Pemilihan umum adalah sebuah hal yang lazim diselenggarakan di setiap negara, bahkan di negara yang tidak demokratis dan memiliki pemerintahan yang otoriter sekalipun. Pemilihan umum dapat diselenggarakan secara teratur setiap beberapa tahun sekali atau secara mendadak. Pemilihan umum menjadi sarana bagi rakyat untuk mengubah nasib bangsanya, bisa juga menjadi ajang melegitimasi kekuasaan seorang pemimpin untuk waktu lama, bisa pula hanya sekadar sebagai sebuah formalitas belaka.
Minami Creative Works akan menyajikan pemilihan umum di berbagai negara di dunia.

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Amerika Serikat

Amerika Serikat menyelenggarakan pemilihan umum legislatif setiap 2 tahun sekali pada tahun genap dan pemilihan umum presiden setiap 4 tahun sekali. Keduanya pada Selasa pertama yang jatuh setelah Senin pertama bulan November atau Selasa pertama setelah 1 November, antara 2 November dan 8 November. Contohnya, pemilu AS 2016 dilaksanakan pada Selasa, 8 November 2016, bukan 1 November 2016 karena tidak ada hari Senin bulan November sebelumnya.
Pemilu legislatif yang dilaksanakan di tengah masa jabatan presiden disebut pemilu sela atau midterm election. 2 partai utama yang memerebutkan suara pemilih adalah Partai Republik dan Partai Demokrat. Karena masa jabatan seorang anggota Senat di AS adalah 6 tahun, maka setiap pemilu legislatif di AS hanya akan memilih sepertiga dari jumlah anggota Senat.
Kedua partai ini pulalah yang mengusung calon presiden AS setelah melewati pemilihan di internal partai masing-masing, meskipun terdapat pula calon dari partai minor lainnya dengan peluang terpilih sangat kecil.
Pemilu presiden di AS menggunakan sistem tidak langsung. Rakyat tidak memilih secara langsung presidennya, namun memilih orang-orang yang mewakili mereka untuk memilih presiden, yang disebut Electoral College. Setiap negara bagian memiliki jatah Electoral Votemasing-masing sesuai jumlah anggota Senat dan DPR dari negara bagian tersebut. Calon presiden dengan suara pemilih terbanyak belum tentu terpilih sebagai Presiden AS. Justru calon presiden dengan electoral vote terbanyak (minimal 270) yang akan terpilih sebagai presiden AS. Ini terjadi pada 2016 lalu. Hillary Clinton dari Partai Demokrat sebenarnya meraih suara lebih banyak dibandingkan Donald Trump dari Partai Republik (65.583.516 suara berbanding 62.984.825 suara). Namun, Trump memenangi pemilihan di lebih banyak negara bagian dengan electoral vote tinggi daripada Clinton. Dengan 320 electoral votes, Trump menjadi Presiden AS ke-45 sementara Clinton hanya mendapat 227 electoral votes.

Jepang

Di negeri matahari terbit, lanskap politiknya sejak 1955 didominasi oleh Partai Demokrat Liberal atau LDP yang berhaluan sayap kanan. Hampir semua perdana menteri Jepang sejak 1955 adalah Presiden LDP, dengan pengecualian periode 1993 - 1994 dan 2009 - 2012. Sistem politik ini merupakan hasil inisiatif Nobusuke Kishi, Perdana Menteri Jepang tahun 1957 - 1960 yang juga merupakan kakek dari Perdana Menteri Jepang sekarang, Shinzo Abe.
Pemilu di Jepang hampir selalu dimenangi oleh LDP dan Presiden LDP hampir selalu menjadi perdana menteri Jepang.
Tiga hal yang unik dalam pemilu di Jepang adalah
Pertama
Penggunaan van, lengkap dengan pengeras suara berkelilng kota oleh calon anggota legislatif untuk mempromosikan dirinya kepada calon pemilihnya.

Kedua
Poster kampanye legislatif di Jepang yang khas dan memiliki tulisan yang besar-besar dengan foto sang calon di sebelahnya. Poster ini pun juga tak boleh dipasang di sembarang tempat dan telah disediakan papan khusus dengan blok bernomor untuk menempelkan poster.

Ketiga
Partai politik yang baru didirikan beberapa minggu sebelum pemilu pun dapat ikut berpartisipasi. Di Indonesia, hal ini tak mungkin terjadi karena partai politik harus diverifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum 1,5 tahun sebelum pemilu dilaksanakan. Pemilu Jepang 22 Oktober 2017 lalu menyimpan kisah yang unik. Minshuto, sebuah partai pecahan dari Partai Demokratik, yang baru didirikan pada 2 Oktober 2017 berhasil menjadi partai oposisi terbesar di Jepang dengan 4.852.097 suara dan 55 kursi Diet (parlemen Jepang).
Politik di Jepang didominasi generasi tua dengan partisipasi generasi muda dalam politik yang minim. Mungkin terkait dengan budaya senioritas di Jepang.

Korea Utara

Apakah Anda berpikir di Korea Utara tidak ada pemilu? Salah. Pemilu juga diselenggarakan di Korea Utara, tentu dengan cara Korea Utara sendiri. Di Korea Utara, rakyat yang memiliki hak pilih wajib datang ke Tempat Pemungutan Suara dan memberikan suaranya. Hanya ada satu calon di kertas suara, yang sudah disetujui oleh negara. Bila mereka tak ingin memilih calon tersebut, mereka dapat melakukannya dengan mencoretnya dengan pulpen merah dengan disaksikan petugas pemilu. Pemilu ini tidak lebih hanya untuk mengukuhkan kekuasaan di Korea Utara.
Tingkat partispasi pada pemilu Korea Utara 2014 mencapai 99,97%.

Filipina

Di negeri maritim yang juga tetangga Indonesia ini, pemilu juga berlangsung seperti di kebanyakan negara. Satu hal yang unik adalah presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah. Suara pemilih untuk presiden dan wakil presiden berbeda, tidak seperti di Indonesia yang dijadikan satu paket / pasangan calon. Jadi, mungkin saja presiden dan wakil presiden yang terpilih berasal dari partai politik yang berbeda.
Di Filipina, presiden hanya dapat dipilih satu kali untuk masa jabatan 6 tahun, kecuali bila pada masa jabatan pertamanya, ia hanya meneruskan sisa masa pemerintahan presiden sebelumnya yang dimakzulkan, seperti yang dilakukan Gloria Arroyo pada 2001 - 2004.

Malaysia

Di Malaysia, lanskap politiknya sejak kemerdekaan tahun 1957 hingga 2018 selalu didominasi oleh United Malays National Organisation atau UMNO. UMNO selalu memenangi setiap pemilu di Malaysia dan pemimpinnya selalu menjadi perdana menteri Malaysia hingga 10 Mei 2018, mulai dari Tunku Abdul Rahman hingga Najib Razak. UMNO sendiri memimpin sebuah koalisi perpolitikan di Malaysia yang disebut Barisan Nasional.

San Marino

Di negara republik tertua di dunia ini, pemimpinnya dijabat oleh 2 orang wali kapten yang dipilih setiap 6 bulan sekali oleh parlemen negara tersebut. Pemilu parlemen sendiri dilaksanakan setiap 4 tahun sekali.

Indonesia

Indonesia pertama kali menyelenggarakan pemilu pada 1955 dengan peserta lebih dari 28. Pada 1971, pemilu kembali diselenggarakan dengan jumlah peserta 10. Pemilu 1977 sampai 1997 hanya diikuti 2 partai politik hasil fusi partai 1973 dan Golongan Karya (Golkar). Pemilu tersebut selalu dimenangkan oleh Golkar. Ketika gerakan reformasi mengjungkalkan rezim Orde Baru, pemilu diselenggarakan kembali pada 1999 yang diikuti 48 partai politik. Pemilu 2004 diikuti 24 partai politik dan menjadi pemilu pertama di mana presiden dipilih langsung oleh rakyat di Indonesia. Dua pemilu selanjutnya diikuti oleh 34 partai politik (2009) dan 10 partai politik (2014), ditambah beberapa partai lokal untuk wilayah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Di Indonesia, rakyat memilih sekaligus anggota legislatif untuk semua tingkatan dalam pemilu legislatif, nasional (DPR dan DPD) dan daerah (DPRD I dan DPRD II).
Untuk tahun 2019, pemilu legislatif dan presiden akan dilaksanakan pada tanggal yang sama, 17 April 2019.


Demikian thread dari saya kali ini. Pemilu diselenggarakan bukan hanya sekadar sebagai sebuah formalitas dalam kehidupann berdemokrasi, namun juga sebagai wujud kedaulatan rakyat di sebuah negara dan cara untuk memperbaiki keadaan negara dengan memilih orang-orang yang tepat. Terima kasih telah membaca dan semoga hari Anda menyenangkan.


Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV'
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X

Apresiasi dari Kaskuser