Aokigahara adalah hutan yang terletak di dasar Gunung Fuji, kurang dari 160 km barat Tokyo. Oleh penduduk lokal, dikenal dengan nama Jukai ("Lautan Pepohonan") karena kepadatan pepohonannya yang sangat tinggi.



Hutan ini juga sangat diminati oleh wisatawan karena ada dua buah gua yang berada di sini, Gua Es dan Gua Angin.



Aokigahara adalah hutan yang unik dalam banyak hal; hampir tidak ada satwa liar di sini, sehingga sangat sepi, menjadikannya tujuan wisata yang populer di kalangan penduduk setempat. Namun, ketenangan ini menyembunyikan sisi yang lebih mengerikan karena Aokigahara adalah tempat bunuh diri nomor satu bagi orang Jepang.

Ketenangannya menarik perhatian banyak orang dengan menganggapnya angker, dan ada banyak orang Jepang yang tidak berani memasuki hutan ini. Hal ini mengakibatkan mitos yang lebih banyak lagi mengitari Aokigahara.





Saat Anda memasuki hutan tersebut, ada dua rambu: satu dalam bahasa Jepang dan Inggris bertuliskan: 立入 禁止 No entry “Dilarang masuk”, satu lagi hanya dalam bahasa Jepang: 立入 禁止 “Dilarang masuk”. Di pintu masuk ada papan peringatan dalam bahasa Jepang yang tujuannya mencegah orang-orang Jepang melakukan bunuh diri. Tulisan di papan itu berbunyi: 命は親からた大切なもの ”Hidup adalah sesuatu yang berharga yang diberikan oleh orang tua" di baris kedua berbunyi: もう一度 静かに両親や兄弟、”Sekali lagi renungkanlah orang tua dan saudara,” di baris ketiga berbunyi: 子供のことを考えてみましよう。”Pikirkanlah anak Anda.” Kemudian di baris terakhir: 一人で悩まずまず相談し下さい，”Jangan khawatir sendiri, tolong berkonsultasilah."



Jumlah pasti kasus bunuh diri yang dilakukan di Aokigahara dalam setahun tidak diketahui lagi karena polisi menghentikan penerbitan data jumlah mayat yang ditemukan. Terakhir kali dipublikasikan pada tahun 2003, ketika 105 kasus bunuh diri dikonfirmasi terjadi. Dipercaya bahwa setiap tahun lebih banyak lagi orang meninggal di sini, namun mayat-mayat mereka tidak pernah ditemukan di hutan lebat ini.



Sulit untuk membuat profil rata-rata orang yang melakukan bunuh diri di hutan ini, tetapi biasanya laki-laki berusia antara 40 dan 50 tahun, dan bulan terbesar untuk kasus bunuh diri adalah bulan Maret, mungkin karena bulan Maret adalah akhir tahun fiskal di Jepang. Begitu banyak orang datang dari seluruh penjuru Jepang untuk mengakhiri hidup mereka yang penuh tekanan di sini karena mereka merasa ini adalah lokasi yang sempurna untuk menghirup udara terakhir mereka.

Membingungkan sekali mengapa ada tingkat bunuh diri yang tinggi di negara ini, namun ada kaitannya dengan jiwa orang Jepang dan banyak pria Jepang merasa ditolak saat PHK. Beberapa dari mereka memegang posisi penting di perusahaan masing-masing, termasuk pimpinan-pimpinan eksekutif. Karena tidak dapat menghadapi keluarga dan orang-orang yang mereka cintai, mereka mungkin, menurut cara para pejuang samurai di masa lalu, merasa bahwa bunuh diri adalah salah satu cara untuk menebus kegagalan mereka.



Aokigahara tidak selalu menarik ratusan orang yang ingin mengakhiri hidup mereka. Meskipun ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa sejauh abad ke-19, ini adalah tempat di mana orang-orang Jepang membawa orang-orang yang sudah lanjut usia untuk mati kelaparan di sebuah hutan (sebuah praktik yang disebut _ubasute_). Cerita ini menjadi populer setelah tahun 1960an ketika sebuah novel oleh penulis terkenal Seichō Matsumoto diterbitkan. Dalam novel yang berjudul "Menara Ombak" ini, beberapa orang bunuh diri di hutan Aokigahara. Buku lain di tahun 1993, "Petunjuk Lengkap Bunuh Diri" oleh Wataru Tsurumi menambah tingkat bunuh diri. Penulis menggambarkan Aokigahara sebagai tempat yang tepat untuk melakukan bunuh diri dan bahkan menggambarkan bagian hutan mana yang kurang dikitari sehingga mayat-mayat tidak dapat ditemukan di kemudian hari.



Razia mayat tahunan diselenggarakan sebelum musim liburan di mana mayat-mayat yang ditemukan disingkirkan dan, jika mungkin, diidentifikasi.

Jadi, apakah agan tertarik berwisata ke Aokigahara?

Jadi Tema Film “The Forest”

“The Forest” adalah film horor supranatural tahun 2016 yang disutradarai oleh Jason Zada dan diproduseri oleh David S. Goyer, Tory Metzger, dan David Linde. Dibintangi oleh Natalie Dormer dan Taylor Kinney, film ini menceritakan seorang wanita muda yang melakukan perjalanan ke Aokigahara (hutan bunuh diri) untuk menemukan saudara perempuannya.



Film yang dirilis pada tanggal 8 Januari 2016 di Amerika Serikat oleh Gramercy Pictures, secara negatif diterima oleh para kritikus namun adalah box office yang sukses, menghasilkan $ 37,6 juta dari anggaran yang dilaporkan sebesar $ 10 juta.

Sang produser, David S. Goyer menemukan ide setelah membaca artikel Wikipedia tentang Aokigahara. Terkejut bahwa film horor belum pernah dibuat mengenai hutan itu, dia tampil dengan garis besar kasar. Setelah diberi ide, sang sutradara, Jason Zada langsung tertarik. Dia paling tertarik pada fakta bahwa "hutan bunuh diri" di Aokigahara adalah tempat yang nyata, di mana dia "terobsesi dengannya", membaca sebanyak mungkin informasi tentang lokasinya, termasuk menonton sebuah dokumenter Vice online. Sebelum syuting, Zada melakukan perjalanan ke Aokigahara saat dia merasa "Tidak mungkin saya merasa bisa membuat film tentang sebuah tempat yang nyata, dan tidak mengunjunginya." Zada menggambarkan lokasinya sebagai "...sebuah tempat yang sangat menakutkan, bukan tempat di mana saya ingin bermalam."

Pengambilan gambar utama dimulai pada tanggal 17 Mei 2015, di Tokyo, Jepang. Karena syuting di hutan Aokigahara tidak diizinkan oleh pemerintah Jepang, para pembuat film memilih sebuah hutan di dekat Gunung Tara di Serbia sebagai duplikatnya hutan yang di Jepang di mana film tersebut diatur. Cuaca buruk melanda produksi di Serbia, dan banyak adegan diambil di sebuah gudang bekas.

Berikut trailer resmi dari film “The Forest”: