- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
LIGHT OF LIFE
TS
storestory
LIGHT OF LIFE
Spoiler for PART 1 INTRO:
Gemuruh angin membentuk dan mengukir rasa dingin mengenai kulit, tergopoh seorang wanita berumur 20an menggendong anak laki-lakinya, menuju sebuah saung reot dipinggir sawah, menggandeng satu anak lelaki lain berumur 12 tahun, dan anak paling besar seorang gadis lesu yang pucat karena kelaparan.
"Bu, aku lemas" kata gadis itu
"Sabar ya nak ... Hujan akan turun, ibu takut kalian terkena hujan dan sakit kerna belum makan"
"Ibu, aku juga lapar" kata anak lelaki yg besar
"ibu juga lapar nak, semoga saja dipasar nanti kita bisa mendapat pekerjaan dan dibayar makan yah!"
"iya bu ... "jawab kedua anak itu
Aku masih ingat sekali, kejadian itu. Dikala aku dan kedua kakaku menderita kelaparan karena ekonomi hidup yang tidak bisa kami kalahkan jika mereka menyerang, aku hanya bisa terdiam tanpa kata, kala ku ingat semuanya. Mungkin kisah ini bisa memberikan suatu yg bermanfaat untuk pembaca semua. Aamiiin
*Gyuurrrrrr
Air hujan menimpa atap saung reot yg terbuat dari tumpukan daun kelapa yang sudah mulai mengering. Tak sedikit air masuk dan menetes kekepala kami. Alas tanah keras dengan sedikit sulur yang tumbuh mati diatasnya, kami masih saja bertahan menunggu hujan reda.
Kami tidak punya pilihan lagi. Kakak perempuanku sangat renta dan lemah. Dia gampang sekali sakit, wajahnya selalu terlihat pucat bahkan menguning. Bibir yg tak sehat, sering kali terlihat berdarah, namanya Murni, umurnya 14 tahun. Berselang 2 tahun setelah murni lahir, lahirlah Adil kakak laki2ku, umurnya 12 tahun. Banyak hal yg bisa ia lakukan untuk membantu ibu dan bapak. Sementara aku Ian, aku anak bungsu, umurku baru 8 tahun.
Sekolah? Jangan bertanya sekolah kepada kami. Kami sudah tidak bersekolah sejak kami kecil. Kami setiap hari diajari ibu bagaimana menulis, membaca dan menghitung dirumah, satu jam sebelum kami melakukan aktivitas biasa kami.
Rumah kami terletak jauh dari Kampung, tepatnya berada diujung hutan dekat sawah dan perkebunan milik warga kampung. Tidak ada alasan kenapa kami tinggal ditempat terpencil dan sangat sepi, tapi disana kami bisa bebas melakukan apapun.
"Bu, hujannya lama sekali ..." seru Adil kesal
"Sabar ya ... Mungkin jika ayah kalian ada disini, kita tidak harus melakukan ini!" kata ibu
Bapakku, sedang pergi ke sebuah perkampungan sebelah dengan kenalannya. Dengan berbekal beberapa sayuran dan koin uang logam, bapakku berniat menjualnya atau barter ke penduduk dikampung sana. Jadi terpaksa semua hasil panen kami dibawa kesana. Kami berharap bapak pulang dengan membawa banyak uang dan makanan enak.
"Bu, Adil saja ya yang pergi kepasar, dan ibu disini saja"
"Kita tunggu saja dlu nak... "
"Tapi, sampai kapan bu. Sudahlah Adil saja ..."
Tanpa ragu, aldi berlari dari saung itu meninggalkan kami bertiga. Dia memang mempunyai sifat yang pemberani tapi keras kepala. Aku tau tujuannya tidak ingin membuat kami kelaparan.
Ditengah serangan titik air hujan, Adil terlihat basah dan menggigil dr kejauhan. Jarak pasar sekitar 3 KM lagi dari saung tempat kami berteduh.
Aku, ibu dan Murni tidak tahu bagimana keadaan Adil nanti, kami hanya berharap dia selalu baik-baik saja.
"Bu, aku lemas" kata gadis itu
"Sabar ya nak ... Hujan akan turun, ibu takut kalian terkena hujan dan sakit kerna belum makan"
"Ibu, aku juga lapar" kata anak lelaki yg besar
"ibu juga lapar nak, semoga saja dipasar nanti kita bisa mendapat pekerjaan dan dibayar makan yah!"
"iya bu ... "jawab kedua anak itu
Aku masih ingat sekali, kejadian itu. Dikala aku dan kedua kakaku menderita kelaparan karena ekonomi hidup yang tidak bisa kami kalahkan jika mereka menyerang, aku hanya bisa terdiam tanpa kata, kala ku ingat semuanya. Mungkin kisah ini bisa memberikan suatu yg bermanfaat untuk pembaca semua. Aamiiin
*Gyuurrrrrr
Air hujan menimpa atap saung reot yg terbuat dari tumpukan daun kelapa yang sudah mulai mengering. Tak sedikit air masuk dan menetes kekepala kami. Alas tanah keras dengan sedikit sulur yang tumbuh mati diatasnya, kami masih saja bertahan menunggu hujan reda.
Kami tidak punya pilihan lagi. Kakak perempuanku sangat renta dan lemah. Dia gampang sekali sakit, wajahnya selalu terlihat pucat bahkan menguning. Bibir yg tak sehat, sering kali terlihat berdarah, namanya Murni, umurnya 14 tahun. Berselang 2 tahun setelah murni lahir, lahirlah Adil kakak laki2ku, umurnya 12 tahun. Banyak hal yg bisa ia lakukan untuk membantu ibu dan bapak. Sementara aku Ian, aku anak bungsu, umurku baru 8 tahun.
Sekolah? Jangan bertanya sekolah kepada kami. Kami sudah tidak bersekolah sejak kami kecil. Kami setiap hari diajari ibu bagaimana menulis, membaca dan menghitung dirumah, satu jam sebelum kami melakukan aktivitas biasa kami.
Rumah kami terletak jauh dari Kampung, tepatnya berada diujung hutan dekat sawah dan perkebunan milik warga kampung. Tidak ada alasan kenapa kami tinggal ditempat terpencil dan sangat sepi, tapi disana kami bisa bebas melakukan apapun.
"Bu, hujannya lama sekali ..." seru Adil kesal
"Sabar ya ... Mungkin jika ayah kalian ada disini, kita tidak harus melakukan ini!" kata ibu
Bapakku, sedang pergi ke sebuah perkampungan sebelah dengan kenalannya. Dengan berbekal beberapa sayuran dan koin uang logam, bapakku berniat menjualnya atau barter ke penduduk dikampung sana. Jadi terpaksa semua hasil panen kami dibawa kesana. Kami berharap bapak pulang dengan membawa banyak uang dan makanan enak.
"Bu, Adil saja ya yang pergi kepasar, dan ibu disini saja"
"Kita tunggu saja dlu nak... "
"Tapi, sampai kapan bu. Sudahlah Adil saja ..."
Tanpa ragu, aldi berlari dari saung itu meninggalkan kami bertiga. Dia memang mempunyai sifat yang pemberani tapi keras kepala. Aku tau tujuannya tidak ingin membuat kami kelaparan.
Ditengah serangan titik air hujan, Adil terlihat basah dan menggigil dr kejauhan. Jarak pasar sekitar 3 KM lagi dari saung tempat kami berteduh.
Aku, ibu dan Murni tidak tahu bagimana keadaan Adil nanti, kami hanya berharap dia selalu baik-baik saja.
Diubah oleh storestory 07-01-2017 00:26
anasabila memberi reputasi
1
2.3K
Kutip
24
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan