Teruntuk Buah Hatiku,

Surat ini ayah tujukan untukmu sayang, engkaulah pelitaku di kala temaramnya kehidupan menaungi diriku.

Ayah tak akan mengajarimu berjalan, berlari, menangis atau tertawa karena pastinya secara alami kamu akan bisa dengan sendirinya, ayah hanya menjagamu agar kau tak cidera. Begitu juga ayah tak akan menuntut hal agar engkau pintar, rajin, bahkan harus mengikuti jejak langkahku.

Jangan... Sekali lagi Jangan...

Kau punya langkah sendiri, kau punya tujuan hidup sendiri mau jadi Petani, Pejabat, Pengusaha, Guru atau Militer sekalipun ayah hanya bisa merestuimu. Bahkan bila kau tak ingin sekolah pun tidak mengapa, banyak orang kaya yang tidak sekolah namun jujur dalam bekerja hingga menjadi orang yang di percaya.

Lihat disana... Dikolong jembatan mereka tetap bisa tertawa tanpa adanya kemewahan.

Lihat disana....Dibalik rumah mewah terdengar tangisan karena bapaknya yang korupsi, dan keluarganyapun jadi hinaan.

Lihatlah Nak... Dengan hatimu jangan dengan matamu, dunia ini penuh dengan hal yang menipu.

Tangisanmu di kala hadir di dunia ini sudah jelas memberitahukan bahwa inilah kerasnya kehidupan, nyawa hanyalah zat yang tak berharga tapi bila kamu jujur tidak hanya nyawamu, namamu, bahkan jasadmu akan di hargai orang dan di hormati orang.

Ayah memang tak bisa berkata cinta padamu dan membiarkanmu untuk berfikir secara mandiri, bukan berarti ayah tak sayang. Ayah juga diam kala kau menangis terjatuh, bukan berarti ayah tak peduli semua itu untuk bekal dirimu nanti agar bisa mandiri.

Kau tunjukkan congkaknya dunia dengan kepalan tanganmu yang sekuat baja, kau tundukkan dunia ini tanpa harus menangis, kau genggam dunia ini dengan kejujuran.

Hingga kau akan berkata esok ketika ayah tiada, bahwa aku lebih menyayangimu dibandingkan diriku sendiri.

Senyumlah nak...

Rengkuhlah mimpi yang tak bisa kau beli, kejujuran ada di hati bukan di dompetku yang sudah usang dimakan zaman, bukan pula di tabunganku yang hanya cukup buat makan. Tapi dihatimu....ya dihatimu nak.

Muhammad Zafran Al Fatih, namamu mirip orang Arab tapi aku tak ingin melihatmu jadi arab. Dirimu lahir di tanah Indonesia, berjuanglah untuk negeri ini tanpa harus bersikap seperti orang Arab. Adab timur kita lebih santun, bahkan lebih peduli terhadap sesama, bahkan ibumu pun harus kau lindungi. Untuk itu janganlah kau mempermainkan hati seorang wanita sebab hati mereka rapuh, dan kau akan terkena karma bila mereka sudah marah.

Untuk itu bukalah hatimu untuk kejujuran, dimana saat ini banyak yang berkata kejujuran itu sudah mati. Semoga kau bisa menghidupi lagi kejujuran di negeri ini, hari esok bahkan lusa nanti umurmu pun bertambah langkahmu akan semakin berat, itu adalah ujian agar kau selamat nanti hingga masa yang sudah di janjikan.

Tegarlah nak...

Ayah sayang padamu




c4punk@2019
_______________

Ayah Hampir Edan