- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Nyepi, Dikeroyok Lantaran Pukul Pecalang dan Kelihan


TS
setionoputranto
Nyepi, Dikeroyok Lantaran Pukul Pecalang dan Kelihan
Nyepi, Dikeroyok Lantaran Pukul Pecalang dan Kelihan
29/03/2017 Balipuspa News

Pecalang dipukul, dikeroyok beakhir damai

Akibat menolak menunjukkan identitasnya dan memukul pecalang Abdullah babak Belur Dikeroyok Warga Bali

Agar peristiwa ini tidak berkembang menjadi fitnah yang dimanfaatkan oleh pihak kaum Radikal Salah satu saksi kejadian dalam akun Facebook nya mengatakan, bahwa pecalang di Bali sudah memberikan toleransi untuk umat Islam dalam melaksanakan sholat dimasjid atau mushola tapi dengan catatan harus jalan kaki, tapi Abdullah ini malah naik motor untuk ke mushola, ketika ditegur dia bahkan memukul pecalang yang menegurnya. Ya wajar jika para pecalang Bali marah dan mengeroyoknya
Denpasar, balipuspanews.com – Saat umat Hindu khusuk melaksanakan perayaan hari Raya Nyepi, Selasa (28/3), salah seorang warga nekat bersepeda dengan alasan sembahyang, begitu diteg malah melakukan pemukulan pecalang akhirnya babak belur dikeroyok warga.
Kejadiannya di Jalan Kelimutu, Banjar Samping Buni, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar, awal kejadian kala itu pecalang Banjar Samping Buni, I Ketut warta, 53, sedang berjaga perayaan Nyepi.
Tiba tiba datang Abdullah 37 tahun dengan bersepeda gayung dari pura demak ke arah jalan Gn Kalimutu monang maning yg berjarak kl 1,5 km, kemudian diberhentikan oleh pecalang Ketut Warta.
Setelah ditanya identitasnya ternyata tidak bisa menunjukan kepada pecalang. Malahan, pada saat itu Abdullah menjawab akan sembahyang di Jalan Gunung kalimutu tepanya Yayasan Arraudah dengan nada marah, karena merasa akan melaksanakan sembahyang dihalang-halangi oleh pecalang kemudianAbdullah memukul pecalang an. Ketut Warta hingga terjatuh.
Kemudian oleh I Made Subrata, Kelihan Adat Banjar Samping Buni diajak berbicara ditempat yang teduh di depan toko, tetapi Abdullah malah memukul klian Banjar Samping Buni tetapi dapat dihindari dan mengenai rolling door toko hingga penyok, sehingga para pecalang yg lain emosi dan ikut mengeroyok Abdullah.
Akibatkan Abdullah mengalami luka lecet di dahi kanan.
Kemudian di bawa ke Rumah Sakit Sanglah dgn menggunakan ambulan PMI untuk dilakukan tindakan medis, setelah mendapat pengobatan kedua belah pihak bisa dipulangkan.
Setelah dilakukan mediasi di Subsektor monang maning oleh Kanit Reskrim olsek Denbar dan Kasubsektor monang maning, yg di hadiri oleh Ketua Masjid baiturrahman Monang Maning, tokoh masyarakat banjar Buagan, abinkamtibmas dan babinsa Desa Pemecutan Klod, Kepala Desa Pemecutan Kelod, Klian Dinas Banjar Samping Buni, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan, dengan membuat surat pernyataan damai.
https://balipuspanews.com/2017/03/ny...g-dan-kelihan/
lagu lama..
29/03/2017 Balipuspa News

Pecalang dipukul, dikeroyok beakhir damai

Akibat menolak menunjukkan identitasnya dan memukul pecalang Abdullah babak Belur Dikeroyok Warga Bali

Agar peristiwa ini tidak berkembang menjadi fitnah yang dimanfaatkan oleh pihak kaum Radikal Salah satu saksi kejadian dalam akun Facebook nya mengatakan, bahwa pecalang di Bali sudah memberikan toleransi untuk umat Islam dalam melaksanakan sholat dimasjid atau mushola tapi dengan catatan harus jalan kaki, tapi Abdullah ini malah naik motor untuk ke mushola, ketika ditegur dia bahkan memukul pecalang yang menegurnya. Ya wajar jika para pecalang Bali marah dan mengeroyoknya
Denpasar, balipuspanews.com – Saat umat Hindu khusuk melaksanakan perayaan hari Raya Nyepi, Selasa (28/3), salah seorang warga nekat bersepeda dengan alasan sembahyang, begitu diteg malah melakukan pemukulan pecalang akhirnya babak belur dikeroyok warga.
Kejadiannya di Jalan Kelimutu, Banjar Samping Buni, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar, awal kejadian kala itu pecalang Banjar Samping Buni, I Ketut warta, 53, sedang berjaga perayaan Nyepi.
Tiba tiba datang Abdullah 37 tahun dengan bersepeda gayung dari pura demak ke arah jalan Gn Kalimutu monang maning yg berjarak kl 1,5 km, kemudian diberhentikan oleh pecalang Ketut Warta.
Setelah ditanya identitasnya ternyata tidak bisa menunjukan kepada pecalang. Malahan, pada saat itu Abdullah menjawab akan sembahyang di Jalan Gunung kalimutu tepanya Yayasan Arraudah dengan nada marah, karena merasa akan melaksanakan sembahyang dihalang-halangi oleh pecalang kemudianAbdullah memukul pecalang an. Ketut Warta hingga terjatuh.
Kemudian oleh I Made Subrata, Kelihan Adat Banjar Samping Buni diajak berbicara ditempat yang teduh di depan toko, tetapi Abdullah malah memukul klian Banjar Samping Buni tetapi dapat dihindari dan mengenai rolling door toko hingga penyok, sehingga para pecalang yg lain emosi dan ikut mengeroyok Abdullah.
Akibatkan Abdullah mengalami luka lecet di dahi kanan.
Kemudian di bawa ke Rumah Sakit Sanglah dgn menggunakan ambulan PMI untuk dilakukan tindakan medis, setelah mendapat pengobatan kedua belah pihak bisa dipulangkan.
Setelah dilakukan mediasi di Subsektor monang maning oleh Kanit Reskrim olsek Denbar dan Kasubsektor monang maning, yg di hadiri oleh Ketua Masjid baiturrahman Monang Maning, tokoh masyarakat banjar Buagan, abinkamtibmas dan babinsa Desa Pemecutan Klod, Kepala Desa Pemecutan Kelod, Klian Dinas Banjar Samping Buni, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan, dengan membuat surat pernyataan damai.
https://balipuspanews.com/2017/03/ny...g-dan-kelihan/
lagu lama..

Diubah oleh setionoputranto 30-03-2017 04:58
0
2.7K
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan