Kaskus

Games

zulfaizdiharAvatar border
TS
zulfaizdihar
Riddle Story Episode 5 dan 6 (level 2)
Halo, maaf udah beberapa hari ini vacuum nulis riddle story. Akhir-akhir ini banyak banget tugas kampus yang bikin susah nafas huahaha. Akhirnya pas ada kesempatan untuk buka kaskus langsung deh gercep mikir riddle story selanjutnya.
Oiya, alasan lainnya kenapa saya vacuum beberapa hari ini karena saya belajar bikin indeks untuk mempermudah reader baca-baca riddle story saya. Masalahnya, saya masih bingung gimana si cara bikin indeks? Udah googling sih, tapi indikatornya kurang jelas. Mungkin nanti ada yang mau ngajarin saya secara detail setelah saya post thread kali ini. emoticon-Embarrassment emoticon-Embarrassment emoticon-Embarrassment
Karena saya masih belom bisa bikin indeks, jadi aja saya gabung semua riddle story episode 5 - episode 6 dalam satu thread biar sekalian gituuu emoticon-Wowcantik
KUY MARIII LANGSUNG BUDAAL KE RIDDLE STORY KALI INI.


Riddle Story 09: Obsesi
Siska adalah gadis yang sangat cantik di mataku. Ia sangat populer di sekolah dan hampir semua anak laki-laki ingin memacarinya. Siapa yang tidak ingin? Ia baik, mudah bergaul, cerdas dan mempesona. Aku sering mencuri pandang kepadanya secara diam-diam di kelas, kantin, lapangan olahraga dan berbagai tempat lainnya di sekolah. Agaknya aku mulai terobsesi kepadanya.
Sudah enam bulan aku mengamatinya dari jauh. Namun aku ingin lebih dari sekedar pengagum. Aku memutuskan untuk mengatakan bahwa aku menyukainya.
Entah bagaimana pada akhirnya aku berhasil mengatakannya. Tapi, dengan halus Siska menolak. Alasannya adalah ia ingin fokus ke pendidikannya dan belum ingin pacaran. Aku sangat sedih menerima penolakan darinya.
Keesokan harinya, Siska tidak masuk sekolah. Lalu besoknya lagi juga tidak masuk. Anak-anak di sekolah khususnya laki-laki mulai merindukan sosoknya. Begitu pula diriku. Tetapi tak apalah. Wajah cantik itu masih terpahat kokoh di hatiku.
Dan di gudang sekolah.

Riddle Story 10: Empat Bulan
Sudah empat hari aku tidak makan dan minum. Aku mengurung diri di kamar apartemen dan hanya berbaring malas di tempat tidur. Entahlah, aku tidak pernah merasa begini. Seharusnya aku keluar mencari udara segar daripada aku tidak melakukan apapun di sini.
Tiba-tiba terdengar ketukan keras di kamarku. Suara itu sangat mengganggu. Pengetuk itu berteriak memanggil namaku dan aku segera tahu bahwa ia adalah ibu pemilik apartemen dari suaranya. Ada apa sih ia memanggilku dengan suara panik seperti itu? Aku kan sudah bayar uang sewa apartemen selama tiga bulan ke depan. Apakah ia mau meminta tolong untuk membuang kantong-kantong sampah itu lagi?
Aku masih malas bangkit dari tempat tidur dan berusaha mengacuhkan ketukan liar itu. Astaga, ibu itu masuk kamarku dengan kunci cadangan! Dan ia tak sendiri, ada dua orang polisi dan beberapa tetangga apartemen yang kukenal. Mereka semua masuk ke kamarku dengan tatapan terkejut sambil menutup hidung.
Aku membelalak kepada mereka semua dengan kaget dan takut. Apa yang mereka inginkan dariku? Apakah aku berbuat kesalahan?
Samar-samar kudengar ibu pemilik apartemen berkata, “Tidak salah lagi, ia memang Andi. Aku curiga sudah empat bulan dia tidak terlihat dimanapun padahal ia adalah tipe orang yang suka bersosialisasi”.

Riddle Story 11: Uninvited
Sudah hampir tiga tahun Dimas bekerja di sebuah perusahaan ternama di bidang tekstil. Kabarnya, gajinya di perusahaan tersebut sangat tinggi sehingga Dimas mampu menyewa apartemen yang terbilang mewah.
Kebetulan, adiknya yang bernama Riska diterima magang kerja di kota yang sama dengan tempat Dimas bekerja. Jadi dua hari sebelumnya, Riska datang ke apartemen kakaknya untuk persiapan mencari kamar indekos, membeli kebutuhan sehari-hari dan sekalian mengakrabkan diri dengan suasana baru di kota tersebut.
Saat Riska pertama kali datang ke apartemen tersebut, ia takjub karena apartemen kakaknya sangat luas dan rapi. Furniture dan perabotannya terlihat minimalis namun tetap memberi kesan mewah. Ada aquarium berukuran besar berisi ikan-ikan hias cantik, bar mini dan meja billiard. Kakaknya pasti betul-betul memegang posisi yang mumpuni di manapun ia bekerja, pikir Riska.
“Di sini banyak stok cemilan, jadi kau tak perlu repot-repot jajan di luar. Ada banyak minuman dingin yang bisa kau ambil di kulkas” kata kakakku sambil bersiap-siap berangkat ke kantor.
Riska mengganti-ganti saluran televisi dengan malas karena masih mengantuk. Kakaknya itu sudah terbiasa bangun pagi. Kalau saja bukan karena ancamannya untuk menyiramnya dengan air es, ia pasti tidak akan bangun sepagi ini. “Aku bukan anak kecil tahu?”
“Kau tetap adik kecil paling menyebalkan bagiku berapapun umurmu” Dimas mengacak rambut adiknya. “Hari ini lumayan sibuk. Ada banyak orang yang akan datang ke sini silih berganti. Jadi sebaiknya kau baca daftarnya dan tempel di pintu. Jangan sampai orang tak diundang kau izinkan masuk. Uangnya ada di dekat telepon. ” Dimas menyodorkan memo kepada Riska.
Jam 09.15 tukang pipa air datang. Harga servis Rp 275.000.
Jam 10.00 jasa kuras aqurium datang. Harga servis Rp 220.000.
Jam 10.20 layanan bersih-bersih apartemen datang. Beri tip Rp 20.000.
Jam 12.00 makan siang untukmu. Harga Rp 37.000.

Riska membaca sekilas dan mengiyakan saja. Dimas segera pergi untuk berangkat ke kantor. Mau tidak mau, Riska harus segera mandi karena tidak mungkin orang-orang itu datang saat ia masih terlihat berantakan. Selesai mandi jam 08.22, Riska segera berganti pakaian dan bersiap menunggu tukang pipa air datang.
09.17
Bel berbunyi. Riska segera mengintip dari monitor di beranda yang terhubung dengan kamera yang ada di depan pintu. Ia lalu bertanya melalui speaker monitor, “Dengan siapa?”
“Saya dari jasa reparasi pipa air. Pak Dimas menghubungi saya tiga hari yang lalu.” Riska percaya dan langsung mempersilahkannya masuk.
“Berapa lama kira-kira Anda membetulkan pipa wastafel ini?” tanya Riska.
“Mungkin sekitar 40-50 menit.” jawab tukang pipa air sambil mengamati wastafel yang tersumbat.
10.00
Bel berbunyi. Riska melakukan hal yang sama dan bertanya, “Dengan siapa?”
Pria itu terlihat heran lalu membuka catatannya. “Bukankah ini tempat tinggal Pak Dimas Tridarsono? Beliau menghubungi saya untuk membersihkan akuariumnya.”
Riska mempersilahkannya masuk.
“Kira-kira butuh berapa lama untuk membersihkan akuarium ini?” tanya Riska.
“Saya tidak berani menjamin. Mungkin sekitar 30-40 menit. Akuarium ini telihat sangat kotor.”
10.30
Bel berbunyi. Riska mengintip monitor di beranda. “Dengan siapa?”
Pria itu hanya diam seperti melamun. Riska mengulangi lagi pertanyaannya agak keras. “Halo, dengan siapa?”
Pria tersebut gelagapan. “Oh, eh iya saya layanan bersih-bersih.. tadi...”
“Kau terlambat, tahu?” rasanya sedikit menyenangkan bisa memarahi orang. Padahal Riska sendiri sering terlambat di kampusnya.
Pria itu masih dengan gelagapan meminta maaf. Riska membukakan pintu. Bersamaan dengan itu, pria yang sudah menguras akuarium pamit pergi karena sudah selesai mengerjakan tugasnya.
“Aku harap kau melakukan tugasmu agak cepat,” kata Riska sambil duduk di sofa depan televisi.
Setelah 15 menit, tukang bersih-bersih itu keluar.
12.00
Bel berbunyi. tidak ada yang menjawab. Pria pengantar nasi goreng itu berkali-kali memencet bel namun hasilnya tetap saja tidak ada yang menjawab.
Ia mencoba membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Di dalam, ia melihat Riska dalam keadaan setengah telanjang dan sudah tidak bernyawa di atas sofa dengan keadaan televisi masih menyala.
Pertanyaannya, siapa yang merudapaksa dan membunuh Riska?

Riddle Story 12: Sebuah Foto
Lili mempunyai seorang sahabat. Ia bernama Tania. Tania adalah gadis cantik, lucu, periang dan ramah. Ia mudah bergaul dengan siapa saja. Tania dicintai oleh banyak orang di sekitarnya karena ia mampu menghidupkan suasana menjadi lebih meriah dan menyenangkan.
Lili sangat bertolak belakang dengan Tania. Lili adalah gadis yang dingin, pasif dan jarang bergaul dengan orang-orang yang tidak ia sukai. Entah mengapa. Yang jelas, Lili suka dan hanya ingin berteman dengan Tania. Mungkin karena mereka sejak sekolah dasar sudah sering bersama-sama.
Akhir-akhir ini, Tania banyak menghabiskan waktu dengan Toni yang merupakan kekasih barunya. Tentu saja ia tidak bisa lengket dengan Lili terus. Namun, Lili tidak menerima alasan itu dan terus memaksa Tania untuk bertemu dengannya setiap waktu.
“Dengarkan aku Lili,” kata Tania dengan kesabaran yang mulai menipis. “Persahabatan kita memang asyik. Sejak kecil kita selalu bersama. Kini aku mempunyai kekasih. Sebagai seorang sahabat yang baik seharusnya kau berbagi waktu kita dengan Toni. Ia kan sangat baik padamu. Kita pernah keluar bertiga dan ia sama sekali tidak mengacuhkanmu. Aku tidak mengeti mengapa kau ingin terus menempel padaku dan tidak menyisakan ruang untukku dan Toni.”
“Aku tahu,” jawab Lili sedih. “Tapi kau tahu kan aku sangat kesepian. Jika kau terus menghabiskan waktu dengan Toni, bagaimana aku harus menghabiskan waktuku?”
“Kau kan bisa main bareng Dessy dan Tasya. Mereka sangat baik kepadamu,” jawab Tania tidak sabar. Ia mulai merasa Lili mengatur ruang geraknya dan terlalu mengekor. “Bagaimana dengan pacar? Kurasa sudah saatnya kau mencarinya juga.”
“Tasya dan Dessy baik kepadaku hanya jika ada kau. Sebenarnya mereka tidak terlalu peduli denganku,” Lili mendengus. “Perlu kau tahu bahwa aku pernah punya kekasih. Tapi kita sudah lama putus dan tidak ada komunikasi.”
Tania terkejut. “Wah kau ini! kenapa aku tidak pernah tahu kau punya mantan kekasih? Sudah sepuluh tahun bersahabat, kau tidak pernah memberitahuku soal itu”
Lili terlihat malu dan agak resah. “Aku ingin sekali bercerita padamu tetapi kurasa hal tersebut akan sangat memalukan,”
“Oh ayolah!” Tania menggamit lengan Lili. “Bagaimana jika kau ceritakan hal itu di rumahmu setelah pulang sekolah?” tanya Tania.
Lili mengangguk setuju. Apapun asal dapat menghabiskan waktu dengan Tania.
Sepulang sekolah, Lili dan Tania langsung masuk ke kamar Lili. “Aku mau ke toilet sebentar” kata Lili.
“Cepat ya, aku sudah tidak sabar dengan ceritamu!” teriak Tania dengan riang di kamar.
Selagi menunggu Lili, Tania melihat-lihat sekeliling kamar Lili yang sudah dihapalnya bertahun-tahun. Satu yang membuatnya terganggu adalah ia sama sekali tidak tahu ada cowok yang pernah menjalin hubungan dengan sahabatnya itu. Bakat detektif dadakan Tania mulai kumat dan ia menggeledah laci meja belajar Lili. Barangkali ia bisa menemukan foto mantannya itu.
Ia tidak menemukannya.
Tania heran. Ia lalu kembali membuka laci itu dan menemukan salah satu foto Lili yang sedang mencium seseorang. Tania terkejut membaca tulisan yang ada di foto itu.
Aku selalu mencintaimu.
Tanpa suara, Tania mengambil tasnya dan langsung pulang dengan pikiran yang aneh. Memikirkan foto itu, Tania langsung merinding. Sebaiknya ia memang tidak lagi bersahabat dengan Tania.



Yak itu dia riddle story kali ini. Perlu readers ketahui, saya sedikit berkeringat menulis cerita di atas karena saya perlu meningkatkan levelnya agar semakin sulit ditebak. Semoga readers dapat menjawab tepat sasaran yang saya maksud. Ngga sekedar bener, tapi juga harus tepat loh hehe. Mungkin ada gift nya nantii emoticon-Wowcantik
Diubah oleh zulfaizdihar 19-03-2017 17:02
0
9.4K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan