aditmahesaAvatar border
TS
aditmahesa
7 Hal yang akan dirasakan perantau saat pertama kali ke Surabaya
7 Hal yang akan dirasakan perantau saat pertama kali ke Surabaya.



Apa yang terlintas di benak kita kalo kita denger kata Surabaya? Kebanyakan orang pasti akan inget sama panasnya. Emang betul, Kota Pahlawan ini punya cuaca yang terbilang ekstrim panasnya. Tapi meski begitu Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, yang juga dijadikan target bagi para perantau yang ingin mengadu nasib di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ini.

Banyak sektor pekerjaan yang bisa dicari di Surabaya. Mulai dari industri pabrik, perdagangan sampai perbankan.

Selain lapangan pekerjaan, Surabaya juga jadi target buruan para mahasiswa yang ingin menimba ilmu. Ada tiga universitas negeri yang jadi tujuan para mahasiswa baru di kota ini, yaitu UNAIR, ITS dan UNESA.

Untuk mereka yang asli Surabaya mungkin ga akan banyak heran sama keadaan kotanya sendiri. Tapi gimana dengan perantau? Dibawah ini adalah beberapa hal yang biasanya  akan dirasain sama perantau saat pertama kali ke Surabaya.

1. Panas buanget, coy!

Spoiler for :


Ini gue serius, pertama kali gue nginjekkin kaki di Surabaya, hal pertama yang gue rasain adalah panasnya, coy. Hadeuh, sebelas dua belas ini mah sama Jakarta bahkan lebih. Suhunya kadang bisa sampe 35-37 derajat celcius loh, keren kan? Kalo malem nih, bawaannya pengen telanjang dada mulu saking panasnya. Makanya lo kalo mau merantau kesini, apalagi yang biasa tinggal di daerah yang dingin dan sejuk. Minimal lo harus punya kipas angin atau AC dah biar tidur bisa nyenyak sampe pagi.

2. Lalu lintas yang semrawut

Spoiler for :


Gue sendiri berasal dari Kota hujan, Bogor. Walaupun Bogor terkenal dengan sebutan kota sejuta angkot, tapi toh lalu lintasnya masih bisa terjaga dengan baik, minimal ga semrawut kayak Surabaya. Jangan kaget deh kalo lo lagi naik motor terus pas lampu merah berhenti di belakang garis zebra cross, tiba-tiba ada yang klakson ga mau berhenti sampe kita majuin motor kita melewati garis zebra cross. Pasti untuk pertama kali lo bakal bingung kan kalo liat hal kayak gitu. Hahaha.

Kalo disini udah ga aneh para pengemudi motor sukanya berhenti di depan zebra cross waktu lagi lampu merah. Gue ga tau pasti apa alesannya, mungkin karena pengen cepet jalan kali ya.

Bukan itu aja, kita juga harus ekstra hati-hati kalo jalan kaki di trotoar karena suka banyak pengendara motor lewat situ. Huft bikin bete kan? Untungnya kejadian kayak gitu ga terjadi di seluruh jalan atau trotoar yang ada di Surabaya, tapi cuma beberapa tempat aja.

3. Kuatkan tekad buat nyebrang

Spoiler for :


Karena Surabaya itu termasuk kota metropolitan yang sibuk, kita dituntut untuk mengikuti atau menyesuaikan dengan kebiasaan dan adat istiadat disini. Lo mau nyebrang jalan aja nih, ga bisa gegabah kalo disini. Karena Surabaya termasuk kota metropolitan yang sibuk, jalanannya juga gak pernah sepi, gue aja sering banget kalo nyebrang nerobos kemacetan mobil dan motor sambil ngangkat tangan tanda gue mau nyebrang. Kalo gue nunggu sepi mah kapan tau nyebrangnya.

Memang agak berbahaya sih, tapi tenang aja pengendara disana masih punya hati dan pikiran kok hehe. Mereka pasti ngalah sama kita yang jalan kaki.

4. Bingung nyari angkot

Spoiler for :


Kalo lo pendatang di Kota Surabaya terus lo nanya soal trayek angkot pasti bakal dijawab ga ada angkot. Bukan berarti ga ada angkutan umum loh, tapi hanya penamaannya aja yang berbeda. Di Surabaya ga ada yang namanya angkot, ada juga angkutan umum bernama bemo atau Lyn.

Kebingungan lo ga cuma sampe disitu, Setelah tahu kalo angkutan umum itu namanya bemo atau lyn, lo juga bakal dibuat bingung sama warna bemo yang sama, padahal tujuannya berbeda. Soalnya disana warna bemo didominasi dengan warna kuning, coklat dan, hijau kebiru-biruan.

Nah, Biar nggak kesasar, mending perhatiin baik-baik secara seksama nama atau bemo yang terpampang nyata di di kaca depan seperti T2, P, F atau WB. Pokoknya  jangan sampe salah naik, ntar mau ke UNAIR tapi naik bemo F, ya kesasar deh sampai Ampel, tambah bingung kan lo.


5. Terpesona sama gedung-gedung tinggi yang bikin suasana kayak di luar negeri

Spoiler for :


Pertumbuhan ekonomi di Surabaya terbilang cukup pesat. Hal ini terbukti dengan angka pertumbuhan ekonominya yang tinggi. Angka tersebut berada diatas angka normal pertumbuhan ekonomi nasional. Dari angka pertumbuhan yang tinggi ini bisa terlihat bahwa sektor swasta sedang berkembang.

Makanya jangan heran kalo disana sekarang udah kayak di luar negeri, banyak gedung-gedung modern menjulang tinggi, banyak mall besar yang mewah menghiasi jalanan Ibu Kota Jawa Timur ini. Hunian-hunian vertikal yang modern pun mulai ramai mengisi sela-sela jalan besar di Surabaya. Salah satunya adalah The Sukolilo Residences yang udah gue dan istri incer sejak lama hahaha.

Gue emang udah lama ngincer apartemen di The Sukolilo Residences ini, dia baru aja launching tanggal 18 Juli kemarin. Kenapa gue minat banget sama apartemen ini? Adalah satu, karena lokasinya strategis, deket sama kantor gue yang sekarang, di jalan keputih, Surabaya. Kedua, deket sama Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) atau Outer East Ring Road (OERR) yang akan beroperasi di tahun 2019. Ketiga, mereka punya fasilitas Family Lounge yang dilengkapi berbagai permainan dan perpustakaan mini yang dapat menunjang kegiatan anak-anak. Family Lounge ini berfungsi sebagai tempat kita bersilaturahmi dengan sesama penghuni apartemen, jadi anak gue ga akan tumbuh jadi mahluk individualis kalo disini emoticon-Big Grin. Terakhir, karena perusahaan pengembangnya adalah DR Property yang merupakan perusahaan pengembang terpercaya yang sedang berkembang disini.

Jadi di The Sukolilo Residences ini, mesikipun tinggal di hunian modern, kita tetap bisa menjaga tradisi orang-orang Surabaya yang kuat akan hubungan sosialnya.

6. Kaget dipanggil “CUK!”

Spoiler for :


Kalo lo ngerti Bahasa Jawa Timur, pasti tau kan arti dari kata “Jancuk”? artinya emang kasar, tapi kalo lo lagi berada di Jawa Timur, khususnya Surabaya, jangan kaget kalo ada yang nyapa lo dengan sebutan “Jancuk”. Meskipun artinya kasar, tapi kalo di Surabaya panggilan tersebut bisa berarti panggilan akrab kepada orang yang sebaya, seperti panggilan “Bro” atau “Bray” di Jakarta. Jadi kalo dipanggil “Cuk”, jangan marah dulu, itu bukan Makian tapi sapaan akrab.

7. Terpesona sama makanannya yang mayoritas gurih dan pedas.

Spoiler for :


Surabaya kulinernya identik dengan rasa gurih dan pedas. Kalo lo termasuk pecinta makanan pedas kayak gue, bisa dibilang Surabaya ini surganya makanan pedas. Jadi, kalo di Surabaya kita bisa dengan mudah nemuin warung penyetan dengan cita rasa pedas dan gurih. Harga makanan juga cukup terjangkau, cuma 10ribu sampe 20ribu aja udah bikin kenyang makan nasi anget, ayam atau bebek goreng ditambah sambal cobek, hmm yummy..

Begitulah kurang lebih hal-hal yang bakal para perantau rasain ketika pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya. Coba yang merantau di Surabaya sharing dong pengalamannya pertama kali ke Surabaya.
Diubah oleh aditmahesa 25-08-2017 03:33
0
14.5K
92
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan