MUI 'Larang' Umat Muslim Hadiri Cap Go Meh

Oleh : Rizki Mauludi07 Februari 2017 16:12




INILAH,Bogor - Sering menabrak waktu salat dan menjadi rangkaian peribadatan etnis tionghoa, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor mengimbau kepada umat Islam Kota Bogor dan sekitarnya agar tidak menghadiri perayaan Cap Go Meh (CGM) pada Sabtu 11 Februari 2017. Imbauan MUI akan disampaikan melalui surat edaran dan akan diumumkan saat khutbah Jum'at (10/2/2017) mendatang.

Ketua MUI Kota Bogor Adam Ibrahim mengatakan, MUI sangat hormati umat Thionghoa yang akan melaksanakan perayaan CGM tahun 2017 karena ini termasuk kegiatan keagamaan bagi umat Tionghoa.

"MUI akan mengeluarkan surat edaran ke Masjid dan organisasi-organisasi Islam dan mengimbau agar umat Islam tidak ikut hadir dalam perayaan CGM. Karena CGM merupakan kegiatan keagamaan umat Thionghoa," ungkap Adam kepada awak media Selasa (7/2/2017).

Adam melanjutkan, diimbau kepada umat Islam alangkah baiknya tidak hadir. Tetapi, kalau mau hadir, MUI tidak bisa menghalangi umat Islam yang hadir, dan menganggap ilmunya baru sampai di situ.

"Jadi silahkan saja. Imbauan ini keprihatinan MUI sebagai pelayan umat yang berkewajiban menyampaikan bahwa perayaan CGM termasuk kegiatan keagamaan umat Thionghoa. Akulturasi agama dan kebudayaan," tambahnya.

Untuk ini, MUI akan meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam kesempatan rapat bersama agar ada perubahan waktu pelaksanaan kegiatan dimulai pada pagi hari dan diakhiri siang hari.

"Hal ini supaya tidak mengganggu ibadah salat. Sebab, jika pelaksaan dimuali pukul 13.00WIB ada waktu salat di antaranya salat Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya. Dan biasanya yang datang itu ribuan orang mayoritas umat Islam," jelasnya.

Lebih lanjut kata Adam, MUI juga akan membuat teks khutbah Jum'at yang dibacakan satu hari jelang perayaan CGM serentak di 700 Masjid yang ada Kota Bogor.

"Dalam khutbah Jum'at akan diingatkan kembali. Kami juga mengimbau melalui elamen masyarakat ataupun ormas Islam. Perlu diketahui dalam arak-arakan ada tandu di dalamnya ada dewa-dewa dan kalau hujan dianggap keberkahan dari salah satu dewa mereka," terangnya.

Sementara Ketua Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Kota Bogor Dhani menambahkan, imbauan ini supaya umat Islam tidak terlibat dalam kegiatan CGM karena ada usaha untuk menyimpangkan keyakinan umat Islam bahwa kegiatan itu sekadar budaya.

"Kami wajib sebagai kaum muslimin melalui MUI mengimbau seperti Ketua MUI jelaskan untuk penyadaran karena di dalamnya terjadi distorsi pendangkalan akidah yang nanti lama kelamaan akan meninggalkan agama," tuturnya.

Dhani juga mengingatkan sekaligus mengharapkan kepada penitia penyelenggaraan apabila terpaksa umat Islam tetap hadir atau menonton supaya menghentikan kegiatan sementara pada saat waktu salat.

"Jadi kegiatan berhenti sementara saat masuk waktu salat atau menyediakan tempat-tempat ibadah salat. Setelah itu, pawai mau dilanjutkan silahkan," bebernya.

Sebelumnya, Seksi Acara panitia CGM Jimmy Carter mengatakan, panitia sudah memikirkan hal-hal berkaitan dengan masalah salat ashar dan magrib. Tahun 2017 ini berbeda dengan tahun lainnya, adanya clear area 250 meter untuk penonton ada juga hal lain.

"Panitia memfasilitasi, tidak secara keseluruhan. Di mana adanya tempat para penonton bisa melakukan ibadah salat, sehingga tidak menjadi sorotan orang untuk salat susah," ungkap Jimmy.

Jimmy melanjutkan, untuk salat dzuhur sendiri acara belum ada apa-apa, tapi untuk salat ashar dan magrib sudah disediakan oleh panitia. Saat adzan magrib acara pawai budaya akan break atau berhenti beberapa saat, tidak ada pergerakan, tapi barisan tidak terputus. Sekarang semua dihentikan termasuk tabuh-tabuhan.

"Kami berikan lokasi mushala dan masjid terdekat, ada beberapa titik untuk melaksanakan salat magrib. Ada beberapa ruko yang akan dijadikan tempat dan masih mencarinya," tambahnya. [ito]


http://www.inilahkoran.com/berita/bo...iri-cap-go-meh



Beda dengan Imlek.... Karena Cap Go Meh gak ada Bagi-bagi Angpao nya...