Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

az.freakAvatar border
TS
az.freak
ASEP DAN LAKI-LAKI BERSERAGAM HIJAU #CerpenReligi


Beberapa waktu yang lalu, tepat satu hari sebelum puasa tahun ini dimulai, Doni berangkat ke tempat kerja dengan penuh semangat, pagi yang cerah sehabis turun hujan menambah semangatnya untuk melaju dengan motor tuanya yang dinamakan "Asep". Asep adalah teman sejatinya kemana pun Doni pergi. Asep dilahirkan pada bulan oktober tahun 2008, itu artinya saat ini dia sudah berusia 10 tahun, masa dimana sedang aktif-akifnya jika dia adalah seorang manusia, tapi sayang, dia hanyalah seorang besi tua yang semakin ringkih yang pada kenyataannya sudah tidak bergairah lagi untuk diajak beradu cepat dengan waktu. Namun tenang saja, Doni sadar dengan kondisi Asep yang seperti itu, Doni dengan rutin selalu membawa Asep untuk melakukan perawatan secara berkala, walau hanya sekadarnya saja. Dan sangat kebetulan, beberapa hari sebelumnya memang Asep sudah dilakukan perawatan yang membuat Doni semakin nyaman menungganginya.

Hari berjalan dengan sangat normal, Doni bekerja dengan hati senang dan melaksanakan tugas kantornya sesuai dengan Standar Operasional. Sore hari, Doni dihubungi oleh kekasihnya, Ema namanya. Ema mengajak Doni untuk bertemu, (mungkin sekalian untuk penutupan sebelum bulan puasa). Doni dengan senang hati menerima ajakan itu karena memang sudah beberapa hari mereka tak saling bertemu.

Malam hari, Doni dan Ema bertemu dan mereka berjalan-jalan sedikit dan akhirnya makan malam bersama sembari berbincang-bincang mengenai masa lalu dan masa depan yang saling kontras. Setelah selesai Doni pun mengantar Ema pulang ke kostannya. Namun disinilah awal mula perjuangan Doni bersama Asep dimulai. Tanpa diduga, Asep mengalami batuk-batuk dan sesak napas yang tak tertahankan. Doni yang masih membonceng Ema berusaha agar Asep tetap sehat dan segera sampai ke tempat pertidurannya Ema. namun sayang si besi tua itu terus saja batuk dan sesak napas hingga mati.
Doni yang masih awam dengan seluk beluk permesinan akhirnya menyerah secara perlahan dengan kondisi Asep. Doni sedikit memaksa Asep untuk tetap kuat dengan perlahan-lahan akhirnya sampai ke tempat Ema.

Tak cukup sampai di situ, perjuangan Doni dan Asep masih sekitar 30 Km lagi untuk sampai ke garasi. Mengingat kondisi sudah malam dan cukup larut sehingga tak ada bengkel yang senang hati membuka bengkelnya itu hingga larut. Perlahan demi perlahan, Doni dengan semangat yang mulai goncang akibat kondisi Asep terus mencoba menyalakan Asep, dia akhirnya bisa berjalan walau pada praktinya Asep harus batuk-batuk dan mati setiap sekitar 200 hingga 300 meter perjalanan. Pada kematian asep yang pertama, kedua, ketiga, dan keempat, Doni berjuang sendiri mendorong motor dan berusaha menghidupkan Asep kembali namun hasilnya tetap sama, hingga sampai pada kematian Asep yang kelima, tapatnya di lampu merah monas depan istana sang presiden, datang seorang anak muda menghampiri Doni yang sedang mendorong motor dengan penuh semangat yang bercampur rasa letih pada kakinya. Diketahui bahwa nama pemuda itu adalah Lukman, dilihat dari motor yang dibawanya dia adalah anak motor yang suka memodiv. Dari sini Doni mendapatkan akar permasalahan mengapa Asep sampai batuk-batuk, namun sayangnya Lukmat tidak dapat membantu lebih jauh karena kondisi sudah malam dan arah perjalanan yang sangat berbeda sehingga Lukman harus meninggalkan Doni. Tapi dari situ, Doni semakin bersemangat mendorong motor dan mencari bengkel yang bisa membenahi akar pemasalahan penyakit Asep.

Pada kematian Asep yang keenam, Doni sudah semakin lemas untuk mendorong Asep yang terasa semakin berat. Doni berinisiatif berhenti sejenak untuk melemaskan otot-ototnya. Doni memeriksa handphonenya terlihat pesan dari Ema menanyakan dirinya saat ini, Doni sengaja tidak menjawab karena tidak ingin Ema berpikir macam-macam terhadap Doni. Setelah itu, Doni melanjutkan kembali perjalanan dengan mendorong Asep. Namun beberapa meter dari tempat ia beristirahat, ada seorang pria sekitar umur 25-30 tahun datang menghampiri Doni.



          Laki-laki: Kenapa Mas motornya? Bensinnya abis?
          Doni: Eh, gak mas, masih banyak bensinnya mah, cuma ininya udah lemah, maklum motor tua.
          Laki-laki: oh yauda sini saya stutin.
          Doni: Wah ga usah mas, gpp. bentar lagi juga ada bengkel. (udah tahu kalau memang tidak ada bengkel dekat situ)
          Laki-laki: disini mana ada bengkel mas. Emang rumahnya dimana?
          Doni: Ada mas ntar di pesing. rumah saya mah lurus lagi di cengkareng.
          Laki-laki: yauda sini, saya bantu stutin.
          Doni: beneran gpp nih mas?
          Laki-Laki: iya gpp, ayo mas nya di sebelah kanan ya.
          Doni: iya mas, makasih banyak nih. 
          Laki-laki: Iya sama-sama.

Doni dan Laki-laki itu pun mulai bergerak menyusuri malam yang masih ramai hilir mudik dengan membawa urusannya masing-masing. Mereka berdua saling bincang walau di tengah kemacetan saling dorong-mendorong.

         Doni: Ngomong-ngomong, makasih banyak nih mas.
          Laki-laki: Iya mas sama-sama. santai aja.
          Doni: ini masnya emang mau nyari penumpang atau mau pulang mas
          Laki-laki: Oh gak mas laki iseng-iseng aja
          Doni: (Keheranan) Emangnya rumah mas dimana?
          Laki-laki: rumah saya mah di sawah besar.
          Doni: Buset mas ini beda arah, saya mau ke barat emasnya mau ke pusat. udah mas sampe sini aja kalo gitu.
          Laki-laki: masa sampe sini doang, belum ada bengkel.
          Doni: Gpp mas, sampe sini aja.

Tak lama si Laki-laki itu minta izin kepada Doni untuk membalas chat terlebih dahulu.
          Laki-laki: maaf mas, tunggu sebentar ya, saya balas chat dulu.
          Doni: Oh iya mas, silakan.

Doni semakin tidak enak hati. mengingat jarak yang cukup jauh dan berlawanan. Dan Doni pun berpikir bahwa mungkin yang sedang dibalas chatnya adalah istri atau anaknya yang sedang menanyakan dirinya yang mengapa belum pulang sampai saat ini. Akhirnya Doni mencari cara untuk bisa pergi sendiri tanpa bantuan laki-laki tersebut.

          Laki-laki: Maaf ya mas lama.
          Doni: Iya mas gpp.
          Laki-laki: Ayo mas lanjut lagi.
Sambil mendorong motor, Doni terus berpikir bagaimana cara yang tepat dan halus untuk pergi sendiri walau jarak masih jauh.
          Doni: Masnya gak narik penumpang?
          Laki-laki: oh udahan tadi
          Doni: nah kenapa ga cari orderan lagi mas, lumayan kan?
          Laki-laki: ah tenang aja mas, rejeki mah gak usah terlalu dikejar, udah ada yang ngatur. ya sekarang itung-itung saya lagi                               ngebantu masnya. kan cape mas dorong sendirian.

Hati Doni seketika terenyuh dan seakan darahnya beku mendengar pernyataan laki-laki itu dengan senyumnya yang sangat ikhlas membantu orang.

          Laki-laki: udah yok mas, lanjut terus, tadi rumahnya di cengkareng kan?
          Doni: iya mas, eh mas udah gak usah sampe cengkareng.

Doni mencari cara, dan ketika ia melihat ada bengkel yang terlewat, tepat didepannya ada rambu putar balik, Doni dengan sedikit memaksa agar Laki-laki tersebut cukup sampai disitu saja.

          Doni: Mas-mas stop mas, sampe sini saja. Itu ada bengkel, nanti masnya puter balik di depan aja ya.

Masih dalam keadaan berjalan. Laki-laki itu tanpa berhenti langsung meninggalkan Doni yang tidak bisa mengejar laki-laki tersebut. Doni yang dengan motornya yang mati itu hanya bisa berteriak dengan bilang terima kasih tanpa menanyakan siapa namanya. Namun yang jelas wajah ikhlasnya itu masih terngiang hingga kini. Doni berharap tak kan habis orang seperti itu di dunia ini khususnya di jakarta, karena dari tiap manusia punya tujuannya masing-masing namun jarang yang rela memutar arah terlebih dahulu untuk orang lain.

Ketika Doni berhenti beberapa meter dari bengkel tersebut, Doni memeriksa isi dompetnya, entah mukjizat apa yang diterimanya, karena saat itu dompetnya hanya tersisa 12 ribu rupiah, dan pasti tak akan cukup jika Doni membawanya ke bengkel saat itu. Doni akhirnya memutuskan untuk mencoba kembali mengutak-atik si Asep dengan tangannya sendiri. Tak lama ia mengutak-atik, Asep kembali menyalakan apinya. dengan sigap Doni tak jadi bersinggah ke bengkel tersebut dan terus melanjutkan perjalanan walaupun sampai akhirnya, Doni harus kembali mendorong motor lagi dan mengulangi cara-cara sebelumnya.



Tak sampai disitu, doa Doni ternyata memang didengar oleh sang Maha Pendengar, tak sampai lama ia mendorong motor, ada laki-laki dengan seragam hijau datang menghampiri dan mau membantunya untuk mendorong motor.

Sejak saat itu, Doni memilki tekad bahwa siapa pun bisa menolongmu walau tiap manusia memiliki urusannya masing-masing, Doni berjanji jika di saat dia dalam perjalanan dan melihat ada orang lain yang sedang mendorong motor, dia berusaha untuk sebisa mungkin untuk membantu orang tersebut.

... Selesai ...


az.freak

Thread ini bersumber dari hati nurani yang tercengang melihat kebaikan mereka.

Ilustrasi gambar by Google


emoticon-Rate 5 Staremoticon-Ketupatemoticon-I Love Indonesiaemoticon-Ketupatemoticon-Rate 5 Star


Kunjungi juga HTAne berikut ini gan:











anasabila
anasabila memberi reputasi
1
25.1K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan