Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

septiadi434Avatar border
TS
septiadi434
Kisah bijaksana tiga bersaudara
Cofas dari porum sevelah

Ada 3 orang bersaudara yang tinggal di suatu kota.

Ketiga bersaudara mencari uang dengan cara yang tidak terlalu umum.

Koko yang paling tua membeli pistol. Lalu si koko mendodongkan pistol ke kepala orang di jalan. Aku mau dompet kamu. Kamu musti kasih dompet kamu. Begitu kata si koko ke orang orang di jalan.

10-20 kali si koko punya penghasilan lumayan. Tidak lama kemudian adik adiknya menonton si koko di gebukin dan di bakar hidup hidup di youtube. Yang mensyukuri banyak. Ada yang kasih 5 bintang, karena matinya lumayan lama. Ada yang kasih 4 bintang karena mereka merasa matinya terlalu cepat.

Adik yang kedua menyadari kesalahan si koko. Koko melanggar ajaran agama. Agama jelas melarang peramfokan. Akhirnya ya dia kena karma. Sungguh tidak bijaksana. Saya akan mencari cara lain untuk menapkahi kita semua.

Adik yang kedua membeli pistol. Lalu si adik menodongkan pistol ke kepala orang orang di jalan. Tuhan mau kamu kasih saya dompet kamu. Kamu musti percaya. Begitu kata si adik ke dua ke orang orang di jalan.

Menurut si adik kedua, tindakannya sesuai agama. Menurut interpretasi agama adik kedua memberi dompet itu kebajikan. Pelit dan tidak memberi dompet itu kebatilan. Kan ada agama yang mengajarkan amar makruf nahi mungkar. Jadi menurut adik kedua, sah sah saja dia menodongkan pistol ke banyak orang supaya mereka percaya versi agamanya si adik kedua.

Berani karena benar. Kata adik kedua. Orang yang bilang adik kedua salah sudah melakukan penodaan agama. Karena mereka sudah menuduh atau berpendapat kalau orang beragama bisa salah atau bohong atau subjective.

Adik kedua tidak hanya stop di meminta dompet saja ke orang orang dijalan. Dia juga melarang miss universe, menutup majalah yang menurut dia tidak baik, meminta uang dari pemilik peternakan babi, sering demo. Kan semua sesuai agama. Karmanya bagus dong?

Masalahnya ketiga bersaudara tinggal di negara yang agak sekuler. Jadi banyak orang tidak peduli agama lagi dan tidak peduli si adik interpretasi apa tentang agama.

Mereka juga kurang memahami ataupun feduli dengan Tuhan ataupun ajaran agama. Oleh karena itu, banyak orang tidak bisa membedakan tindakan adik kedua dan kokonya.

Bagi banyak orang apa yang dilakukan adik kedua, ini hanya feramfokan atau fermerasan viasa.

Mereka tidak bisa melihat kalau adik yang kedua ini sebetulnya tulus ingin menegakkan ajaran agama ke banyak orang. Kalau toh mereka visa melihat, mereka tidak feduli.

Tidak lama kemudian adiknya yang bungsu melihat adik kedua dibakar hidup hidup di youtube lagi.

Adik yang bungsu meyadari kesalahan koko kokonya. Adik yang kedua sudah lebih bijaksana dari adik yang pertama. Tapi masalahnya dia turun langsung deal ama sumber uang. Rawan konflik fisik horizontal karena gesekan langsung dengan masyarakat yang ntah mengapa merasa dirugikan karena merasa dipaksa memberikan dompet.

Ingat baik baik. Tidak ada femaksaan lho. Kalo ngomong femaksaan itu fencemaran nama baik.

Mereka hanya merasa difaksa saja karena yang nggak ngasih dompet ditembak. Lagi pula argument ama orang gila kalau nggak mungkin Tuhan menyuruh semua orang kasih dia dompet susah banget kan? Siapa tau si gila bener? Tuhannya juga diinterview susah. Kitab suci boro boro kita. "ahli" aja beda pendapat bilang satu sama lain bohong sampai menganjurkan saling bunuh lagi. Kalau dia percayanya gitu kita mau apa? Mau bilang dia ngaco? Ntar kena pasal penistaan agama lagi bilang orang beragama bisa ngaco.

Lepas dari adik kedua bener atau nggak, dia mampus.

Dengan matinya adik kedua, adik ketiga sadar, kalau business model adik kedua, cuan risk rationya kecil. Ya normal baru untung kecil sudah koit. Technique masih bisa disempurnakan.

Kebetulan di kota dimana ketiga bersaudara itu tinggal ada gubernur yang agak keras kepala. Sebelumnya banyak pejabat bisa cuan 20 trilyun untuk beli UPS atau USB dan berbagai kebutuhan sekolah lainnya yang normalnya bisa didapatkan dengan harga 99% lebih murah. Selisih mark upnya 99% bisa dinikmati oleh para wakil rakyat yang sudah bekerja keras mau memahami rakyat mereka.

Sejak ada gubernur itu, semua pembelian harus lewat system yang susah dimainkan. Banyak politikus penghasilannya berkurang. Masalahnya lagi, rakyat, yang ntah mengapa, kayaknya tidak terlalu peduli dengan kesejahteraan wakil wakilnya justru malah suka ama gubernur seperti itu.

Adik yang bungsu kemudian meniti karir dan menjadi pemimpin di suatu lembaga keagamaan yang ntah bagaimana cukup terkemuka di negaranya. Lalu dia mengeluarkan patwa.

Tuhan mau kamu semua pilih gubernur lain. Pilihlah gubernur yang lebih bisa menjaga “hubungan psychologis” dengan wakil rakyat. Wakil wakil rakyat pun juga jadi senang ama si bungsu. Politikus kebagian si bungsu pun ikut cuan. Kan sama sama cuan. Ya bagi hasil deh.

Semua sesuai agama kok. Demikian si bungsu menjelaskan.

Ada sih yang protest bilang kalau ini si bungsu dan teman temannya cuman bohong pakai agama. Untung di negara itu ada undang undang yang melindungi opini agama. Jadi yang protest malah jadi tersangka penistaan agama. Orang lain bilang ini bukan orang bohong pake agama, ini memang agamanya begitu, ya kena juga pasal penistaan.

Yang nggak setuju dituduh tapir, kena fentung samve tovat. Tidak saja si bungsu cuan gwedhe. Beliau juga dapat banyak kufon fitsa hats.

Dari ketiga bersaudara itu yang mana yang paing bijaksana dan paling kita visa tiru? Apa yang kita bisa pelajari dari kisah ketiga bersaudara ini?
Polling
0 suara
Dari ketiga bersaudara, yang mana yang paling bijaksana
Diubah oleh septiadi434 25-01-2017 17:23
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
1.1K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan