Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu memastikan bahwa sebelas
unit jet tempur Sukhoi Su-35 akan didatangkan dari Rusia. Pembelian ini telah dinegosiasikan sejak dua tahun lalu dengan pemerintah Rusia.
Pemerintah Indonesia memastikan akan memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli sebelas unit jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia. Jumlah tersebut lebih banyak dari yang sebelumnya direncanakan, yaitu delapan unit.
“Tadi membahas pembelian Sukhoi, (keputusan) sudah final. Setelah itu, kami akan membeli drone (pesawat tak berawak). Selain itu, kami juga membahas masalah regulasi siber,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Kepresidenan di Jakarta, Rabu (26/7), seperti yang diberitakan Antara.
Menurut Ryamizard, pembelian Su-35 ini telah dinegosiasikan sejak dua tahun lalu dengan pemerintah Rusia.“Membeli Sukhoi tidak seperti membeli kacang goreng. Kami memesan pesawat itu melalui berbagai tahapan, lalu berkoordinasi
dengan presiden. Kami bolak-balik bernegosiasi. Saya pun ke sana (Rusia). Kami pesan, (pesawat) itu dibuat — tidak mudah membuatnya; lama,” ujarnya, seperti yang dikutip SINDOnews.
Menurut Ryamizard, pembelian pesawat tempur tersebut menggunakan
mekanisme imbal dagang antara Indonesia dan Rusia. “Iya, 50 persen offset termasuk membangun pabrik untuk pemeliharaan sendiri — daripada bolak-balik ke sana (Rusia), biayanya mahal,“ jelasnya.
Keberadaan pabrik Sukhoi di Indonesia, kata Ryamizard, akan memberikan keuntungan tersendiri karena negara-negara tetangga yang menggunakan Sukhoi, seperti Malaysia dan Vietnam, akan membeli suku cadang dari pabrik di Indonesia. “Jadi, (negara) yang punya Sukhoi, seperti Malaysia dan Vietnam, perbaikannya akan di sini,” ungkapnya.
Selain itu, terkait rencana pembelian drone, Ryamizard menjelaskan pemerintah sedang mencari pesawat tanpa awak yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Aspek transfer teknologi juga menjadi salah satu pertimbangan demi meningkatkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri, kata menhan RI.
“Cukup beli sedikit, nanti kita kembangkan. Besok, saya akan minta (perwakilan) pabrik drone datang. Kami akan menguji coba mana yang bagus,” jelas Ryamizard.
The heavyweight high power KNIRTI SAP-14 Support Jammer ECM pod is a Russian analogue to the US ALQ-99E pod carried on the EA-6B Prowler and EA-18G Growler. It was developed for Flanker family aircraft and is carried on a large centreline pylon. To date little has been disclosed about this design, but it has been observed on the Su-30MK Flanker G/H and Su-34 Fullback. It operates between 1 GHz and 4 GHz