Pada masa kejayaannya, tentara Nazi Jerman pernah menguasai separuh daratan Eropa. Gambar di atas adalah peta Eropa dan daerah yang berwarna merah merupakan negara-negara yang pernah ditaklukkan Nazi pada Perang Dunia II. Dari peta kita bisa membayangkan kehebatan tentara Nazi. Kunci kesuksesan tentara Jerman adalah strategi perang kilat (Blietzkrieg)yang tersohor itu. Namun yang membuat strategi Blietzkrieg berjalan lancar ternyata pil kecil berwarna putih yang disebut Pervitin. Apakah Pervitin itu? Bagaimana bisa mengantarkan Nazi menuju puncak kejayaan? Mari kita bahas.

Nama Pervitin mungkin asing bagi kebanyakan orang. Tapi bagaimana kalau metamfetamin alias sabu-sabu? Yap, Pervitin dan sabu-sabu adalah zat yang sama, hanya berbeda bentuk saja. Merujuk pada pasal 127 UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pengguna sabu-sabu dapat dipenjara hingga 4 tahun. Berbeda dengan zaman Nazi, orang dapat membeli Pervitin seperti membeli obat flu. Sebelum digunakan militer, Pervitin digunakan oleh berbagai kalangan, bahkan oleh ibu rumah tangga. Mengapa militer Nazi membutuhkan Pervitin?

Blietzkrieg merupakan serangan cepat yang mengandalkan infantri yang dikawal oleh kendaraan lapis baja serta didukung serangan udara jarak dekat. Strategi ini menuntut pasukan untuk terus menggempur pertahanan tanpa henti. Sehingga pihak musuh tidak sempat menyusun ulang rencana atau memanggil bantuan. Dengan Blietzkrieg, Jerman sukses menggulung Belgia, Prancis, Polandia, dan beberapa negara Eropa lain dalam waktu relatif singkat. Oleh karena itu, militer Nazi Jerman membutuhkan suplemen agar stamina pasukannya tetap bugar. Awalnya, Nazi menggunakan kubus gula yang padat energi. Setelah melakukan beberapa penelitian, Nazi sadar bahwa Pervitin jauh lebih efektif daripada kubus gula. Benarkah Pervitin mengubah tentara Nazi menjadi pasukan super?

Benteng Eben Emael merupakan benteng milik Belgia yang terkenal sebagai benteng terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu. Ajaibnya, tentara Nazi Jerman mampu merebutnya hanya dengan pasukan yang berjumlah 86 orang!Berbekal bahan peledak, tentara Nazi melumpuhkan benteng yang disebut-sebut tak bisa ditembus itu. Padahal, ada 650 tentara Belgia yang berjaga.

Mengetahui Belgia kerepotan melawan Jerman, pasukan Inggris dan Prancis berbondong-bondong untuk membantu Sekutunya itu. Padahal, serangan Jerman ke Belgia hanyalah tipuan. Sasaran utama mereka adalah jantung Eropa, Paris. Prancis sendiri sebenarnya sudah siap jika diserang Jerman. Hanya saja, Prancis tak menduga Jerman menyerang melalui Hutan Ardennes (yang main COD pasti tau). Apa pasal? Hutan Ardennes ditumbuhi pohon-pohon yang tumbuh dengan lebat dan memiliki medan menanjak. Manusia biasa bisa mati sebelum berperang karena kelelahan. Namun tidak dengan pasukan Jerman. Mereka dapat berjalan selama tiga hari nonstop saat membelah hutan Ardennes dan bahkan membuat Prancis bertekuk lutut dalam pertempuran selama 46 hari (The Fall of France).

Sungguh unik memang diktator satu ini. Beliau menggalakkan kebijakan anti tembakau di rezimnya. Hitler juga mengakui bahwa dirinya vegetarian dan tidak mau minum minuman beralkohol. Di sisi lain, Hitler tega mencekoki pasukannya sendiri agar bisa menang perang. Hitler juga menjadi pecandu opium saat kekuatan Nazi mulai runtuh pada 1944. Seorang saksi mata mengatakan, beberapa bulan menjelang kematiannya, Hitler mengalami sakaw karena dokter pribadinya sudah kehabisan obat.

Sekarang sudah ga heran lagi kan kenapa tentara Nazi bisa begitu hebat. Sekian trit saya dan terima kasih sudah berkunjung