gatra.comAvatar border
TS
gatra.com
Harga Tanah Tinggi, Penjualan Properti di Yogyakarta Diprediksi Stagnan

Yogyakarta,GATRAnews -  Karena tingginya harga tanah, Real Estate Indonesia (REI) DI Yogyakarta di 2017 merevisi target pasar. Jika sebelumnya pasar konsumen rumah mewah mendominasi, tahun ini penggarapan pasar menengah ke bawah yang ditingkatkan.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPD) REI DI Yogyakarta Nur Andi Wijayanto menjelaskan kondisi ini didasarkan pada keputusan pemerintah untuk tetap mematok pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,1-5,4%.  Angka ini hampir sama dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan sektor properti juga tidak akan jauh berbeda.“Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi stagnan, REI Yogyakarta memutuskan menurunkan target penjualan tahunan serta segmen yang disasar,” jelasAndi, Kamis (13/4).Di 2016, REI Yogyakarta menargetkan penjualan keseluruhan unit menembus angka 1.750 – 2.000 unit. Namun faktanya, akhir tahun angka penjualan tidak mampu menembus 1.500 unit. Sehingga diputuskan 2017 target penjualan sektor properti dipatok di angka 1.500.Demikian juga dengan segmen pasar yang menjadi sasaran. Sebelumnya harga perumahan senilai Rp500 juta – Rp 1 miliar menguasai pasar dengan angka 65%, kemudian kelas perumahan Rp1 miliar ke atas sebanyak 20% dan sisanya 15% adalah unit dengan harga Rp500 ke bawah.Maka 2017, kondisi itu dibalik. Persentase 65% adalah segmen pasar rumah dengan harga Rp500 ke bawah dan 15 % segmen pasar Rp500 juta sampai Rp1 miliar..“Kami berharap rekan-rekan pengusaha properti tahun ini lebih memperbanyak unit-unit rumah yang harganya di bawah Rp500 juta. Segmen inilah yang masih potensial untuk digarap,” jelas Andi.Andi menyebutkan harga tanah di DI Yogyakarta yang semakin tinggi menjadi penyebab semakin sedikitnya pembangunan unit rumah mewah. Ia memprediksi, perumahaan menengah ke atas ini hanya akan lebih banyak dibangun di Sleman dan Kota Yogyakarta.Pengembangan perumahaan dengan harga Rp500 ke bawah akan berkembang ke Kabupaten Gunungkidul, Kulonprogo sisi utara, dan Bantul sisi timur, tengah, serta barat. Pengembang terus mencari daerah dengan harga tanah masih rendah.“Untuk bisa mendapatkan harga tanah dengan kisaran Rp200.000 per meter persegi, rekan-rekan banyak yang melakukan pengembangan perumahan ke sisi timur dan barat Yogyakarta,” terang Andi.Mengenai perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) senilai Rp123 juta per unit, Andi melihat peluang tergarapnya segmen ini masih ada, namun lokasinya berada di kawasan pinggiran, seperti Kulonprogo paling utara dan Gunungkidul.“REI Yogyakata pesimis bisa memenuhi target penyediaan rumah bersubsidi sebanyak 10.000 unit tanpa campur tangan pemerintah, terutama soal ketersediaan lahan,” pungkasnya.Sementara itu, sejumlah pengembang mengaku optimis penjualan perumahan membaik tahun ini. Marketing Pastika Palagan Residence, Eka Setiawan yang menyediakan rumah dengan harga unit terendah Rp1,6 miliar menyatakan masih ada peluang, meski dibutuhkan promosi dan tingkat kesabaran tinggi.Adapun Marketing Griya Mustika Sedayu, Ari Yudhanto menyatakan jika sebelumnya unit rumah di Sleman seharga Rp400 juta lari manis, saat ini rumah dengan harga Rp288 juta pun akan cepat terjual. "Kelebihan yang kami tawarkan adalah lokasi lebih dekat dengan bandara baru,” kata Ari.

Reporter: Arif Koes HernawanEditor: Rosyid

Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi/perdaga...ediksi-stagnan

---


- Marathon Sambil Wisata Keliling Candi Yogyakarta
0
678
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan