Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Puskakom UI), sebanyak 95 persen masyarakat merasa lebih aman dan nyaman ketika menggunakan transportasi berbasis online.
Hal itu disampaikan Co-Founder Go-Jek, Monica Oudang dalam acara Ngobrol@Tempo, dengan tema “Menuju Implementasi Aturan Taksi Online 1 Juli” di Redtop Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (13/06/2017).
“Menurut hasil riset UI, 95% konsumen merasa lebih nyaman menggunakan kendaraan online,” katanya.
Baca Juga: Luhut Pandjaitan: Taksi Online dan Konvensional Harus Bisa Hidup
Dalam diskusi yang diselenggarakan TEMPO dan Kementrian Perhubungan (Kemnhub) itupun, Monica menyampaikan bahwa perusahaan tranportasi konvensional tidak perlu khawatir akan ditinggalkan para driver-nya. Justru kemunculan transportasi online, harusnya dijadikan bahan evaluasi oleh mereka.
“Bagi saya sih kayanya ga mungkin kalau warga Surakarta semuanya beralih menjadi driver tranportasi online,” jawab Monica.
Himbauan itu disampaikan Monica setelah salah satu peserta perwakilan dari perusahaan konvensional menyatakan bahwa di Surakarta sopir-sopir kendaraan konvensional mulai beralih menjadi driver tranportasi online.
Senada dengan Monica, pengamat transportasi Darmaningtyas menyatakan bahwa di era yang serba digital seperti saat ini, perusahaan konvensional harus melakukan evaluasi agar mampu bersaing dengan ojek maupun taxi online. Karena memang harus diakui, masyarakat akan lebih memilih kendaraan yang membuatnya lebih nyaman.
“Perusahaan konvensional sebaiknya melakukan evaluasi, memikirkan sebisa mungkin bagaimana caranya membuat nyaman konsumen, sama seperti tranportasi online,” kata Darmanintyas.
(tow)
Sumber