Sebuah fakta menarik dipemberitaan beberapa hari yang lalu, bahwa menteri pemuda dan olahraga Imam Nahrowi menghimbau penonton  untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pemutaran film di Bioskop. Hal tersebut menuai banyak pro dan kontra gan. Hingga akhirnya pada 1 Februari kemarin gak sampe 2 hari langsung dicabut himbauan tersebut.


Menurut agan sendiri, agan setuju gak sih? Apakah cara membangkitkan rasa nasionalisme itu harus dengan menyanyikannya setiap saat? Apakah nasionalisme itu seperti itu? Ini ada salah satu teori nih gan dari Michael Billig tentang nasionalisme banal. Apa ya maksudnya itu?. Jadi gini gan, misalnya nih kalau kita terlalu sering menyanyikan lagu Indonesia Raya (tiap senin itu kan diwajibkan ya di sekolah) lagu tersebut menjadi hambar, artinya gak ada lagi rasa yang bermakna. 



Sama halnya kaya si agan-agan kalau nyokap biasa masak Ayam Goreng, terus tiap hari agan makan ayam goreng terus menerus, kira-kira gimana? enek gak gan?Paling tidak nih gan, cara menunjukkan nasionalisme itu tidak harus dengan menyanyi di bioskop, bisa dengan cara yang lain, jangan sampe nanti pas diresmikan aturan ini, kita akan melihat orang sambil instastory ketika nyanyi, sambil senderan di bahu pasangan, sambil makan popcorn dan hal lain yang membuat makna lagu Indonesia Raya ini tidak lagi sakral dan tidak lagi menggetarkan jiwa. 

Ini nih buku yang mbahas soal nasionalisme banal, nampol banget dah bukunya