Pada tahun 1861, Jonathan Dillon, seorang imigran Irlandia, bekerja sebagai pembuat jam di Washington, D.C. Dia bekerja di M. W. Galt and Company, sebuah toko perhiasan di Pennsylvania Avenue, di dekat Gedung Putih. Dan tugasnya adalah memperbaiki arloji dari salah satu pelanggan toko yang paling terkemuka, Presiden Abraham Lincoln.
Saat sedang mengerjakan jam tangan tersebut, Dillon mengetahui dari pemilik tokonya bahwa Perang Saudara telah dimulai. Tembakan pertama telah diletuskan di Fort Sumter dan dalam tekanan situasi seperti itu, dillon membuka jam tangan sang presiden, lalu mengukir sebuah pesan rahasia yang akan tetap tersembunyi selama bertahun-tahun yang akan datang. Namun, 45 tahun kemudian, pada tahun 1906, Dillon menceritakan pada koran New York Times tentang pesan yang dia buat di dalam arloji sang presiden. Koran itu pun hanya memuat artikel kecil tentang cerita itu, yang membuat ceritanya kurang mendapat perhatian dan akhirnya terlupakan.

Cerita tentang pesan dalam jam presiden itu hanya bertahan dalam keluarga Dillon secara turun temurun, sampai kemudian cucu buyut Dillon, Doug Stiles dari Waukegan, Illinois, menemukan artikel surat kabar tersebut dan mulai menyelidiki. Dia lalu menghubungi Museum Sejarah Amerika Smithsonian dimana jam liontin itu disimpan dengan menjelaskan kalau pihak keluarga merasa tidak nyaman dengan adanya cerita turun temurun tentang pesan tersembunyi tersebut.
Akhirnya, pada bulan Maret 2009, museum meminta seorang ahli pembuat jam, George Thomas, untuk membuka jam tangan Lincoln untuk memecahkan misteri tersebut. Dengan disaksikan sekelompok 40 penonton termasuk pegawai museum, keluarga dari Jonathan Dillon serta anggota pers yang hadir, jam tangan itu pun dibuka. Dan Ya,.. ada tulisan tersembunyi didalam jam tersebut.
"Jonathan Dillon April 13-1861 Fort Sumpter [sic] was attacked by the rebels on the above date J Dillon April 13-1861 Washington thank God we have a government Jonth Dillon"
Pembongkaran jam liontin tersebut didokumentasikan dalam bentuk video yang bisa disaksikan disini

Ketika masih menjadi pengacara di Illinois, Lincoln membeli arloji tersebut dari toko George Chatterton Jewellers yang terletak di alun-alun kota di Springfield, Illinois, lokasi yang sama di mana dia juga telah membeli cincin pertunangan untuk istrinya.Rantai emas terlihat masih menempel pada arloji itu walaupun kunci yang digunakan Mr. Lincoln untuk membukanya setiap hari telah hilang. Sebagian besar patung dan gambar Lincoln menunjukkan kalau rantai jam tangannya selalu menempel pada lubang kancing rompinya. Sepertinya sangat diragukan jika Lincoln mengetahui pesan rahasia itu. Dia memang selalu membawa jam ini bersamanya sepanjang masa kepresidenannya termasuk momen penting dalam sejarah seperti Pidato Proklamasi Emansipasi, Pidato "The Gettysburg Address" dan mungkin saja dia juga memakainya pada malam tragis di Ford's Theater.Pada abad ke-18 dan 19, para teknisi jam biasanya akan menaruh selembar kertas di dalam arloji yang mereka kerjakan untuk mencatat segala perbaikan yang telah mereka kerjakan, yang nantinya akan membantu teknisi jam untuk mendiagnosa masalah di kemudian hari. Sangat tidak lazim memang Dillon akan mengukir pesan pribadi di dalam jam tangan pelanggannya, terutama lagi jika pelanggan itu adalah seorang Presiden Amerika Serikat.

Meskipun penyelidikan pihak Museum telah membuktikan kebenaran tentang adanya sebuah pesan rahasia di jam tangan Lincoln, namun masih ada pertanyaan yang belum terjawab. Selain tulisan di atas, ada juga sebuah tulisan tangan berbeda yang berisi nama Jeff Davis (Jefferson Davis - Presiden Konfederasi) dan seseorang bernama L. E. Grofs tertanggal 1864 (Lincoln meninggal pada tahun 1865). Pertanyaan pun muncul, kenapa nama seorang tokoh konfederasi dari selatan bisa tertulis didalam jam Lincoln? Sejarah mencatat kalau kedua tokoh ini memang berseteru pada saat itu. Namun catatan sejarah, maupun catatan perbaikan tentang jam tersebut tidak berhasil menemukan tentang siapa yang telah menambahkan tulisan nama tersebut kedalam jam Lincoln, yang kembali hanya menambahkan sebuah misteri lagi kedalam sejarah negara Amerika.