BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kontroversi video kampanye Ahok-Djarot dan Anies-Sandi

Para kontestan Pilkada DKI Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (baju kotak-kotak) dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (baju biru muda), menyapa pendukungnya seusai Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4).
Dalam sepekan terakhir, dua video kampanye milik masing-masing kontestan Pilkada DKI Jakarta 2017 jadi sorotan dan mengundang perdebatan di media sosial.

Video pertama berupa klip jingle Kobarkan Semangat, dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk pemenangan calon nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Kontroversi ihwal lagu ini memuncak seiring pengakuan pemusik Israel, Gad Elbaz di Instagram, Jumat (7/4). Akun @GadElbaz (41 ribu pengikut) menuding Kobarkan Semangat sebagai hasil plagiarisme atas lagunya, Hashem Melech.

Ia menyayangkan tindakan itu, lantaran tembang miliknya dipakai oleh seorang "politisi anti-israel dan ekstremis muslim".

"Mereka menggunakan lagu terbesar di komunitas Yahudi yang dinyanyikan oleh saya, seorang seniman Israel, untuk kepentingan politik," tulis Elbaz. "Politisi tersebut anti-Israel dan mereka adalah ekstremis Muslim. Namanya, Sandiaga Uno".

Klaim @GadElbaz itu bersambut riuh di linimasa Twitter Indonesia. Akun-akun pendukung Ahok pun mulai melempar sentimen negatif kepada kubu Anies-Sandi.
Timses Anies Sandi ngeles, katanya lagu Yahudi Hashem Meleh 2016, pdhal faktanya sdah dr 2013, sblum dipake PKS thn 2014 ???? [URL="https://cumaswYa02Qs2"]pic.twitter.com/AswYa02Qs2[/URL]
— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) April 7, 2017 Pemilik lagu Yahudi berjudul Hashem Melech, Gad Elbaz, menuduh Anies Sandi jiplak lagunya. *ngunyahnotbalok [URL="https://S E N S O RvegfRXawsm"]pic.twitter.com/vegfRXawsm[/URL]
— Joko Anwar (@jokoanwar) April 7, 2017
Melalui situs JakartaMajuBersama.com, Tim Pemenangan Anies-Sandi menampik tudingan Elbaz.

Mereka menyebut, lagu Kobarkan Semangat adalah modifikasi atas jingle Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kobarkan Semangat Indonesia. Konon, jingle itu sudah sering dinyanyikan mantan Sekjen PKS, (Alm) Taufik Ridho, sejak musim Pemilu 2014.

Pun, kubu Anies-Sandi juga mengakui bila lagu itu merupakan hasil adaptasi dari karya musisi luar negeri. Namun, alih-alih dari musisi Israel, mereka mengklaim lagu itu sebagai buah adaptasi C'est la Vie yang dinyanyikan Cheb Khaled, seorang penyanyi asal Aljazair.

Konon, aransemen lagu itu sudah dibeli dari Redone--selaku produsen musik. "Karena aransemennya yang bagus, lagu C'est la Vie banyak diadopsi di negara lain. Di antaranya adalah AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) Turki," tulis tim Anies-Sandi.

Sebagai catatan, isu soal plagiarisme ini diyakini pertama kali disebar akun Twiter @PastorGilbertL (420 ribu pengikut). Belakangan yang bersangkutan juga sudah menyampaikan ralat dan permohonan maaf.
Ternyata memang lagu Kobarkan Semangat pemenangan Anies-Sandy berasal dari lagu asli, Khaled; C'est La Vie #maaf
— Gilbert Lumoindong (@PastorGilbertL) April 6, 2017
Adapun video musik C'est la vie (Cheb Khaled) sudah diunggah di YouTube sejak September 2012. Sedangkan Hashem Melech (Gad Elbaz) diunggah belakangan pada Januari 2013.

Sejauh ini, Gad Elbaz tidak menarik klaimnya di Instagram. Pun, kubu Anies-Sandi juga berkukuh dengan pandangan mereka.

Guna membandingkan beberapa lagu di muka, sila simak daftar putar berikut.
Iklan Ahok-Djarot
Pasangan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat juga diterpa isu tak sedap karena video kampanye.

Isu tak sedap itu ditandai dengan munculnya tagar #KampanyeAhokJahat dalam daftar tren Twitter Indonesia, Minggu (9/4). Sehari setelahnya (10/4), giliran tagar #IklanAhokJahat yang jadi topik tren.

Tagar-tagar itu merupakan respons atas video iklan bertajuk #BeragamItuBasukiDjarot. Video itu dikritik lantaran memuat adegan unjuk rasa sekelompok orang berpeci dengan latar belakang spanduk bertuliskan "Ganyang Cina".

Para penentang Ahok-Djarot menilai adegan tersebut sebagai fitnah. Pernyataan macam itu, misalnya, disampaikan penceramah, Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Lebih kurang, @AaGym (2,18 juta pengikut) menyebut video itu tak sesuai kenyataan dan menyudutkan umat Muslim.
Tak pernah kami mengatakan ganyang Cina sekalipun berjuta umat Islam berkumpul, bahkan kami menghormati,,, mengapa membuat video Fitnah ini? [URL="https://S E N S O RIqXAtupE2l"]pic.twitter.com/IqXAtupE2l[/URL]
— Abdullah Gymnastiar (@aagym) April 10, 2017
Di sisi lain, para pendukung Ahok-Djarot merespons dengan menunjukkan bahwa spanduk "Ganyang Cina" merupakan sesuatu yang diadaptasi dari peristiwa nyata.

Mereka pun mengirim beberapa rekaman aksi kelompok garis keras yang memuat spanduk bernada rasial. Misalnya bisa dilihat lewat kicauan @NusronWahid (59 ribu pengikut).

Seiring dengan itu, @AaGym juga beroleh sentimen negatif atas kicauannya.
Kl tidak setuju perbuatan ini, jgn pilih gubernur yg diam dg prilaku SARA [URL="https://S E N S O RNQcOVa53Bh"]pic.twitter.com/NQcOVa53Bh[/URL]
— Nusron Wahid (@NusronWahid1) April 10, 2017 Assalamualaikum @aagym mau tanya jika ada umat yg lakukan provokasi atau teriakan GANYANG CINA sebaiknya ditangkap polisi aja ya Aa?
— Emerson (@emerson_yuntho) April 11, 2017 Broer @aagym gak mau jujur dengan dirinya sendiri. Lebih menutupi2 aksi2 kekerasan yg bawa spanduk ganyang Cina. Akh, anda gak jujur broer.
— Ferry Maitimu (@FerryMaitimu) April 10, 2017
Reaksi keras atas video #BeragamItuBasukiDjarot datang dari kelompok Advokat Cinta Tanah Air (ACTA). Mereka melaporkan video itu ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.

"Kita melaporkan untuk bisa menindak iklan ini. Bahwa iklan ini tidak sehat, memprovokasi dan menyulut umat Islam. Bawaslu harus segera bersikap memberikan teguran, larangan, dan meminta video tersebut segera dihapus," kata anggota ACTA, Novel Bamukmin, dilansir detikcom (10/4).

Adapun Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Raja "Toni" Juli Antoni, menjelaskan bahwa iklan itu hanya berusaha menggambarkan realitas kebangsaan Indonesia.

"Video itu menceritakan fakta historis kita sebagai bangsa, di mana proses nation building kita memang belum selesai. Selalu ada dalam penggalan sejarah kita, provokator yang mengancam dan mencabik-cabik tenun kebangsaan," kata Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu, dilansir Kompas.com (10/4).

Toni juga menyinggung soal aksi-aksi anti-Ahok--berkenaan kasus dugaan penodaan agama--yang banyak mengumbar ujaran kebencian.

"Ada yang selalu mempersoalkan agama, etnis itu kan fakta. Coba lihat aksi-aksi besar kemarin, banyak omongan yang hate speech, ganyang Cina, gantung Ahok, dan lain-lain."

Adapun iklan berdurasi 2 menit itu memuat pesan perihal kebinekaan di Jakarta, yang ditutup dengan tulisan "19 April 2017 Pilih Keberagaman".

Beberapa hari terakhir, video agak sulit ditemukan di media sosial. Ihwal itu, Toni menjelaskan bahwa video itu akan diganti, dengan versi 30 detik yang cocok untuk tayangan televisi.
Iklan Kampanye Ahok Djarot Lecehkan dan Hina Muslim?


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...an-anies-sandi

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Ihwal larangan diskusi di Universitas Paramadina

- Kecurigaan Siti Aisyah dikorbankan menguat

- Hak imunitas DPR tak laku dalam kasus korupsi

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.2K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan