- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Saya Tidak Ingat Berapa Orang yang Telah Saya Bunuh ketika Umur 10 Tahun..
TS
mongkiefun
Saya Tidak Ingat Berapa Orang yang Telah Saya Bunuh ketika Umur 10 Tahun..
Kisah Dua Mantan Tentara Anak yang Pernah Terlibat dalam Kerusuhan Ambon
Inilah cerita dari dua orang yang dulu dipenuhi kebencian
Melihat satu sama lain sebagai musuh yang harus dimusnahkan
Untuk membela agama dan tempat tinggal mereka
Di tengah Peristiwa Kerusuhan Ambon
Kini mereka dipertemukan kembali
Melihat satu sama lain sebagai musuh yang harus dimusnahkan
Untuk membela agama dan tempat tinggal mereka
Di tengah Peristiwa Kerusuhan Ambon
Kini mereka dipertemukan kembali
Berapa banyak yang telah saya bunuh… saya tidak ingat,
sudah terlalu banyak yang sudah saya bunuh
Saat itu saya pernah tusuk seseorang, sudah pakai emosi.
Jika kamu mau bunuh saya, saya bunuh kamu dulu..
Mereka adalah pasukan anak yang terlibat dalam Kerusuhan Ambon
Ronald yang saat itu masih berumur 10 tahun,
selalu menyanyikan lagu rohani sebagai doa sebelum pergi ‘berperang’
Anggapan saya saat itu kita sedang menghadapi sebuah perang suci.
Kita membela agama, kita membela tempat tinggal kita.
Saya membunuh banyak orang dengan pistol rakitan. Menembak mereka dalam jarak dekat.
Tumpukan mayat musuh dipajang membuat kita semakin kuat, semangat kita semakin menggebu-gebu.
Kita cukup sadis ya saat itu.. Saya ikut berperang karena dendam.
Saya melihat sepupu saya mati di depan saya.
Tercatat 5000 orang mati di dalam peristiwa itu. Tahun 2002, perjanjian damai disepakati kedua pihak.
Ronald dan Iskandar hanya mendapatkan trauma yang begitu dalam dari peristiwa itu.
Daerah tempat tinggal kelompok muslim itu sangat kecil, hanya berapa kilometer berjalan saja.
Stres saya, kita tidak bisa bebas. Kita cuma bisa pergi ke tempat itu lagi, tempat itu lagi.
Kalau ke daerah sebelah, ada rasa takut. saya nanti dibunuh tidak?
Akhirnya ya jadi pemakai (narkoba), jadi bandar juga, sering kehidupan malam.
Orang - orang yang saya bunuh sering datang dalam mimpi saya
Seandainya jika bisa memutar waktu kembali, saya ingin hidup normal seperti anak - anak sekarang.
Saya lihat teman - teman dekat mati di depan saya..
Yang saya lihat waktu kecil hanya darah, dan mayat, dan rumah - rumah terbakar..
Tidak ada masa kecil yang bahagia untuk saya..
Mereka berdua bertemu di sebuah acara untuk penyembuhan trauma bagi tentara anak di tahun 2006
Kita masih datang dengan curiga. Kita duduk dan saling lirik saja, tidak ada yang mau sapa atau senyum.
Ketika tahu dia itu muslim dan juga pemimpin dari pasukan jihad mini, di situ kita hampir bertengkar, hampir saling bunuh sudah… Untungnya panitia dengan cepat melerai kami.
Di acara itu, selama beberapa hari, mereka bergantian berbagi cerita mereka, berbagi juga tentang
ketakutan mereka dan perasaan mereka.
Kita tulis amarah, tulis semua kebencian dan dendam kita dalam kertas..
Di situ saya tulis jujur, saya paling benci dengan orang Kristen,
karena sepupu saya mati ditembak mereka di depan saya..
Lalu kita bakar semua kertas itu.
Kami cuma bilang di Kristen, itu isunya seperti ini. Dan mereka bilang di Islam, isunya seperti ini.
Loh, kok sama. Dan ternyata ini semua cuma masalah komunikasi saja.
Saat itu si Ronald berdiri dan dia bilang "aku paling sayang kamu semua…"
Dan saat itu. nangis semua, pada mewek semua..
“Paling sayang kamu semua, karena kita semua sebenarnya bersaudara.”
Mulai saat itu, jika dia menghadapi masalah, saya akan melindungi dia.
Dan jika saya ada masalah, saya percaya dia pasti ada di belakangku.
Ronald sekarang membangun sebuah komunitas yang mengundang
anak muda baik dari golongan Islam dan Kristen
Mereka mengadakan berbagai kegiatan seni, seperti menari, baca puisi, melukis, dan lain - lain.
Dulu kami memang merusak Ambon, namun sekarang kami ingin membangun Ambon dengan seni.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan dan saling mengenal kedua golongan
yang sama - sama masih asing satu sama lain.
Kedamaian di Ambon masih sangat rentan,
masyarakat masih trauma dan terkotak - kotak karena peristiwa tersebut.
Iskandar yang lebih senang traveling, sering mengajak Ronald untuk pergi bersama dengannya.
Kita anak muda Maluku, kitalah penerus masa depan Maluku
Konflik Ambon tidak ada yang menang atau kalah.
Kita sama - sama kehilangan banyak teman, kehilangan rumah
Justru kita yang merasakan akibat dari perbuatan pihak yang tidak diketahui yang memulai dan provokasi konflik di tanah Ambon. Harapan kita.. biarlah generasi kita saja yang merasakan dan mungkin yang telah mendengarkan cerita kita bisa mengambil hikmahnya dan peristiwa di Ambon ini tidak terjadi lagi di tempat lain..
sudah terlalu banyak yang sudah saya bunuh
Saat itu saya pernah tusuk seseorang, sudah pakai emosi.
Jika kamu mau bunuh saya, saya bunuh kamu dulu..
Mereka adalah pasukan anak yang terlibat dalam Kerusuhan Ambon
Ronald Regang, bekas komandan tentara anak, pasukan Agas di Ambon
Iskandar Slamet, mantan pasukan Jihad di Ambon
Iskandar Slamet, mantan pasukan Jihad di Ambon
Ronald yang saat itu masih berumur 10 tahun,
selalu menyanyikan lagu rohani sebagai doa sebelum pergi ‘berperang’
Anggapan saya saat itu kita sedang menghadapi sebuah perang suci.
Kita membela agama, kita membela tempat tinggal kita.
Saya membunuh banyak orang dengan pistol rakitan. Menembak mereka dalam jarak dekat.
Tumpukan mayat musuh dipajang membuat kita semakin kuat, semangat kita semakin menggebu-gebu.
Kita cukup sadis ya saat itu.. Saya ikut berperang karena dendam.
Saya melihat sepupu saya mati di depan saya.
Tercatat 5000 orang mati di dalam peristiwa itu. Tahun 2002, perjanjian damai disepakati kedua pihak.
Ronald dan Iskandar hanya mendapatkan trauma yang begitu dalam dari peristiwa itu.
Daerah tempat tinggal kelompok muslim itu sangat kecil, hanya berapa kilometer berjalan saja.
Stres saya, kita tidak bisa bebas. Kita cuma bisa pergi ke tempat itu lagi, tempat itu lagi.
Kalau ke daerah sebelah, ada rasa takut. saya nanti dibunuh tidak?
Akhirnya ya jadi pemakai (narkoba), jadi bandar juga, sering kehidupan malam.
Orang - orang yang saya bunuh sering datang dalam mimpi saya
Seandainya jika bisa memutar waktu kembali, saya ingin hidup normal seperti anak - anak sekarang.
Saya lihat teman - teman dekat mati di depan saya..
Yang saya lihat waktu kecil hanya darah, dan mayat, dan rumah - rumah terbakar..
Tidak ada masa kecil yang bahagia untuk saya..
Mereka berdua bertemu di sebuah acara untuk penyembuhan trauma bagi tentara anak di tahun 2006
Kita masih datang dengan curiga. Kita duduk dan saling lirik saja, tidak ada yang mau sapa atau senyum.
Ketika tahu dia itu muslim dan juga pemimpin dari pasukan jihad mini, di situ kita hampir bertengkar, hampir saling bunuh sudah… Untungnya panitia dengan cepat melerai kami.
Di acara itu, selama beberapa hari, mereka bergantian berbagi cerita mereka, berbagi juga tentang
ketakutan mereka dan perasaan mereka.
Kita tulis amarah, tulis semua kebencian dan dendam kita dalam kertas..
Di situ saya tulis jujur, saya paling benci dengan orang Kristen,
karena sepupu saya mati ditembak mereka di depan saya..
Lalu kita bakar semua kertas itu.
Kami cuma bilang di Kristen, itu isunya seperti ini. Dan mereka bilang di Islam, isunya seperti ini.
Loh, kok sama. Dan ternyata ini semua cuma masalah komunikasi saja.
Saat itu si Ronald berdiri dan dia bilang "aku paling sayang kamu semua…"
Dan saat itu. nangis semua, pada mewek semua..
“Paling sayang kamu semua, karena kita semua sebenarnya bersaudara.”
Mulai saat itu, jika dia menghadapi masalah, saya akan melindungi dia.
Dan jika saya ada masalah, saya percaya dia pasti ada di belakangku.
Ronald sekarang membangun sebuah komunitas yang mengundang
anak muda baik dari golongan Islam dan Kristen
Mereka mengadakan berbagai kegiatan seni, seperti menari, baca puisi, melukis, dan lain - lain.
Dulu kami memang merusak Ambon, namun sekarang kami ingin membangun Ambon dengan seni.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan dan saling mengenal kedua golongan
yang sama - sama masih asing satu sama lain.
Kedamaian di Ambon masih sangat rentan,
masyarakat masih trauma dan terkotak - kotak karena peristiwa tersebut.
Iskandar yang lebih senang traveling, sering mengajak Ronald untuk pergi bersama dengannya.
Kita anak muda Maluku, kitalah penerus masa depan Maluku
Konflik Ambon tidak ada yang menang atau kalah.
Kita sama - sama kehilangan banyak teman, kehilangan rumah
Justru kita yang merasakan akibat dari perbuatan pihak yang tidak diketahui yang memulai dan provokasi konflik di tanah Ambon. Harapan kita.. biarlah generasi kita saja yang merasakan dan mungkin yang telah mendengarkan cerita kita bisa mengambil hikmahnya dan peristiwa di Ambon ini tidak terjadi lagi di tempat lain..
… Dikau penjaga zaman yang jantan
Mari menyanyikan lagu nenek moyang..
Dengan suara gelombang yang tenang..
Damai, damai, damai.....
Mari menyanyikan lagu nenek moyang..
Dengan suara gelombang yang tenang..
Damai, damai, damai.....
SUMBER
Kunjungi juga thread ane yang lain
Keren!! Cara Membangun Hutan Lebat dalam Waktu Singkat
Memaafkan Malaikat Maut yang Telah Membunuh Keluarga dan Adik Kembarku
Keren!! Tidak Punya Jantung, tapi Masih Bisa Fitness
Orang inilah yang Membuat Jala yang telah Menyelematkan Banyak Orang
Berani Makan Daging PagPag? Jangan Sampai Muntah Gan
Dipenjara dan Dianggap Pengkhianat Negara Hanya Karena Ini
Inilah yang Saya Lakukan untuk Membalas Orang yang Telah Menembak kepala Saya
Dijamin 5 Cerita ini bisa bikin agan mewek
5 Cerita Seram Penemuan Ruang Rahasia dan 'Mereka' yang Tinggal di Dalamnya
0
46.5K
318
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan