan klarifikasi, biasanya ditahap ini saya banyak sekali mendapatkan informasi dari kandidat tsb.
3. Pada Tahap Masa Percobaan 1 Bulan atau 3 Bulan, Sistem ini sekarang yang dipakai hampir disemua perusahaan di Indonesia, menerapkan masa percobaan, jika kandidat mampu bekerja dengan baik dan sesuai dengan kriterianya maka kemungkinan untuk dijadikan pegawai tetap akan terbuka lebar.
1. Ya (22,1%) , Kami Di HRD pernah melakukan screening via sosial media, itu jika hanya diperlukan pada saat kita menginginkan informasi tambahan, tetapi ini bukan sebagai alat untuk justifikasi kandidat. Pernah saya menemukan seseorang kandidat di sosial media suka menggunakan kata-kata kotor dan berbau porno, dan saya harus mempertimbangkan itu untuk diterima sebagai karyawan.
2. Tidak (39,5%), ada beberapa alasan kenapa perusahaan tdk menggunakan sosial media sebagai screening kandidat, pertama tidak punya account, kedua butuh waktu untuk memeriksa kandidat, account kandidat di sosial media merupakan ekpresi dan privacy seseorang di dunia maya yg tdk bisa di ganggu gugat.
3. Mungkin Masa Mendatang (38,4%), kemungkinan beberapa perusahaan akan mempertimbangkan penggunaan sosial media sebagai alat untuk screening kandidat. Jadi hati-hati dan bijaklah jika agan menggunakan sosila media.
