Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Atalanta dan Mimpi Bermain di Eropa
Musim 2016/2017 ini menjadi musim yang luar biasa bagi Atalanta. Sejauh ini La Dea berhasil bercokol di peringkat keempat klasemen sementara Serie A. Itu berarti, kemungkinan besar mereka bisa berkompetisi di Eropa musim depan. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka mampu bermain di kompetisi Liga Champions bila tetap menunjukan performa seperti yang sejauh ini ditunjukan kepada khalayak banyak.

Hingga pekan ke-26, Atalanta berhasil meraih 50 poin di Serie A hasil dari 16 kali kemenangan, 3 imbang dan hanya menelan 7 kekalahan saja. Itu berarti Atalanta hanya memiliki perbedaan poin sebanyak 6 poin dari Napoli yang berada di zona Liga Champions dengan menempati urutan ketiga sementara.



Pelatih La Dea, Gian Piero Gasperini dianggap sebagai aktor utama di balik kesuksesan Atalanta di musim ini yang berhasil merangsek ke zona Eropa, sebuah posisi yang mungkin tak terbayangkan di benak sang pelatih sendiri. Pasalnya Atalanta sudah lama tak berkompetisi di Eropa kurang lebih selama tiga dekade.

Apa rahasianya Atalanta di musim ini begitu berbeda dari sebelumnya. Dari tim yang saban harinya berjuang untuk menghindari zona degradasi, kini menjadi kesebelasan papan atas Italia? Jawaban dari pertanyaan tertsebut terletak pada pondasi tim yang mayoritas dihuni oleh pemain muda.

Musim ini, klub yang bermarkas di Stadio Atleti Azzurri d'Italia ini dihuni oleh pemain belia dengan rataan usia tak lebih dari 25 tahun. Nama-nama seperti Andrea Conti, Franck Kessié, dan Mattia Caldara telah dipercaya sebagai pemain inti kendati usia mereka semua belum ada yang mencapai 25 tahun.

Namun selain menterengnya performa pemain muda milik Atalanta, tentunya kita tidak boleh lupa dengan peran para pemain senior di klub asal timut laut Milano tersebut yang dianggap mampu menjadi mentor yang baik. Salah satu dari sekian nama yang pantas menjadi panutan adalah Alejandro Darío Gómez atau lebih dikenal dengan nama Papu Gomez.

Papu dapat dikatakan merupakan nyawa tim. Banyak yang menganggap bahwa peran pria berusia 29 tahun di Atalanta musim ini begitu vital. Sejak ditunjuk menjadi kapten di pekan ke-7. Oribici—julukan kesebelasan Atalanta—hanya mengalami tiga kekalahan di Serie A sejauh ini. Pesepak bola asal Argentina ini memiliki jiwa kepemimpinan yang dibutuhkan Atalanta selama ini. Humoris di luar lapangan, namun tegas di lapangan.

Masih kita ingat tentunya beberapa aksi nyeleh mantan pemain Catania ini kala menggunakan ban kapten dengan menambahkan pesan tertentu berupa foto yang berbeda-beda. Mulai dari foto Paus Fransiskus—dalam rangka perayaan HUT Argentina, Logo Spiderman, foto punggawa Nankatsu dan Tsubasa, pemain master league PES, hingga memasang foto Frozen yang didedikasikan untuk anak perempuannya yang menyukai tokoh fiksi tersebut.

Yang terbaru Papu menampilkan foto di instagram berupa poster film La La Land hasil editan dengan menganti wajah Ryan Gosling dan Emma Stone dengan wajahnya dan Andrea Petagena, penyerang Atalanta.

Hal ini tentunya sebagai bentuk dukungan agar sang penyerang muda yang didatangkan dari Ascoli tersebut mampu mencetak lebih banyak gol lagi untuk Atalanta. Maklum, pemain berusia 21 tahun tersebut baru mencetak 5 gol saja. Sedangkan Papu yang notabene adalah seorang pemain tengah justru relah mencetak gol lebih banyak dengan raihan 9 gol dari 26 penampilan sejauh ini.

Hal-hal unik di luar lapangan inilah yang dilakukan sang kapten membuat sebagain besar penggemar Atalanta meyakini apa yang dilakukannya adalah semacam cara untuk meningkatkan harmoni dan kekompakan tim yang tentunya bisa berefek baik di dalam lapangan saat berhadapan dengan lawan.

Hal ini dilakukan mungkin atas dasar impian Papu yang sempat tertunda. Pasalnya pemain asal Argentina tersebut memiliki hasrat terpendam untuk bermain di Eropa, tepatnya bermain di Liga Champions.

Papu sempat meninggalkan hinggar-binggar Serie A pada musim 2013/2014 lalu dengan hijrah ke Ukraina dan bermain bagi Metalist Kharkiv lantaran ingin mencicipi kompetisi Liga Champions tersebut. Sayangnya impian tersebut tertunda lantaran klub tersebut dibanned oleh UEFA lantaran kasus pengaturan skor pada tahun 2008 lalu.

Papu pun akhirnya kembal ke Serie A dan bermain bagi Atalanta. Hal ini dilakukan lantaran kondisi di Ukraina dianggap tidak stabil lantaranya banyaknya kekerasan dan iklim politik yang tidak stabil.

“Aku sangat ketakutan di sana. Saya melihat seorang pria mengenggam senjata api di jalanan. Tentunya saya tak bisa hidup dengan cara seperti ini. Untunglah Atalanta datang membawa penawaran untuk kembali bermain di Serie A” ujar Papu.

Atalanta punya peluang besar untuk bisa tampil di Liga Champions musim depan. Namun perjuangan mereka tentunya tak mudah. Minggu malam (05/02/2017) nanti, mereka akan kedatangan Fiorentina sebagai tamu.

Trend kemenangan empat kali beruntun yang dicapai oleh La Dea tentu menjadi modal positif untuk mengalahkan La Viola. Tentunya Papu ingin kembali melanjutkan trend positif demi hasratnya untuk bermain di Liga Champions musim depan yang sempat tertunda beberapa tahun lalu.

"Kami merupakan tim yang masih muda, kami bahagia dan Anda dapat melihat itu di lapangan . Jadwal bermain mungkin menguntungkan kami pada saat ini, namun Serie A memang sudah merupakan liga yang sulit, maka berlebihan untuk berbicara tentang Liga Champions." Ungkap Papu.

Supported by:





www.kaskus.co.id
0
1.8K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan