Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

muka.petakAvatar border
TS
muka.petak
Kisah Maria Novitasari yang Adiknya Dipukuli di Rumah Makan



Maria Novitasari Hutahaean (32), warga Jalan Mapilindo, Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, menceritakan kisah adiknya yang dipukuli bak melebihi PKI, hingga dia juga menjadi korban asusila, Jumat (28/12/2018).

Pasca dipukuli, adiknya yang bernama Mario Wiratama Hutahaean (17), masuk rumah sakit Vita Insani Siantar.

Novitasari Hutahaean, kembali mengatakan, permasalahan hingga adiknya menjadi korban penganiayaan dan ia menjadi korban asusila, dipicu gegara meja makan, hingga terjadi keributan, di rumah makan Tapanuli, di Jalan Bandung, Kecamatan Siantar Barat, pada Kamis (27/12/2018) sore lalu.

Sebelum kejadian, ada rombongan keluarga marga Simanjuntak, asal Kecamatan Ngalik, Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sedang menikmati makanan, di rumah makan Tapanuli tersebut.

Berselang beberapa menit kemudian, rombongan keluarga, yakni, Yaser Parlaungan Hutahaean (60), warga Jalan Mapilindo, Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, datang ke rumah makan Tapanuli dan seketika saja mendadak heboh dan terjadi penganiayaan.

Maria Novitasari Hutahaean yang ditemui di Polres Siantar, Jumat (28/12/2018), mengatakan, sebelum kejadian, keluarganya baru saja dari Balige dan hendak pulang ke Medan dan singgah di rumah makan Tapanuli.

"Setelah tiba di rumah makan, kita tanyakan kepada pelayanan dan pemilik, apakah tempat masih ada. Masih ada kata pemiliknya waktu itu,"ujarnya.

Mendengar penuturan pelayan, di rumah makan Tapanuli, Maria Novitasari Hutahaean dan keluarganya masuk dan melihat hanya satu meja tersisa.

"Kami pun duduk di meja yang tersisa. Lalu pelaya mempersilahkan keluarga saya duduk di meja sebelahnya lagi. Kebetulan pengunjung sebelumnya sudah pada siap makan. Disuruh keluarga Simanjuntak ini lah kami untuk duduk di meja sebelahnya lagi karena pengunjung sebelumnya sudah siap makan,"terangnya.

Sambung Maria, sewaktu duduk terdengarnya suara lelaki yang berkata,"uda dikasih duduk tak berterimakasih kau sama Ito ku ini”. "Terus aku jawab, apanya maksut bapak?”.


Suasana keributan saat terjadi di Rumah Makan Tapanuli, Jalan Bandung Kota Siantar.

"Disitulah awalnya mereka tak senang karena kami duduki tempat mereka. Kami duduk, karena pelayannya yang nyuruh kami duduk di meja itu karena mereka uda siap makan. Tak taunya, mereka marah sama kami. Aku pun berkeras, apa salah kami. Kok marah? Aku bilang gitu sama mereka. Ada bapak-bapak berkacamata pakai baju kaus merah. Saat itu, situasinya semakin memanas karena mereka mau mendorong bapak ku kebetulan orangtua ku sakit dan harus ditenteng jalan. Aku halangi lah bang. Baju ku ditarik waktu itu. Adik ku si Mario yang melihat itu pun emosi dan membanting meja di warung makan itu. Disitulah mereka lebih dari satu orang langsung mengeroyok adik ku. Kami pun berusah kabur dari rumah makan itu,"pungkasnya.

Tak beberapa menit kemudian petugas kepolisian turun ke lokasi, lalu meredam suasana.

"Petugas uda turunya ke lokasi waktu itu dan kami disarankan ke Polres Siantar. Tetapi malah si terduga penganiaya bersama-sama terhadap adik ku, gak ada diamankan. Padahal uda jelas tadi kami lihat bapak-bapak dan mungkin anaknya satu lagi terlihat mengeroyok adik ku di lokasi. Adik ku masih dirawat di rumah sakit sekarang," tambahnya.

Kata Maria lagi, ia meminta aparat kepolisian supaya memproses hukum terhadap pelaku yang mengeroyok adiknya hingga dirawat di rumah sakit Vita Insani Siantar.

"Kepada aparat kepolisian, kami minta supaya diproses hukum sebagaimana mestinya karena keluarga kami jadi korban penganiayaan," tandasnya.

Sementara Kapolsek Siantar Barat, Iptu Subagya saat dimintai tanggapan, Jumat (28/12/2018), menerangkan, keributan hingga terjadi penganiayaan sesama pengunjung di rumah makan Tapanuli, di Jalan Bandung sudah ditangani Polres Santar.

"Sudah ditangani Sat Reskrim Polres Siantar proses hukumnya," ucapnya.

Tepisah, Kasubbag Humas Polres Siantar, Iptu Resbon Gultom, saat dikonfirmasi, membenarkan laporan korban penganiayaan dan asusila yang dialami para korban telah diterima.

"Laporan mereka sudah diterima dan kini sudah ditangani petugas Reskrim Polres Siantar. Mereka sudah dimintai keterangan oleh penyidik," pungkasnya.

Sumber

Ingat kawan, sama halnya dengan permainan RTS:LOTR, jangan sekali2 menempatkan dua gerombolan ORC dari 2 Klan yg berbeda, terlalu dekat, hasilnya pasti saling bunuh tanpa sebab jelas emoticon-Sundul Up
nona212
nona212 memberi reputasi
9
5.5K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan