c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Kehidupan Presiden Indonesia Di Masa Lalunya Yang Jarang Kita Ketahui


Ditemani minuman khas anak negeri yaitu wedang jahe, rasanya sungguh nikmat bila di minum malam-malam begini dengan hawa dingin yang menusuk tulang, hangat di tenggorokan hingga tubuh membuat minuman ini sungguh istimewa.

Seistimewanya para presiden kita yang sudah memimpin bangsa ini dengan baik walau banyak ketidak sempurnaan pada mereka bisa kita maklumi karena manusia tak kan bisa sempurna layaknya Tuhan.

Yah saat ini kita akan melihat para Presiden kita di masa mudanya atau masa kecilnya lewat beberapa foto yang TS ambil dari om google.

Seperti kita tahu Presiden Indonesia mulai dari Ir.Sukarno, Suharto, Bj.Habibie, Gusdur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan terakhir Jokowi.

Mari kita lihat foto para Presiden kita di masa lalunya.

Ir.Sukarno



Ir Soekarno dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia dan juga sebagai Pahlawan Proklamasi, Bung Karno merupakan salah satu Presiden yang paling berani melawan musuh-musuh yang dianggap bisa mengacaukan keutuhan Indonesia, banyak pemimpin dunia menghormatinya, tak banyak yang diketahui tentang kehidupan sukarno kecil.

Nama Presiden Soekarno dikenal sangat besar dan harum oleh rakyat Indonesia karena jasa-jasanya. Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta. Saat ia lahir dinamakan Koesno Sosrodihardjo.

Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai banyak istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.



"Pada suatu sore ketika kami sedang berjalan-jalan berdua, Fatmawati bertanya padaku tentang jenis perempuan yang kusukai," ujar Soekaro dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka Antar Kota. Sesaat Bung Karno memandang sosok Fatmawati yang saat itu berpakaian sederhana dan sopan. Perasaan Bung Karno benar-benar bergejolak, dia sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu. "Aku memandang kepada gadis desa ini yang berpakaian baju kurung merah dan berkerudung kuning diselubungkan dengan sopan. Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita modern yang pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan," kata Soekarno.



"Saya lebih menyukai wanita kolot yang setia menjaga suaminya dan senatiasa mengambilkan alas kakinya. Saya tidak menyukai wanita Amerika dari generasi baru, yang saya dengar menyuruh suaminya mencuci piring," tambahnya. Mungkin saat itu Fatmawati begitu terpesona mendengar jawaban Soekarno yang lugas. Sampai pada akhirnya jodoh mempertemukan keduanya. Soekarno menikah dengan Fatmawati pada tahun 1943, dan dikarunia 5 anak yakni Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. "Saya menyukai perempuan yang merasa bahagia dengan anak banyak. Saya sangat mencintai anak-anak," katanya.

Suharto



Suharto dimasa kecil sering sekali di ledek kawan-kawannya dengan sebutan "Den bagus tahi mabul"

Arti ledekan itu kira-kira si raden tahi kering. Sudah enam puluh tahun, tapi Soeharto masih mengingat ejekan yang dilontarkan temannya dulu. Masih dendam dia rupanya.

Soeharto lahir 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk, dusun terpencil di daerah Argomulyo, Godean, sebelah barat Yogyakarta. Ayahnya Kertosudiro, seorang petugas irigasi di desa itu. Ibunya bernama Sakirah. Tak lama setelah Soeharto lahir, kedua orangtuanya bercerai.

Belum 40 hari, Soeharto dibawa ibunya ke Mbah Kromodiryo, yang masih kerabatnya. Sakirah sakit sehingga tak bisa menyusui anaknya. Di pelukan Mbah Kromo Soeharto menemukan kasih sayang. Mbah Kromo memberi makan Soeharto, merawatnya kala sakit, dan mengajar mengenal kehidupan desa. Soeharto kecil sangat akrab dengan kehidupan petani beserta sawah dan kerbaunya.

"Memang terasa sekali sampai sekarang betapa sayangnya beliau pada saya," kata Soeharto.

Setelah berusia empat tahun, Sakirah menjemput Soeharto. Kemudian mengajak putranya itu tinggal bersama suami barunya yang bernama Atmopawiro.

Mbah buyut Soeharto, Notosudiro masih ada hubungan dengan pengawas di keraton, karena itu masih dipanggil Den. Dari situ pula Soeharto sering dapat ejekan. Kehidupan Soeharto melarat. Dia merasa risih dipanggil Den.

"Saya selalu menolak dipanggil begitu, tapi mereka terus juga menjengkelkan saya," kata Soeharto.

Kehidupan masa kecil Soeharto tak selalu menyenangkan. Banyak juga sakit hatinya.

Ceritanya saat itu Mbah Notosudiro pulang membawa baju. Soeharto yang baru berumur lima tahun disuruh mencoba baju tersebut. Saat itu Soeharto belum punya pakaian. Dia masih bertelanjang dada dan hanya punya celana pendek selutut.

Eh, setelah baju dicoba, ternyata Mbah Notosudiro malah memanggil sepupu Soeharto yang bernama Darsono. Baju itu diberikan pada Darsono. Soeharto pun sakit hati. Apalagi dia tahu anak budenya itu sudah punya baju.

"Saya merasa nista. Saya nelangsa sedih sekali. Waktu itu saya merasa hidup ini kok begini. Saya berpikir, kami sama-sama cicitnya, tetapi diperlakukan lain. Mas Darsono sudah mempunyai baju, sedang saya belum. Mengapa saya tidak dibuatkan dan yang dibuatkan itu malah Mas Darsono?"

Ayah kandung Soeharto, Kertosudiro, akhirnya menitipkan Soeharto pada adik perempuannya yang bersuamikan mantri tani bernama Prawirodiharjo. Kehidupan ekonomi keluarga ini lumayan baik. Soeharto pun disekolahkan dan diterima dengan kasih sayang. Dia pun betah tinggal di Daerah Wuryantoro ini.

Baru satu tahun, ayah tiri Soeharto Atmopawiro menjemput Soeharto. Katanya Sakirah kangen bertemu Soeharto. Mereka juga menjanjikan Soeharto cuma liburan dan nanti boleh kembali ke rumah Prawiro. Tapi ternyata janji tinggal janji. Soeharto kembali tinggal di Kemukus selama satu tahun sebelum akhirnya dijemput Prawiro kembali.

Soeharto mengagumi Pak Prawiro dan pekerjaannya sebagai mantri pertanian. Soeharto juga mulai mencintai kehidupan petani.



"Ketekunan dan kreativitas Pak Prawiro itu memberikan inspirasi kepada saya. Semangat saya dijadikannya hidup," kata Soeharto.

Tak ada yang menyangka 40 tahun kemudian, anak kecil berdada telanjang dari desa terpencil itu dilantik menjadi Presiden RI kedua. Nasib manusia memang milik Sang Pencipta.

Tulisan ini dikutip dalam biografi 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya' yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH.


B.J.Habibie



Beliau adalah salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di Indonesia, selain dikenal sebagai orang paling cerdas di Indonesia, ia juga dikenal sebagai presiden ketiga Republik Indonesia.

Nama lengkapnya adalah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Ia dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.

Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak.

Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.



Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.

Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.


KH.Abdurahman Wahid ( Gusdur )



Meski terlahir sebagai anak Wahid Hasyim, Gus Dur tumbuh seperti anak-anak seusianya. Dia juga nakal, bahkan bisa dibilang berperilaku nyeleneh karena sikap nakalnya tidak bisa ditekan oleh ayahnya. Gus Dur kerap diikat dengan tambang di tiang bendera di depan rumah sebagai hukuman untuk sikap nakalnya.

Ketika belum genap berumur 12 tahun, Gus Dur sudah dua kali patah lengan akibat kegemarannya memanjat pohon. Pertama kali lengannya patah karena terjatuh dari pohon akibat dahan yang dia injak patah.

Kemudian, dia juga hampir kehilangan tangannya. Kisahnya, waktu itu dia mengambil makanan dari dapur lalu memakannya di atas pohon besar. Karena keenakan di atas pohon dia sampai tertidur lalu menggelinding dan terjatuh ke bawah.

Dalam ingatan Gus Dur , seperti diceritakan Greg Barton, penulis buku Biografi Gus Dur , waktu itu dia mengalami patah tulang serius sehingga tulang lengannya menonjol keluar. Dokter pertama yang merawatnya khawatir kemungkinan dia akan kehilangan tangannya. Beruntung, karena kecekatan dokter, tangannya bisa disambung kembali.

"Akan tetapi pengalaman ini hampir tak berpengaruh terhadap dirinya karena Gus Dur muda tetap kurang berhati-hati dan selalu bertindak impulsif."

Namun demikian, di balik tingkah nakalnya itu, Gus Dur kecil juga dikenal sebagai pecandu buku bacaan. M Hamid, dalam bukunya berjudul: Gus Gerr: bapak pluralisme & guru bangsa, mengisahkan soal hobi membaca Gus Dur . Hamid mengutip buku Beyond the Symbols: Jejak Antropologis Pemikiran dan Gerakan Gus Dur .



Dalam buku itu dikisahkan, beberapa kali Gus Dur ditegur oleh ibunya soal kebiasaannya membaca. "Jangan terlalu banyak membaca, nanti matamu rusak," begitu kata sang bunda sambil membolak-balik halaman novel sastra putranya yang baru berusia 10 tahun.

Gus Dur memang maniak membaca. Dia benar-benar memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Dia juga kerap berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Pada usia itu, dia sudah akrab dengan buku-buku serius, dari filsafat, cerita silat, sejarah, hingga sastra.

Sejak duduk di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), Gus Dur sudah menguasai bahasa Inggris. Dalam waktu dua tahun, saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), dia sudah melahap beberapa buku bahasa Inggris, di antaranya; Das Kapital karya Karl Marx, buku filsafat Plato, Thalles, Novel karya William Bochner.

Adapun karya sastra yang dia baca di antaranya karya Ernest Hemingway, John Steinbeck, dan William Faulkner. Dia juga tuntas membaca beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti; Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky, dan Mikhail Sholokov.

Namun saat di SMEP itu, Gus Dur pernah tidak naik kelas. Konon, dia mengaku kehilangan gairah sekolah karena tidak mendapat teman yang mengerti pikirannya. Akibatnya, Gus Dur sering membolos dan memilih pergi ke perpustakaan serta menonton film di bioskop. Bahkan sering kali dia lebih memilih sepak bola ketimbang sekolah. Walhasil, Gus Dur tidak naik kelas.



Ibunya lalu mengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya dengan mengaji kepada Kiai Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak dan belajar di SMP. Lagi-lagi, Gus Dur memberontak. Dia merasa aturan di pondok pesantren terlalu ketat, sehingga dia meminta izin ke ibunya untuk kos di luar pondok.

Pada akhirnya, dia kos di daerah Kauman, di lingkungan sekitar Keraton Yogyakarta. Dia tinggal di rumah Haji Djunaid, seorang tokoh organisasi Islam Muhammadiyah. Haji Djunaid merupakan sahabat dekat Wahid Hasyim, ayah Gus Dur.

Selain nyantri di pondok pesantren, dia juga melanjutkan pendidikan di SMP. Benar saja, sejak kos itu Gus Dur semakin giat belajar.


Megawati Sukarno Putri



Megawati Soekarnoputri adalah anak kedua Presiden Soekarno dan Fatmawati, gadis kelahiran Bengkulu di mana Soekarno dahulu pernah diasingkan pada masa penjajahan Belanda. Ia dilahirkan pada masa Agresi Militer Belanda. Pada waktu Soekarno diasingkan ke pulau Bangka, Fatmawati melahirkan seorang bayi yang dinamai Megawati Soekarno Putri, pada tanggal 23 Januari 1947 di kampung Ledok Ratmakan, tepi barat Kali Code. Setelah kemerdekaan Indonesia, Megawati lalu dibesarkan dalam suasana kemewahan di Istana Merdeka.

Kehidupan masa kecil Megawati dilewatkan di Istana Negara. Sejak masa kanak-kanak, Megawati sudah lincah dan suka main bola bersama saudaranya Guntur. Sebagai anak gadis, Megawati mempunyai hobi menari dan sering ditunjukkan di hadapan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana.

Memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta, Mega pernah kuliah pertanian di Unpad Bandung (1965 – 1967 tidak sampai lulus) Psikologi Universitas Indonesia (1970 – 1972 juga tidak sampai lulus).



Liku Asmara

Karier politik Megawati Soekarnoputri yang penuh lika-liku dan warna seakan searah dengan garis kisah kehidupan perjalanan bahtera rumah tangganya yang pernah mengalami pasang surut.

Suami pertamanya adalah Letnan Satu (Penerbang) Surindro Supjarso, seorang pilot pesawat AURI dan perwira pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) Republik Indonesia. Surindro sosoknya tinggi jangkung, berwajah ganteng dengan model rambutnya berjambul, di kalangan rekan-rekannya ia kerap dipanggil dengan “Pacul”.

Surindro adalah sahabat karib Guntur Soekarnoputra, kakak Megawati. Konon kabarnya, Gunturlah yang menjodohkan Mega dengan Surindro. Mereka menikah pada hari Sabtu, tanggal 1 Juni 1968 bertempat di Jalan Sriwijaya Nomor 7, Kebayoran Baru, Jakarta. Setelah itu, Megawati lalu mengikuti suaminya, Surindro, tinggal di Madiun, Jawa Timur.

Di sana ia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak pertamanya, Mohammad Rizki Pratama. Ketika Mega sedang mengandung anak keduanya (Mohammad Prananda), Surindro mengalami kecelakaan pesawat yang merenggut nyawanya. Pesawat Skyvan T-701 yang dikendalikannya terempas di laut sekitar perairan pulau Biak, Irian Jaya, pada tanggal 22 Januari 1970. “Letnan Satu (Penerbang)” itu, beserta tujuh orang awak pesawatnya, hilang tak diketahui rimbanya dan hanya tersisa serpihan puing-puing tubuh pesawat yang ditemukan tersebar berserakan di laut sekitar perairan tersebut. Mega dirundung duka yang mendalam, ia pun berkabung cukup lama.



Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1972, ketika usia Megawati masih baru menginjak awal dua puluhan, mengasuh dua anak yang masih balita, ia kembali merajut asmara dengan seorang pria yang konon adalah pengusaha asal Mesir, yang juga seorang Diplomat Mesir yang bertugas di Jakarta, bernama Hassan Gamal Ahmad Hasan. Namun, pernikahan Mega yang kedua kali ini tak berlangsung lama, hanya bertahan tiga bulan.

Pernikahan Megawati dengan Hassan (suami kedua Mega) menjadi sorotan Media Massa dengan alasan bahwa waktu itu Megawati masih terikat perkimpoian yang sah dengan Surindro, suami pertamanya dan pada saat itu belum ada keputusan yang pasti dari pemerintah, dalam hal ini adalah Markas Besar (Mabes) TNI-AU, mengenai nasib suami pertamanya, yang jenazahnya sampai sekarang tak berhasil ditemukan.

Keluarga “Bung Karno” pun tak tinggal diam, mereka kemudian menyewa seorang pengacara, Sumadji namanya, guna membatalkan pernikahan Mega yang kedua yang kontroversial itu melalui penetapan keputusan oleh Pengadilan Tinggi Agama – Jakarta, akhirnya Hassan pun mengalah dan menyerah. Dari pernikahan dengan suami keduanya yang kandas ini, Megawati tidak dikaruniai anak.

Kebahagiaan dan kedamaian hidup rumah tangga Megawati Soekarnoputri baru benar-benar terjalin dan dirasakan setelah ia menikah dengan Moh. Taufiq Kiemas, rekannya sesama aktivis di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dulu, yang juga menjadi salah seorang penggerak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Suami ketiga Mega, Taufiq Kiemas, selain aktif di GMNI, ia juga bergabung dengan “Inti Pembina Jiwa Revolusi”, yaitu suatu organisasi yang menegakkan ajaran “Soekarno”. Taufiq Kiemas, yang oleh Guntur diberi julukan “si Bule”, menikahi Mega pada akhir Maret 1973. Pesta pernikahan mereka ini berlangsung sederhana di “Panti Perwira”, Jakarta Pusat. Dari pasangan ini, maka lahirlah Puan Maharani, yang merupakan anak ketiga dari Megawati Soekarnoputri dan adalah anak pertama Taufiq Kiemas satu-satunya.




Diubah oleh c4punk1950... 02-11-2017 00:56
0
24.5K
157
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan