..nda..Avatar border
TS
..nda..
[#SFTHChallenge] " Maafin Gue Nina "



Haii penghuni SFTH, emak bakpao ini mau ikut event #SFTHChallenge, yah buat pertama kalinya nulis cerita, kalian mau anggap ini real story atau fiksi terserah, yang penting kalian bisa menikmati cerita yang sudah dibuat ini ~

~seandainya ini real story, semoga cerita ini bisa sampai untukmu teman ~


" Selamat Membaca "


emoticon-flowerIni Ceritaku Untukmu disana yang telah Tenangemoticon-flower




Di sela-sela menunggu jam pelajaran selanjutnya, aku duduk di sisi pojok ruangan tepat di samping jendela mendengarkan alunan musik yang berasal dari pasukan modern dance di lapangan sekolah, mereka sedang berlatih untuk lomba di salah satu sekolah ternama di Bekasi. Sorak dari mereka membuat beberapa pasang mata murid di sekolah ini ikut berteriak dan bertepuk tangan. Di tengah posisiku yang menikmati suasana itu semua, aku di kagetkan dengan panggilan seseorang dari sisi jendela di sampingku.
Quote:


Ku lihat suratnya , ada tulisan di pojoknya yang di tujukan untuk Dias, timbul rasa penasaranku untuk membuka, melihat dan membaca setiap kata yang dia tuliskan untuk Dias, tapi aku juga sudah janji untuk tidak membacanya, lagian ini adalah amanat yang harusnya aku berikan untuk Dias tanpa membukanya sedikitpun, karena bagaimanapun ini urusan mereka berdua, dan aku tidak berhak untuk mengetahui apa yang seharusnya tidak ku ketahui. Aku urungkan niatku

Seluruh anak bergegas masuk ke dalam kelas setelah melihat guru paling galak menurut kami di sekolah berjalan dari ruang guru menuju kelas kami, dengan tergesa-gesa Dias duduk di sebelahku, yah di kelas kami memang dibuatkan formasi duduknya laki-laki dan perempuan, tujuan dari wali kelas supaya tidak saling mengobrol.

Selama pelajaran berlangsung aku hanya memikirkan surat yang Nina titipkan untukku, gimana caranya aku kasih ke Dias yah, kapan, dan sebenarnya apa yang terjadi antara mereka berdua, ko Nina sampai memberikan surat untuk Dias, apa iyah ini surat cinta ? tapi enggak, setauku Nina kan suka dengan Iman .

beberapa bulan yang lalu Iman menyatakan perasaannya depan diriku dan semua teman-teman sekolahku, tapi aku tidak langsung memberikan jawabanku, beberapa hari aku memikirkan jawabannya, tapi pada akhirnya aku menjawabnya tidak, bukan karena aku tidak mau, siapa yang tidak senang juara umum sekolah menyukaiku, menyatakan perasaannya di depan banyak orang, tapi aku juga tidak bisa egois hanya dengan perasaan senangku, sedangkan aku baru mengetahui, bahwa dua temanku Riri dan Nina menyukai Iman.

Quote:

Dias hanya diam, dengan wajah yang emosi, aku paham pasti dia tidak menyukai isi surat tersebut, yang beberapa hari kemudian, aku baru mengetahui bahwa ternyata Nina menyatakan perasaannya untuk Dias.

***

Beberapa minggu kemudian Dias menghampiriku dengan wajah yang serius, dia memintaku untuk bertemu dengannya jam pulang sekolah di gerbang sekolah. Setelah kejadian surat itu Dias memang membuat sedikit rasa canggung antara kita berdua.

Bel sekolah berbunyi menandakan jam pulang sekolah, aku segera bergegas keluar kelas dan menuju gerbang sekolah, dari kejauhan aku melihatnya berdiri disana, dengan sapu tangannya yang khas sedang mengusap wajahnya.

Quote:

Saat aku melewati samping sekolah, anak-anak sudah berkumpul dan mereka berteriak ciie Dinda ciie, udah terima aja, aku hanya mampu melihat mereka dengan senyuman yang tipis.

Sebenarnya kalau boleh jujur, aku memang ada rasa sama Dias, dia anak yang baik, kita sering saling tukar cerita, bohong rasanya kalau aku tidak memiliki rasa sayang sama sekali untuk Dias, tapi aku harus bagaimana, di sisi lain Nina juga sayang sama Dias, bahkan aku pernah membantunya untuk dekat dengan Dias, tapi sekarang, sekarang Dias malah menyatakan perasaannya untukku,, aku enggak mau melukai hati Dias tapi aku juga enggak mau membuat Nina marah dan salah paham denganku,

Esok harinya saat aku masuk sekolah, ternyata berita Dias menyatakan perasaannya denganku sudah menyebar ke seluruh satu sekolahan. Nina lewat didepanku belum sempat aku menyapa dia sudah melihatku dan memasang wajah yang sangat marah, apa yang aku takutnya akhirnya terjadi, Nina salah paham dan dia tidak mau mendengar penjelasanku sama sekali.

Selama 2 minggu aku terus mencoba menjelaskan dengan Nina, tapi dia tidak pernah mau mendengarkannya, dia hanya berfikir kalau selama ini aku nusuk dia dari belakang, aku yang membuat Dias tidak bisa membalas perasaanya, aku yang membuat jarak antara Nina dan Dias dan tidak seharusnya dia meminta bantuan dariku untuk memberikan surat itu untuk Dias.

Dan pada akhirnya Dias pun menanyakan jawaban untuk pertanyaannya di gerbang sekolah 2 minggu yang lalu.

Quote:

Dia diam, dan dia pamit dari gue, tapi Dias nangis iyah Dias nangis, dia naik motor ninggalin gue dengan tetesan air matanya yang gue lihat sendiri dengan mata kepala gue sendiri.Gue bingung , dan akhirnya gue juga nangis dengan semua kejadian ini, gue sayang Dias, tapi gue juga harus menjaga perasaan Nina.

Selama beberapa bulan gue mencoba bersikap biasa dengan Dias, tapi Dias berubah, dia tidak seperti dulu, sekarang dia lebih menjaga jarak denganku, dan Nina dia masih marah dan tidak mau menegurku, dan udah belakangan ini dia sering izin, yah dia memiliki penyakit jantung, yang ku dengar dari teman sekelasnya dia masuk rumah sakit jantungnya kambuh lagi.

Saat sore hari sedang jalan kaki pulang sekolah menuju angkot, teman kelas C ada yang memberitahuku tentang keadaan nina.

Quote:


Esok hari sekitar jam 11.00 siang , ada 40 panggilan tak terjawab, dan ada 20 sms. Aku buka pesan tersebut, dan deg.. semua berasa berhenti, air mata udah keluar tanpa disuruh.

“ Din, loe cepet ke sekolah, Nina meninggal tadi pagi, dan dia mau di makamin siang ini, sekolah nyiapin bis buat kita yang mau ikut nganterin Nina”

Tanpa fikir Panjang aku langsung ke sekolah, sampai di sekolah semua sudah berkumpul, dan tidak lama bis pun berjalan.

Sampai di pemakaman, aku sudah melihat keluarga Nina di sekitaran liang kubur, dan ada satu keranda yang ada Nina didalamnya . aku hanya diam sambil melihat keranda tersebut.sampai pada akhirnya keranda dibuka dan Nina di angkat oleh beberapa anggota keluarganya, tangisku pecah, entah siapa di depanku saat itu, aku langsung memeluknya dari belakang dan membiarkan aku terus melihat Nina untuk yang terakhir kalinya, “ Nin , maafin gue , maafin gue, gue mohon maafin gue, maafin gue Nin, itu yang ku ucapkan dalam hati saat itu. Keluarga pun menaburkan bunga pada pemakamannya Nina, dan gue berjalan menghampirinya dan ikut menaburkan bunga untukmu Nin dengan tangis yang pecah, Pemakaman pun selesai dan semua orang meninggalkan Nina disana .

Sepanjang perjalanan gue hanya diam, dan membiarkan suara anak anak yang berbicara. “ Dias ko ga ada sih, Nina padahal sayang banget sama Dias, jahat banget Dias. Tapi sayang Dias Sukanya sama Dinda, kasian Nina yahh dan sebagainya, aku yang mendengarkannya hanya bisa menangis.

“ Nin maafin gue , maafin gue “

Quote:







emoticon-flower~Cerita murni hasil dari ide bakpao~emoticon-flower
Diubah oleh ..nda.. 27-01-2018 10:24
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
15K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan