- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA


TS
ApakAlui
[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Quote:
Salam NKRI, buat Agan dan Aganwati sejagad Kaskus.......
Wah HT, thanks buat agan sekalian, buat momot sma mimin jg..
![[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-lJDRtRVO1mc/VMMiD3qnx0I/AAAAAAAAA6A/g_Xiu16KT6k/s1600/bendera%2Bmerah%2Bputih.jpg)
Pada thread kali ini saya tertarik untuk mengikuti event sejarah yang diadakan oleh momod kaskus, dan saya memilih thread yang berhubungan dengan pengetahuan saya, yaitu tentang Dayak dan Kemerdekaan Indonesia
Masyarakat Indonesia mempunyai begitu banyak pahlawan yang terkenal dalam membela dan melawan penjajahan bangsa asing yang menindas serta memeras kekayaan alam nusantara. Dari daerah Aceh sampai pada Papua, begitu banyak pahlawan yang berani dan mengorbankan segalanya demi mempertahankan kehormatan daerahnya masing – masing. Sebut saja ada Cut Nyak Dien dari Aceh, Pangeran Diponegoro dari Jogjakarta, Pangeran Antasari dari Banjar, Sultan Hasanudin dari Makassar, dan lain – lainya. Tetapi para tokoh dan pejuang dari kalangan suku Dayak masih belum banyak yang terdengar ataupun dikenalkan oleh pemerintah, padahal masyarakat Dayak pada masa perang dengan penjajahan bangsa asing ikut serta dalam membela dan mempertahankan daerah mereka dari serangan bangsa asing.
Quote:
![[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA](https://dl.kaskus.id/cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1056166/big/064340400_1447650316-dayak_1.jpg)
Pasukan Dayak.
Masyarakat Dayak dalam mempertahankan daerahnya menggunakan senjata – senjata tradisional dan beberapa daerah diakui oleh penjajah cukup sulit untuk ditaklukan dikarenakan suku Dayak yang berperang di dalam hutan serta menggunakan kesaktian yang membuat mereka sulit untuk dikalahkan. Pada saat itu pemerintah Belanda pada tahun 1890an menggunakan taktik halus dalam meredam kebengisan suku Dayak dalam berperang, yaitu mengupayakan pemberhentian tradisi Ngayau (berburu kepala) yang sering dilakukan oleh masyarakat Dayak dengan dalih untuk menjaga keadaan agar lebih damai dan nyaman bagi semua suku di Kalimantan. Pada saat kedudukan Jepang juga mereka mengupayakan mengurangi kebengisan suku Dayak dengan membantai semua tokoh – tokoh adat, salah satunya adalah Peristiwa Mandor pada 29 Juni 1944.
Quote:
![[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/84/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_slachten_van_runderen_tijdens_de_grote_verzoening_in_de_Dajak_kampong_Toembanganoi_onder_leiding_van_de_controleurs_A.C._de_Heer_en_J.P.J._Barth%2C_Borneo._TMnr_60010385.jpg)
Rapat Tumbang Anoi
Quote:
![[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA](https://dl.kaskus.id/img8.uploadhouse.com/fileuploads/5293/5293968dc8f5181f74be4b8bcd9c0c0aa0a25d5.jpg)
Kesatria Dayak
Quote:
Berangkat dari cerita – cerita dan bacaan referensi sejarah yang terverifikasi, maka inilah beberapa tokoh Dayak yang cukup terkenal di Kalimantan..
1. Temenggung Suropati
Tumenggung Surapati (lahir : Kalimantan Tengah, wafat : 1875, Kalimantan Tengah) Ia merupakan kepala suku Dayak Bakumpai-Siang yang memihak kepada Pangeran Antasari.Ia menjadi panglima perang dalam Perang Barito yang merupakan bagian dari Perang Banjar.
Pada tanggal 25 September 1864 Tumenggung Surapati beserta pengikutnya menyerang benteng Belanda di Muara Teweh dan membunuh dua orang penjaga benteng. Karena kejadian ini, pada bulan Maret 1865 di Muara Teweh didirikan pertahanan yang berkekuatan 4 orang opsir, 75 serdadu yang dilengkapi dengan meriam 2 pon dan 2 mortir. Tumenggung Surapati mencoba menyerang benteng di Muara Teweh itu pada akhir tahun 1865, tetapi karena kekuatan pertahanan Belanda di situ cukup besar, usahanya tidak berhasil. Ia kemudian bergerak bersama pasukannya menuju Sungai Kawatan. Pada tanggal 1 November 1865 satu pasuakn Belanda bergerak sampai di Kuala Baru untuk memutuskan jalan-jalan yang menuju ke tempat-tempat pihak pejuang di kawatan. Sementara itu, pasukan Belanda yang lain pada hari berikutnya berhasil mendaki Kawatan.
Quote:
![[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/De-aanval-op-Tongka.jpg/300px-De-aanval-op-Tongka.jpg)
Perang Barito
Pasukan Surapati yang berada di benteng Kawatan menembaki dengan meriam perahu-perahu Belanda yang mencoba mendekati benteng tersebut. Dalam pertempuran yang terjadi pasukan Surapati menderita kekalahan sehingga mengundurkan diri.
Berbagai muslihat dilakukan pihak Belanda untuk menangkap Tumenggung Surapati hidup atau mati, tetapi selalu gagal. Pertempuran dan perjuangan yang bertahun-tahun melawan Belanda melemahkan fisiknya yang memang sudah tua dan akhirnya jatuh sakit, meskipun semangat juangnya tidak pernah mundur. Setelah menderita sakit yang agak lama pada tahun 1875 Tumenggung Surapati meninggal dunia sebagai pahlawan, meninggal karena sakit. Tumenggung Ajidan putera Tumenggung Surapati meneruskan perjuangan ayahnya bersama-sama Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari. Kalau keluarga Sultan Muhammad Seman yang tertangkap dibuang ke Bogor (Jawa Barat) maka keluarga Tumenggung Surapati yang tertangkap dibuang ke Bengkulu, Sumatera
2. Pangsuma
Pang Suma adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang bergerilya di Kalimantan Barat. Pang Suma dikenal sebagai pejuang melawan penjajah Jepang. Hingga kini, tokoh pahlawan yang bernama Pangsuma, belum ada satu pun yang mengetahui di mana dan kapan ia lahir. Namun menurut penuturan cucu pengawal Pangsuma, Sera, atau lebih dikenal dengan Pang Ronda, menuturkan bahwa Pangsuma berasal dari dusun di Kecamatan Meliau bernama Nek Bindang. Pangsuma merupakan nama panggilan, dalam Bahasa Meliau merupakan penggabungan dua suku kata yakni Pang berarti bapak dan Suma adalah nama anaknya.
Pangsuma berjuang membebaskan Meliau dari penjajah Jepang, walaupun mati di tangan teman seperguruannya yang berkhianat karena bergabung bersama Jepang. Pang Ronda mengungkapkan cerita ini dari orang tua dan kakeknya, bahwa perjuangan Pangsuma memang benar-benar gigih.
Rasa ingin membebaskan dari belenggu penjajah saat itu hanya dengan berbekal keberanian dan sebilah Sabur (sejenis mandau/parang panjang), Pangsuma berhasil membunuh pimpinan Jepang di tiga lokasi yakni Sekucing Balai Bekuak perbatasan Kabupaten Ketapang dan Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau, kedua di Desa Kunyil Kecamatan Meliau dan ketiga di pusat Kota Meliau sendiri yang merupakan basisnya Jepang.
Karena di rasa Pangsuma merupakan satu sosok yang dapat membahayakan bagi Jepang, maka Jepang membayar teman seperguruan Pangsuma (pengkhianat) untuk membunuh Pangsuma, yakni ditembak dengan buntat kuali.
Pangsuma ditembak bersama adiknya, sang adik selamat namun Pangsuma meninggal dunia di bawah jembatan, yang saat ini berlokasi disebelah dermaga Meliau dan tidak jauh dari tempat itulah Pangsuma dimakamkan. Kini berdiri sebuah tugu yang diberi nama Tugu Pangsuma
3. Mohammad Ali Anyang
Quote:
![[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/-I6JG5S1wa-M/VKNa7-mesUI/AAAAAAAAA8g/YbZvIN8PN-Q/s1600/Mohhamad%2BAlianyang.jpg)
Ali Anyang
Ali Anyang lahir di desa Nanga Menantak (sekarang masuk kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang). Orangtuanya, Lakak dan Liang memberinya nama, Anjang. Dalam keluarganya yang suku Dayak ini, Ali Anyang merupakan anak bungsu dari tujuh orang bersaudara.
Pada usai 8 tahun, Ali Anyang menjadi anak angkat Raden Mas Suadi Djoyomiharjo, seorang kepala sekolah di daerah Sintang. Kemudian mengganti nama asli Ali Anyang yaitu Anjang menjadi Muhammad Ali Anyang. Ia memperoleh pengajaran agama Islam dari orangtua angkatnya. Dalam pendidikannya, Ali Anyang pernah bersekolah di Holland Inlandsche School (HIS) di Pontianak. Setelah tamat dari HIS, melanjutkan ke Sekolah Juru Rawat Centrale Burgerlijke Ziekem Inrichting (CBZ) atau Rumah Sakit Umum Pemerintah di Semarang. Setelah tamat kembali ke Pontianak dan bekerja di Rumah Sakit Umum Sei Jawi Pontianak.
Sebagai pemuda yang memiliki jiwa nasionalis tinggi, Ali Anyang tergerak hatinya untuk mengabdi dan berjuang membela kemerdekaan. Itu diwujudkan dengan bergabung bersama sejumlah pemuda yang menamakan diri Panitia Penyongsong Republik Indonesia (PPRI). Tujuan pembentukan PPRI tersebut adalah untuk menyebarluaskan berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh daerah di Kalbar.
Sebagai anggota PPRI, Ali Anyang berperan dalam mencegah perebutan kekuasaan di Pontianak, yang akan dilakukan orang-orang Cina yang tergabung dalam organisasi Penjaga Keamanan Umum (PKO). Seperti diketahui, sejalan dengan diterimanya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, di Pontianak pada 27 Agustus 1945 terjadi kekosongan pemerintahan.
Kedatangan NICA yang bermaksud menjajah kembali Kalbar, mendapat tantangan dari masyarakat. Ali Anyang beserta pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan lainnya berusaha menghalang-halangi maksud Belanda tersebut. Pada 12 November 1945, Ali Anyang bersama pejuang lainnya menyerbu ke tangsi dan gudang amunisi Belanda di Pontianak. Penyerbuan tersebut mengakibatkan beberapa orang pejuang mengalami luka berat dan ada yang gugur. Ali Anyang sendiri kemudian ditangkap dan ditahan di penjara Sei Jawi Pontianak.
Pertempuran-pertempuran antara Ali Anyang dan pasukannya melawan Belanda akhirnya terhenti setelah pada 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Setelah mendengar berita itu, Ali Anyang memerintahkan kepada seluruh anggota pasukannya untuk kembali ke kampung halaman masing-masing.
4. Apang Semangai
Quote:
![[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/_jPLDksJlBhw/SwU8AaFRC9I/AAAAAAAAAGo/HH5mGwXg0y4/s1600/Ampang+Semangai.jpg)
Sketsa Apang Semangai
Apang Semangai berasal dari Nanga Payak, Kayan Hulu, Kabupaten Sintang. (Tahun Lahir dari Apang Semangai Belum di ketahui secara Pasti).
Perasaan ingin merdeka kembali, tetap bernyala-nyala dalam dada setiap masyarakat adat Dayak di Sintang. Mereka sama sekali tidak mau membayar upeti kepada penjajah,
Untuk menentang pajak yang di pungut oleh pihak penjajah, bangkit seorang yang bernama DUNDA alias Apang Semangai yang berasal dari Nanga Payak. Ia menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. Namun sayang sekali, rencana yang semula tersusun dengan baik di ketahui oleh pihak Belanda.
Belanda dengan Controleurnya Jansen bersama pasukan, maju menyusuri sungai Payak, mencari Jejak Apang Semangai. Namun kedatangan pesukan Belandah juga telah di ketahui oleh Apang Semangai. Pasukan yang sudah ada sebelumnya di persiapkan untuk menghadang Belanda, serta strategi perang dengan mempersiapkan penembak jutu di tepian sunagi Payak.
Setelah lama menunggu akhirnya pajukan belanda yang di pimpin oleh Controleurnya Jansen muncul dengan perahu atau sampan. Pasuka penembak jitu langsung mengarahkan senjata laras panjang kearah Jansen dan akhirnya tepa sasarat yang mengakibat ka tewasnya Controleur Jansen. Tiga oeang pengawalnya lari meninggalkan Jansen. Seorang anak bua Apang Semangai turun dari sebatang kayu di tempat ia mengintai dan menembak, masuk sampan Jansen dan memotok kepalanya. Tubuh Jansen yang tak berkepala dihanyutkan ke sungai Payak.
Kejadian ini tentunya membuat Belanda marah dan melakukan balas dendam. Letnan Van Wijk digabungkan dangan serdadu pimpinan seorang Groot Majoor, berangkat mengejar Apang Semangai. Namun pengejaran terhadap Apang Semangai tidak menuaikan hasil atau sia-sia sajak karena keberadaan Apang Semangai sulit di lacak.
Namun setelah empat tahun keberadaan Apang Semangai dapat di ketahui dan akhirnya ditangkap oleh Belanda. Disaat ia tertangkap, kepala Tengkorak Controleur Jansen masih di jinjingnya. Ia diadili di sintang dan dan di asingkan di Cipinang Jakarta dengan putusan vonis hukuman duapuluh tahun penjara. Duabelas tahun kemudian ia dibebaskan karena kelakuannya yang sangat baik dan jujur. Dan iapun kembali kekampung halamannya.
5. Tjilik Riwut
Quote:
![[EVENT SEJARAH]TOKOH DAYAK DAN KEMERDEKAAN INDONESIA](https://dl.kaskus.id/4.bp.blogspot.com/-JcAvGF_5q-g/VnRuT_h3YZI/AAAAAAAAAM4/Vtc_i6kcmBQ/s1600/tjilik-riwut.jpg)
Tjilik Riwut
Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Tjilik Riwut (lahir di Kasongan, Kalimantan Tengah, 2 Februari 1918 – meninggal di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 17 Agustus 1987 pada umur 69 tahun) adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia dan Gubernur Kalimantan Tengah pertama.
Tjilik Riwut adalah salah satu putera Dayak dari suku Dayak Ngaju yang menjadi anggota KNIP. Perjalanan dan perjuangannya kemudian melampaui batas-batas kesukuan untuk menjadi salah satu pejuang bangsa. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 108/TK/Tahun 1998 pada tanggal 6 November 1998 merupakan wujud penghargaan atas perjuangan pada masa kemerdekaan dan pengabdian membangun Kalimantan (Tengah).
Setelah dari Pulau Jawa untuk menuntut ilmu, Tjilik Riwut diterjunkan ke Kalimantan oleh Pangeran Muhammad Noor, gubernur Borneo saat itu sebagai pelaksana misi Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk, namun dia tidak terjun. Nama-nama yang terjun merebut kalimantan adalah Harry Aryadi Sumantri, Iskandar, Sersan Mayor Kosasih, F. M. Suyoto, Bahrie, J. Bitak, C. Williem, Imanuel, Mika Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, J. H. Darius, dan Marawi.
Rombongan-rombongan ekspedisi ke Kalimantan dari Jawa yang kemudian membentuk barisan perjuangan di daerah yang sangat luas ini. Mereka menghubungi berbagai suku Dayak di berbagai pelosok Kalimantan untuk menyatukan persepsi rakyat yang sudah bosan hidup di alam penjajahan sehingga bersama-sama dapat menggalang persatuan dan kesatuan.
Selain itu, Tjilik Riwut berjasa memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung Pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1947 oleh pasukan MN 1001, yang ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU yang diperingati setiap 17 Oktober. Waktu itu Pemerintah RI masih di Yogyakarta dan pangkat Tjilik Riwut adalah Mayor TNI. Pangkat Terakhir Tjilik Riwut adalah Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU.
Quote:
Sekian dari saya, jika ada kekurangan informasi atau kekeliruan dalam thread ini, tolong ditambahkan dan bantu saya untuk bisa memberikan penjelasan yang lebih valid. Sebenanya masih terlampau banyak para Tokoh Dayak yang masih bisa dimuat dalam Thread ini tetapi karena kurangnya informasi dan data yang valid membuat saya ragu untuk menulisnya. Mohon maaf jika ada kesalahan yang tidak sengaja ataupun sengaja saya lakukan, Salam NKRI selalu......
Quote:
Sumber: Wikipedia, Keterangan Para tetua, Kalimantan-News.Com..........
Mohon Cendolnya dan Rate kalau berkenan.................
Diubah oleh ApakAlui 03-09-2017 08:20
0
38.7K
Kutip
131
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan