BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Jokowi dan JK jadi korban pidato hoax

Presiden Joko Widodo (kanan) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) menyapa penerima Anugerah Tanda Kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial Donor Darah Sukarela di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/12/2017)
Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), tak luput dari incaran penyebar hoax. Pidato Jokowi yang tak pernah ada dan pidato JK yang dipelintir habis-habisan, jadi materi hoax yang tersebar di media sosial.

Sebuah pesan berantai yang seolah-olah pidato Jokowi isinya menyatakan adanya ancaman dari sejumlah kelompok masyarakat terkait hasil Pilkada DKI Jakarta 2017, terhadap kondisi keamanan di Tanah Air.

Dikatakan pula bahwa Presiden menyampaikan pidato tersebut di Stadion Utama Senayan, Jakarta, di depan seratusan ribu hadirin sebagai tanggapan atas maraknya aksi demonstrasi pasca-Pilkada DKI Jakarta.

Istana Kepresidenan memastikan pesan berantai tersebut merupakan kabar bohong (hoax). Jokowi dinyatakan tak pernah menghadiri acara dan membuat pidato tersebut.

"Perlu ditegaskan, Presiden Joko Widodo tidak pernah menghadiri acara dimaksud apalagi menyampaikan pidato yang ada dalam pesan tersebut," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, dalam keterangan tertulisnya (2/1/2018).

Ia juga memastikan penyebaran pesan berantai itu merupakan ulah pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun tak ada penjelasan apakah pemerintah akan mengusut dan memperkarakan pelaku penyebar hoax terhadap Presiden ke-7 RI tersebut.

Bey juga mengingatkan, Presiden Jokowi selalu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menghentikan maraknya penyebaran berita bohong atau hasutan yang mengandung fitnah dan kebencian.

"Marilah bersama-sama kita hentikan penyebaran berita bohong atau hasutan, yang mengandung fitnah dan kebencian di media sosial. Mari kita tunjukkan nilai-nilai kesantunan dan nilai-nilai kesopanan sebagai budaya Indonesia," tulis Bey mengutip pernyataan Presiden di Istana Merdeka, 8 Juni 2017 yang lalu.
Pelintiran pidato Jusuf Kalla
Akhir tahun lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga jadi korban hoax. Materi pidato saat membuka simposium nasional di MPR RI Juli 2017 lalu, dipelintir jadi kabar bohong bernada provokatif.

Pidato JK dibuat seolah-olah menyudutkan pemerintahan sebelum Jokowi. Dari era Soeharto, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Dua kesalahan kebijakan pada era lama dibilang menghabiskan anggaran Rp6.000 triliun.

Era Habibie, Gus Dur, Megawati juga disebut sebagai era "tersulit berdamai dengan kenyataan". Kehidupan politik tidak jelas, proses transisi legislasi dari era Suharto ke era Reformasi seakan tak berujung. Tidak ada pembangunan nyata, sehingga negara macet.

Pelintiran pidato JK tersebut menyebar di media sosial, khususnya lewat aplikasi perpesanan. Juru bicara Wakil Presiden pun membantah isi pidato pelintiran tersebut.

Juru bicara JK, Husain Abdullah, kepada detikcom (30/12/2017) sudah menyatakan pidato tersebut adalah pelintiran dari pidato JK pada simposium nasional di MPR RI pada Juli 2017, bertajuk "Sistem Perekonomian Nasional untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Sesuai UUD 1945"

Pidato hoax berjudul "Dari Jusuf Kalla: Perjuangan Moral Jokowi" itu, belakangan sudah diketahui pembuatnya. Dilansir Jawa Pos (1/1/2018), Husain Abdullah mengatakan hasil penelusuran pihaknya menemukan yang memelintir pidato JK tersebut adalah seseorang bernama Erizeli Bandaro.

"Kami pelajari dulu karena bisa saja ada pihak ketiga yang sengaja memviralkan itu dengan menggunakan nama Pak JK," ujar Husain.

Menurutnya, pidato JK yang asli tidak menyalahkan siapa-siapa, tetapi mendeskripsikan penyebab terlambatnya kemajuan Indonesia dibanding negara lain.

Pidato asli Jusuf Kalla yang dipelintir sebenarnya sudah ada di situs resmi Wakil Presiden RI. Dalam transkripsi pidato yang asli, JK memang menyinggung nama-nama presiden terdahulu, namun dalam konteks berbeda.

Ia menyebut, untuk mewujudkan tujuan negara, memajukan kesejahteraan umum dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur, banyak cara telah ditempuh. Ia pun menguraikan bagaimana sistem perekonomian dunia juga mempengaruhi Indonesia.

JK juga mengingatkan Pancasila sebagai filosofi, bukan sekadar jargon. Ia justru melontarkan kritik pedas terhadap banyaknya kajian, riset, atau simposium yang belum membawa dampak nyata terhadap implementasi Pancasila dalam pembangunan.

"[...] kalau bicara seminar, simposium atau konferensi itu bisa mensejahterakan orang atau negara maka kitalah negara yang paling sejahtera di dunia ini, karena begitu banyaknya konferensi dan seminar serta simposium," ujarnya dalam paragraf penutup pidato itu.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...an-pidato-hoax

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Sikap Jokowi terhadap Badan Siber dan Sandi Negara berubah lagi

- Peresmian kereta bandara, kaus Jokowi, dan harga tiket

- Hampir semua rumah tangga di Sulawesi Barat pembayar PBB

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
18.9K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan