Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cendolpaitAvatar border
TS
cendolpait
Suka Duka Calo Jasa Tukar Uang Receh dan Desain Baru

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu hal yang kerap muncul selama bulan Ramadhan hingga jelang Idul Fitri adalah keberadaan inang-inang. Istilah inang-inang ini biasanya digunakan bagi para penyedia jasa penukaran uang kecil dan desain baru.




Ketersediaan uang kecil dan tunai merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang harus dapat dipenuhi selama bulan Ramadhan. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) menyediakan jasa penukaran uang kecil di sejumlah tempat.
Nah, inang-inang ini memanfaatkan kesempatan di lokasi-lokasi penukaran uang tersebut. Contohnya saja, di Lapangan Eks IRTI Monumen Nasional beberapa waktu lalu. Para inang-inang yang kebanyakan perempuan paruh baya memakai topi dan tas selempang dengan membawa beberapa gepok uang kertas itu sudah menawarkan jasanya dari sejak di pintu masuk Monas.
"Pak, uang barunya.. Mending beli di sini, sama saja daripada antre lama di sana," kata seorang inang-inang kepada seorang calon pelanggannya.
Saat itu, warga terlihat antusias menukarkan rupiah mereka dengan uang satuan kecil dan desain baru. Waktu baru menunjukkan pukul 09.00, tapi antrean penukaran uang BI sudah mengular hingga area parkiran IRTI Monas. Alhasil, tak sedikit warga yang tertarik menggunakan jasa inang-inang.
Parwati, seorang inang-inang mengaku baru pertama kali menjalani pekerjaan ini setelah diajak oleh tetangganya. Parwati yang merupakan warga Cakung, Jakarta Timur itu tergiur dengan keuntungan yang sudah didapatkan oleh tetangganya tersebut.
"Saya disuruh belajar cari uang katanya. Makanya, saya kerja beginian. Tetangga saya katanya bisa dapat uang sampai Rp 300.000 sehari," kata Parwati kepada Kompas.com . Hanya saja, harapannya itu tak berbanding lurus dengan yang dijalankannya kini.
Ia tak menyangka jika jumlah inang-inang yang menawarkan penukaran uang sangat banyak. Dengan demikian, ia harus bersaing dengan inang-inang lainnya untuk meraih pelanggan.
"Saya juga mesti antre dari Subuh buat tukar uang di BI, ini enggak ada uang palsu nya sama sekali. Antre dari Subuh, baru bisa kerja jam 11, jadi banyak waktu kebuang," kata Parwati.
Dia membawa uang berjumlah Rp 3.700.000 dengan beberapa satuan. Mulai dari pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000. Tiap orang yang ingin menukarkan uang padanya, Parwati mengambil untung Rp 20.000.
"Misalnya kalau ada yang mau ambil Rp 200.000 ya bayarnya Rp 220.000. Kalau ada yang tawar jadi Rp 210.000 ya saya tolak, capek antrenya," kata Parwati.
Cerita berbeda datang dari Ronna, inang-inang yang menawarkan penukaran uang di kawasan Kota, Jakarta Barat. Sebelum menawarkan penukaran uang di Kota, dia juga menawarkan penukaran uang di Monas. Hanya saja, penukaran uang di Monas sudah selesai sejak 16 Juni lalu.
Sambil membawa beberapa gepok uang desain baru, Ronna menawarkannya kepada warga yang melintas di wilayah tersebut. Akhir-akhir minggu jelang Lebaran merupakan momen yang paling ramai warga untuk menukarkan uang kecil.
"Apalagi sekarang ada uang baru, jadinya banyak (warga) yang mau nukar uang. Alhamdulillah lah saya bisa Lebaran-an tahun ini," kata Ronna seraya tertawa.
Ronna mengaku sudah tiga tahun belakangan, selalu menjadi inang-inang selama bulan Ramadhan. Tak tanggung-tanggung, ia dapat mengantongi Rp 3.000.000 tiap satu bulan. Namun, tahun ini, ia merasa pendapatannya sedikit berkurang. Meskipun banyak warga yang menukarkan uang baru.
"Yah gimana, setiap saya duduk di kursi di pinggir jalan suka diusir Satpol PP atau Dishub, dibilangnya bikin macet. Jadi suka berantem lagi, saya mesti cari tempat lain lagi," kata Ronna.
Tak hanya itu, Ronna juga kerap "diceramahi" calon pembeli atas pekerjaannya tersebut. "Banyak juga yang bilang saya riba, karena jualan uang. Ya sudah kalau enggak mau beli, ya enggak usah beli, repot banget. Saya cuma mau bantu kalau ada yang mau uang baru, sekarang tuh uang baru masih susah dicari," kata Ronna yang sehari-harinya menjadi ibu rumah tangga tersebut.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, keberadaan inang-inang atau calo ini merupakan masalah klasik yang selalu ada tiap tahunnya. Dia mengatakan, BI berupaya mengantisipasi keberadaan calo tersebut. Jurus BI adalah dengan memperbanyak pelayanan penukaran uang kecil.
"Tahun lalu, BI sendirian (penukaran uang) dan tahun ini sudah kerjasama dengan perbankan, serta ada kas titipan di 77 kota. Jadi kalau orang cari penukaran uang lebih gampang, kami harapkan praktek enggak benar akan terkurangi," kata Sugeng.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi mengimbau warga untuk tidak menukarkan uang di pinggir jalan. "Kami mengajak masyarakat lakukan penukaran uang kepada BI dan perbankan. Supaya terhindar dari uang palsu dan biayanya juga bisa dihemat untuk Lebaran," kata Suhaedi.

Penulis: Kurnia Sari Aziza
Editor: Muhammad Fajar Marta

sembur


cari uang memang sulit emoticon-No Hope
Diubah oleh cendolpait 24-06-2017 10:14
0
9.1K
82
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan