Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

j.16Avatar border
TS
j.16
Senyum Untuk Tina
Senyum Untuk Tina




Sudah 3 hari ini Indah menikmati pekerjaan barunya sebagai seorang guru di tempat bimbingan belajar anak usia dini. Dia memang suka dengan dunia anak - anak, jadi ia memilih berhenti dari pekerjaannya yang dulu dan memilih menjadi guru disini.

"Hei, jangan lari - larian dong, Khafil..." Indah menegur salah satu muridnya yang sangat aktif. Suasana kelas semakin tidak terkendali, mereka berlarian kesana kemarin, ada juga yang sedang berebut mainan dan berceloteh dengan teman - temannya.

Namun ada seorang murid yang menarik perhatian Indah, tidak seperti temannya yang lain anak perempuan berusia 6 tahun itu hanya duduk dan menatap ke arah jendela. Indah masih memperhatikannya sampai bahunya ditepuk oleh orang lain.

"Liatin apa Bu Indah?" tanya bu Rika, yang juga salah satu guru disini.

"Itu namanya siapa ya Bu? Kelihatannya lagi sedih..." Karena baru, Indah belum begitu hafal dengan nama murid - muridnya, ia baru hafal pada murid yang aktif atau nakal.

"Oh, dia namanya Tina Bu, dia memang seperti itu. Anaknya pendiam banget dan ekspresinya selalu murung dan datar. Saya sama guru yang lain sampe capek bikin dia untuk seyum." jelas Bu Rika.

Bel pulang terdengar, semua murid bersorak kegirangan. Mereka begitu semangat berdoa dan bernyanyi sebelum pulang, kecuali Tina.

" See you again, see you again...

Welcome tomorrow again....

Goodbye... Goodbye... "5*


Satu persatu anak bersalaman dengan Bu Indah, wajah - wajah mereka ceria karena akhirnya bisa pulang setelah belajar disini.

"Sudah dijemput? Oke hati - hati ya pulangnya." pesan Indah pada semua muridnya yang sudah dijemput oleh orang tua masing - masing.

Kini hanya tersisa Tina dikelas yang masih menunggu dijemput. Anak itu belim juga beranjak dari tempat duduknya yang tadi.

"Belum jemput ya Tin?" tanya Bu Rika, Tina hanya menggelengkan kepala untuk menjawab. "Berarti kamu tunggu disini dulu." Tina hanya menatap datar keduanya.

Indah mendekati Tina ketika Bu Rika pamit keluar lebih dulu. "Hei..." sapanya ramah, "Namamu Tina ya?" Tina hanya mengangguk.

"Hari ini Tina dijemput siapa?" Indah masih berusaha bertanya. "Sama Mamah ya? Atau sama Papah?" Tina masih diam. "Wah pasti dijemput sama Mamah Papah terus diajak jalan - jalan deh beli mainan, cie senengnya..." katanya sedikit menggoda Tina, tapi anak itu tidak merespon. Bahkan dia sama sekali tidak melihat ke arah Indah yang sedang berbicara.

Benar kata Bu Rika, susah banget bikin Tina senyum. Jangankan senyum, noleh aja enggak! emoticon-NohopeBatin Indah.

***


Sudah tiga hari ini Indah berusaha agar lebih dekat dengan Tina, entahlah dia hanya tidak suka anak kecil seperti Tina selalu berwajah murung, tidak seperti anak - anak lainnya yang ceria dan mudah tertawa. Tak jarang juga muridnya itu curhat kepada Indah dan guru lainnya.

"Bu Indah tau nggak? Kemarin kata Mamahnya Khafil ngompol loh pas tidur hahaha..." cletuk Dhira, salah satu muridnya.

"Hahahahah..."

Semua muridnya tertawa mengetahui teman mereka yang paling nakal ternyata masih ngompol. Sementara Khafil terlihat malu, dan berusaha menyangkal. "Enggak aku nggak ngompol kok! Cuma pipis ditempat tidur aja."

Mendengar itu Indah ikut tertawa, "Iya itu sama aja ngompol Khafil..."

Hanya Tina yang sama sekali tidak tertawa, anak itu masih betah dengan ekspresi datar dan murungnya.

Bahkan ketika Indah melontarkan kalimat - kalimat lucu yang membuat muridnya kembali tertawa Tina bergeming, baginya tidak ada yang lucu dengan lelucon itu.


***


"Bu Rika sebenarnya Tina ada masalah apa ya?" tanya Indah ketika muridnya sudah pulang semua.

"Saya juga gak tau banyak sih. Tapi dia sekarang tinggal sama Budenya, orang tuanya cerai sekitar satu tahun lalu. Kata Budenya, dulu Tina anak yang ceria tapi beberapa bulan sebelum orang tuanya cerai dia jadi berubah pendiam."

Indah terdiam, dia merasa bersalah karena pernah menyinggung saat bertanya Papah dan Mamahnya.

"Orang tua Tina sekarang gak tau dimana, mereka sama - sama gak mau Tina ikut mereka. Tega banget ya mereka." lanjut Bu Rika.

"Jadi karena kasihan, Budenya yang sekarang merawat Tina. Kasihan anak itu, tapi susah banget ngehibur dia. Boro - boro ketawa, senyum dikit aja gak pernah!" Kata Bu Rika sambil mengemasi tasnya dan bersiap pulang.

"Budenya ikut sedih, Tina seperti membentengi dirinya dari orang lain padahal mereka tulus menyayangi dia." Bu Rika melihat ke arah handphonenya. "Ih kok jadi curhat sih, saya pulang duluan deh bu, dah..."

Indah melambaikan tangan pada Bu Rika yang sudah menjauh. Sekarang Indah mengerti kenapa sikap Tina begitu antipati pada orang lain, mungkin dia merasa kecewa karena kedua orangtuanya kandungannya saja tidak mau menerimanya. Jadi dia membentengi dirinya sendiri dari orang lain.

"Tina, Bu Indah janji. Kamu akan kembali tersenyum seperti dulu." katanya sebelum melangkahkan kakinya lagi.

End



Sumber : dok pribadi dan salah satu murid ts.
anasabila
provocator.3301
simplepaper
simplepaper dan 3 lainnya memberi reputasi
4
949
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan