mukamukaosAvatar border
TS
mukamukaos
Ketika Kejujuran Menjadi Pegangan Hidup Abah Di Keluarga Cemara 2








Judul buku :  Keluarga Cemara 2

Pengarang  :  Arswendo Atmowiloto
Penerbit :  Gramedia Pustaka Utama
Tebal  :  344 halaman
ISBN :  9789792292640
Harga :  Rp 70.000,- (P. Jawa)


Quote:


****


Begitulah sinopsis yang ditunjukkan kepada pembaca di bagian belakang novel setebal 344 halaman ini. Tidak terlalu tebal juga tidak terlalu tipis untuk sebuah buku yang merupakan kompilasi beberapa cerita.

Sampul yang sederhana namun memikat langsung terlihat saat ane memasuki toko buku. Berlatar putih dengan tulisan “Keluarga Cemara 2” yang imut ditambah lukisan yang menggambarkan tokoh-tokoh utama sedang naik becak terlihat menyenangkan dan apik. Tidak neko-neko namun cukup memberi petunjuk mengenai isi cerita.

Tergoda dengan tampilan luar yang menggemaskan, ane pun meminang novel bergenre anak-anak ini.

Mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan adalah kekuatan utama novel Keluarga Cemara. Menggunakan sudut pandang orang ketiga, Arswendo menyampaikannya dengan baik. Abah, Emak, Euis, Ara, serta Agil mendapat porsi yang pas. Semuanya kebagian peran tanpa terasa jomplang.

Gaya penulisan Arswendo yang sederhana nyatanya mampu membuat pembaca larut ke dalam cerita. Terlebih tiap bab dibuat tidak panjang-panjang amat. Cocok bagi kalian yang mencari bacaan ringan namun berkesan. Ada senang, sedih, mengharukan, semua berkumpul jadi satu.

Salah satu kisah yang cukup menyentuh buat ane, yaitu berjudul ‘Becak Emak’. Itu adalah kisah ketika becak milik Abah terjaring razia dan bagaimana kekeuh-nya Emak berjuang mengambil benda yang menjadi satu-satunyapenyambung hidup keluarga serba kekurangan itu.

Atau secuil kisah ketika Abah menolak bekerja dengan orang-orang yang pernah kerja bersamanya. Beliau tidak tergoda dengan jabatan maupun kekayaan. Alasannya karena "Abah tidak sanggup mengendalikan kejujuran". Walau diremehkan teman-temannya, namun Abah masih tetap pada pendiriannya.

Masing-masing karakter begitu membekas. Abah, si kepala keluarga yang menjadikan kejujuran sebagai pegangan hidup. Emak, ibu rumah tangga yang kalem, penyayang, lemah lembut, namun sekalinya ‘kesentil’ … wow. Euis, anak tertua yang penuh tanggung jawab. Cemara, si anak kedua yang pintar dan bijak. Agil, anak terakhir yang polos dan menggemaskan.

Di sepanjang buku, kita akan dibuat greget oleh kehidupan satu keluarga yang selalu nyaris mendapat apa yang diinginkan. Tapi, di sinilah asyiknya. Tanpa sadar kita terhipnotis untuk terus membalik halaman, penasaran untuk menyelesaikan kisahnya. Sembari berdoa. Oh, tenang, ini bukan spoiler.

Banyak pesan yang bisa kita ambil dari novel bergenre anak-anak ini. Selain bercerita betapa pentingnya kejujuran dan keluarga di atas segalanya, novel ini mengajarkan bahwa kebahagiaan itu ada di mana saja. Yang perlu kita lakukan hanya menyadarinya.

#TS_Lagi_Bijak
emoticon-Coolemoticon-Cool emoticon-Cool


Tidak lengkap rasanya jika sebuah novel kalau tak ada kutipan-kutipan menarik. Dan berikut adalah beberapa kalimat yang ane suka dari novel semua umur ini.

Quote:


Walau begitu, novel ini tidak luput dari kekurangan. Bagi anak milineal yang besar di tahun 2000-an, kalimat yang digunakan dalam novel ini dirasa 'kurang kekinian'. Meski begitu, hal ini tidak membuatnya sulit dipahami. Hanya soal pemahaman berbahasa masing-masing orang saja.

Ane pun sering menemukan dialog yang di depannya tidak terdapat tanda kutip (“). Nah, kalau yang ini kadang bikin bingung. Ane jadi mikir, Siapa nih yang ngomong? Siapa yang jawab? Apakah ini kalimat yang dibatin? Namun lama-lama terbiasa karena ternyata dari awal hingga akhir kesalahan seperti ini banyak ditemui. Bila nanti dicetak lagi, semoga pihak editor menyunting bagian-bagian ini. Kemudian penyebutan ‘Emak’. Di beberapa cerita, kata ‘Emak’ ditulis ‘Ema’. Pertamanya ane pikir itu adalah nama. Ternyata bukan. Alangkah lebih baik kalau disamakan. Biar makin bagus.

Selebihnya novel Keluarga Cemara 2 layak dibaca semua usia. Cocok juga dijadikan sebagai cerita pengantar tidur. Oh iya, hampir lupa. Kenapa ane tidak membeli Keluarga Cemara 1? Jawabannya adalah belum sempat. Tapi tenang. Walau belum membaca buku pertama, ane tidak bingung mencari-cari awal mula Keluarga Cemara jatuh miskin. Karena Arswendo telah menyisipkan penyebab mereka jadi miskin di setiap ceritanya.


RATING : 4/5
emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star


 
Review novel Keluarga Cemara 2oleh Mukamukaos

Foto dokumen pribadi





Diubah oleh mukamukaos 15-01-2019 14:54
1
4.5K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan