AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Oh “Buku Proyek”, Beginikah Kualitasmu?

Quote:

Beberapa waktu lalu, anak Ane pulang sekolah dengan membawa tiga buah buku paket milik perpustakaan sekolahnya. Ia meminta Ane men-staples buku-buku tersebut, karena lembaran-lembaran halamannya banyak yang terlepas. Itu bukan yang pertama kali, tapi hampir tiap minggu Ane melakukan itu.
Awalnya sih Ane cuek dan tak pernah berpikir apa-apa tentang buku itu, selain menganggap hal itu wajar karena memang sudah aus akibat pemakaian ratusan siswa setiap minggu secara bergiliran. Namun akhirnya Ane menjadi agak kesal, sebab ketika lagi pengen istirahat, anak Ane lagi-lagi maksa minta di-staples-kan buku dengan kerusakan yang sama.
Akhirnya Ane mikir dan memperhatikan kualitas buku-buku itu, terutama pada sistem pengeleman ato perekatan halamannya. Ane lihat pula siapa penerbitnya. Oh ternyata, itu adalah "Buku Proyek" dari sebuah Kementerian yang dibagikan ke sekolah-sekolah.

Secara orang yang sudah lama bergelut di dunia penjilidan manual, Ane bisa menilai bagaimana kualitasnya. Sungguh sangat disayangkan, buku-buku dengan kertas HVS berketebalan 80 gsm dan dicetak semi full color pada kedua sisinya itu, ternyata dijilid dengan kualitas seperti itu.
Ane perhatikan, itu bukan buku-buku lama, tapi yang masih baru beberapa bulan dipakai. Lalu mengapa lembaran-lembaran halamannya banyak yang terlepas?


Ane bandingkan dengan buku terbitan Balai Bahasa yang dicetak oleh percetakan lokal, jauh kualitasnya lebih baik. Lemnya tebal dan merekat kuat. Ane tarik tarik dengan kencang setiap halamannya, tak ada yang lepas, malah kertasnya yang mau sobek.
Tapi buku-buku proyek untuk sekolah kok dicetak sedemikian riskan. Apa kendalanya? Di mana letak salahnya? Ya jelas pada kualitas penjilidannya. Mengapa dijilid begitu? Ya, mungkin, sekali lagi mungkin untuk menghemat anggaran. Tapi, kalo untuk menghemat anggaran, mengapa menggunakan kertas HVS tebal dan dicetak semi full color yang biayanya relatif mahal dari buku standar?
Yah, kalo boleh Ane mengibaratkan, buku proyek itu seperti rumah mewah dan megah, namun dibangun di atas pondasi yang sangat rapuh. Akibatnya, ya tidak bisa bertahan lama, bangunan itu akan ambruk. Padahal dengan anggaran negara 20% untuk dunia pendidikan, harusnya buku-buku proyek itu bisa dicetak dengan High Quality dengan Hard Cover agar bisa bertahan lama. Atau, lebih baik meningkatkan kualitas jilid, ketimbang memakai kertas HVS dan cetak semi full color.
Jika buku proyek terus diterbitkan dengan kualitas seperti ini, maka setiap sekolah / perpustakaan harus menyediakan Stapler Besar, untuk men-staples setiap buku yang baru datang.
Tapi, itu hanya menurut pendapat Ane. Barangkali GanSis semua punya opini lain, dan silakan tuliskan di komentar. Terima kasih.
Spoiler for Referensi:

Quote:
Diubah oleh Aboeyy 09-06-2018 23:48
0
13.5K
132
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan