SEOUL - Korea Utara (Korut) pada hari Senin (1/5/2017) memperingatkan bahwa pihaknya akan melakukan uji coba nuklir kapanpun dan dimanapun sesuai perintah sang pemimpin Kim Jong-un. Peringatan ini merupakan retorika terbaru yang semakin memicu ketegangan di Semenanjung Korea.

Ketegangan telah memanas selama berminggu-minggu, dengan tanda-tanda bahwa Korut sedang mempersiapkan menguji tembak rudal jarak jauh dan menguji coba senjata nuklir keenam kalinya. Amerika Serikat (AS) telah merespons dengan tidak mengesampikan opsi serangan militer untuk menindak rezim Kim Jong-un.

Peringatan perihal uji coba senjata nuklir disampaikan Kementerian Luar negeri Korut melalui seorang juru bicara. ”Pyongyang sepenuhnya siap untuk menanggapi pilihan yang diambil oleh AS,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan KCNA.

Menurut kementerian itu, Korut akan terus memperkuat kemampuan serangan pendahulunya, kecuali jika Washington membatalkan kebijakan permusuhannya.

”Langkah DPRK untuk memperkuat kekuatan nuklir secara maksimal akan dilakukan secara berturut-turut dan berurutan kapanpun dan dimanapun sesuai yang ditentukan oleh kepemimpinan tertinggi,” imbuh kementerian itu mengacu pada nama resmi Korut, yakni Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK).

Korea Utara telah melakukan lima uji coba senjata nuklir dalam 11 tahun terakhir. Negara ini berambisi membuat rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu membawa hulu ledak nuklir untuk menjangkau wilayah daratan AS.

Pyongyang terus mengumbar ancaman serangan nuklir setelah AS dan Korea Selatan nekat menggelar latihan perang gabungan yang dianggap Korut sebagai latihan untuk invasi.

Latihan gabungan tersebut baru saja berakhir, namun latihan angkatan laut terus berlanjut di Laut Jepang atau Laut Timur yang melibatkan armada tempur kapal induk AS USS Carl Vinson.

Masih menurut Kementerian Luar Negeri Korut, jika Pyongyang tidak dipersenjatai dengan kekuatan nuklir yang kuat, Washington akan melakukan agresi tanpa ragu-ragu terhadap Korut, sama seperti yang dilakukan terhadap negara-negara lain.

https://international.sindonews.com/...pun-1493627196