Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Memisahkan Anak Dari Televisi


Anak adalah peniru ulung. Apa yang dilihat oleh mata dan didengarkan oleh telinga, serta merta berusaha ditiru oleh mereka. Apalagi jika kejadian yang mereka alami berlangsung dalam tempo yang lama.

Pada anak berusia 4-10 tahun, perkembangan siklus otak berada pada masa keemasan. Oleh sebab itu, sangatlah disayangkan jika pada periode ini, berbagai kejadian yang mulai direkam, menjadikan hal tersebut berdampak buruk. Terutama pengaruh dari televisi.

Sebenarnya pemerintah melalui Komisi Penyiaran Televisi Indonesia atau disingkat dengan KPI, telah membuat rumusan dan regulasi terhadap pelbagai siaran yang dianggap layak untuk disiarkan.

Kinerja mereka, tak ubahnya para mimin dan momod yang bertugas melakukan review terhadap postingan yang ada di kaskus. Jika lolos review, anda beruntung bisa beli es tebu. Jika tidak, ya anggap saja kesuksesan yang tertunda.

Namun, ketika saya amati, perhatikan dan saya rasakan, kok jiwa ini makin tertekan dengan tayangan yang saban hari disiarkan. Kemana KPI ya? Apa tugasnya selesai hanya dengan melakukan sensor pada sekitaran dada wanita, bahkan film robot pun ikutan-ikutan diblur dadanya? Atau mengganti warna jadi hitam putih seperti televisi jaman kerajaan entah berantah ketika ada adegan berdarah? Atau tayangan asap rokok yang diblur biar pada gak ditiru? Dan atau atau lainnya.

Pada layar kaca memang terpampang tulisan 13+, BO, dan lain sebagainya. Tapi celakanya, regulasi yang bertujuan membatasi para pemirsa kecil yang belum berdosa ini, justru kebanyakan terjadi pada prime time? Sama aja gondrong dong.

Nah, berdasarkan kisah nyata yang kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan, alangkah eloknya kita berusaha memisahkan anak dari televisi bila dampaknya tidak bagus.

Terutama pada anak usia 10 tahun kebawah. Jika pun masih dianggap perlu, mungkin bisa ditambah lagi kategorinya bagi anak dibawah 12 tahun.

Tujuan pemisahan ini, seperti pada kalimat awal tulisan diatas, adalah mencegah sang anak, yang merupakan peniru ulung, ikut-ikutan meniru adegan dari siaran televisi yang kebanyakan gak bermutu.

Mereka hanya mengejar rating dan masa bodoh dengan dampak serta ekses negatif yang bisa ditimbulkan.

Berikut ini berbagai hal sederhana, yang dapat kita lakukan agar anak bisa dipisahkan dari acara di televisi bedebah itu.
1. Jogging
Spoiler for Ajak anak jogging biar sehat:


Ketika bangun pagi, mulailah untuk mengalihkan perhatian anak dari televisi. Ajak dan biasakan hidup sehat dengan melakukan aktifitas jogging. Murah dan mudah bukan? Paling juga butuh beberapa butir permen dan cemilan untuk merayu anak.

Udara pagi yang masih sejuk dan kaya akan oksigen sangat bagus sebagai asupan untuk paru-paru.

2. Ajak Anak Bermain Sepeda
Spoiler for Biarkan anak bermain sepeda asal tetap dipantau:


Jika sang anak tidak bersedia jalan kaki, rayu dengan bermain sepeda. Dengan demikian, perhatian anak akan teralihkan dari tayangan jahat yang banyak terselip pada adegan di televisi. Selain sehat, anak juga mulai dibiasakan berolahraga biar gak mudah penyakitan kelak.

3. Berkebun
Spoiler for Yuk berkebunnn...:


Bagi yang beruntung memiliki lahan luas dipekarangan rumahnya, ada baiknya menyisakan sedikit tempat untuk melakukan kegiatan berkebun.

Ajari dan kenalkan anak pada berbagai macam tanaman sekaligus manfaatnya. Acara berkebun ini sangat berguna. Selain tujuan awal memisahkan anak dari televisi, aktifitas ini juga mempererat hubungan harmonis didalam keluarga.

4. Merawat Ikan
Spoiler for merawat ikan bisa di kolam atau akuarium:


Untuk bisa merawat ikan, kita tidak harus punya kolam besar. Jika lahan tidak ada, alternatifnya adalah dengan membeli akuarium.
Selain berguna sebagai hiasan, merawat ikan juga salah satu hal positif yang mengajarkan anak untuk mulai bertanggungjawab. Ajari cara memberi pangan untuk ikan, membersihkan air akuarium atau kolam. Asyik bukan?

5. Melakukan Permainan Sederhana
Spoiler for semacam permainan ulartangga:


Salah satu permainan sederhana bisa kita lakukan adalah bermain ulartangga.

Permainan ini ampuh memancing gelak tawa anak dan adanya interaksi yang baik antara anak dan orangtua. Jangan malah dikasi gadget. Efek gadget dan televisi itu 11-12.

Jika anak sudah mulai bosan dengan permainan ulartangga, coba carikan alternatif lainnya. Karambol misalnya. Ya jadi orang tua emang kudu peka dan kreatif.

Jangan mau enaknya aja. Giliran bikin anak semangat, eh anak dah ada malah gak dirawat. Jangan ya? Nanti kita kualat.

6. Ingetin Waktu Untuk Belajar
Spoiler for ciptakan suasan nyaman dalam belajar:


Ciptakan kesan yang positif untuk kata "belajar". Seperti yang kita ketahui, jika salah mensugesti anak dengan kata-kata belajar, maka konotasi "belajar" akan seperti yang kita alamin. Semacam horor.

Akan tetapi, jika sedari awal kita memperkenalkan bahwa belajar itu tak ubahnya bermain-main, maka anak juga tidak akan menganggap perintah untuk belajar sebagai sesuatu hal yang menakutkan untuk dikerjakan.

Dengan mengingatkan untuk belajar, maka secara tidak langsung, kita sudah berusaha menjauhkan anak kita dari pengaruh tak baik yang biasanya banyak terkandung dalam tayangan televisi.

7. Bermain Musik
Spoiler for kita bisa mengajari anak bermain musik agar terhindar dari pengaruh tv:


Mengajari anak bermain musik adalah salah satu kiat yang bisa menjauhkan anak dari pengaruh terkutuk televisi.

Tentu saja, hal ini bisa berlaku untuk semua anak. Karena pada dasarnya, anak cenderung menyukai nada suara yang mengalun secara teratur. Daripada dengar mak nya ngomel-ngomel, mending ajarin anak bermain musik bukan? Tapi ya gak usah aliran musik keras seperti rock keles. Yang kalem-kalem aja dulu.

8. Jual Tv nya
Spoiler for bungkus dan jual tv-nya:


Jika ketujuh langkah diatas gak mujarab, ya ini pilihan terakhir. Mau gimana lagi? Dalam dunia hukum, hal ini bisa disebut dengan istilah ultimum remedium.

Yang penting anak-anak gak memaksa kita untuk mengajari mereka gimana caranya jadi orang ganteng yang bisa berubah jadi serigala.

Nah, itu dia beberapa tips menjauhkan anak dari televisi.

Bagi keluarga yang sama-sama bekerja, ada baiknya berdiskusi dengan pengasuh yang ada dirumah, kakek dan nenek atau siapapun yang diberi amanah untuk menjaga anak-anak kita.

Setelah jam kantor usai, luangkan waktu yang telah kita rebut dari mereka. Ajak bermain meski sebentar. Pada akhir minggu atau ketika libur dan cuti, sempatkan untuk mengajak anak-anak bermain sambil menebus masa yang lewat karena aktifitas kantor.

Pokoknya, jauhkan anak-anak dari televisi. Jikapun harus menyaksikan acara ditelevisi, seleksi dengan benar acaranya dan dampingilah mereka.

Bila tidak, jangan salahkan andai mereka belajar mengumpat atau menghardik orangtua. Karena itu yang banyak dipertontonkan. Bahkan untuk tayangan bernuansa religi. Cek aja kalau gak percaya.




Salam
©Skydavee...


Spoiler for source:
Diubah oleh skydavee 30-10-2017 10:22
0
16.9K
129
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan