Bumble si gajah yang pendiam

Di sebuah hutan yang jauh dari sentuh tangan Manusia, ada seekor Gajah laki-laki yang sudah tua bernama Bumble. Bumble ini berwarna abu-abu kecokelatan, lebih tinggi sedikit dari pohon bambu dan memiliki raut muka ketus yang membuat penghuni hutan lainnya segan dengan Bumble. Karena Bumble yang paling besar dan berat di hutan, hampir semuanya tidak berani menyapa Bumble karena takut terinjak. Tuan Tupai yang bahkan terkenal ramah dan mau bermain dengan siapa saja, langsung bersembunyi ke balik pohon dengan ekor di antara kedua kakinya disaat Bumble lewat. Cecile si buaya yang memiliki topi diatas kepala dan juga terkenal baik hati, mengatupkan bibirnya dan membenamkan kepala ke dalam rawa saat Bumble berada dekat di pinggir rawa. Intinya adalah semuanya takut dengan Bumble yang tidak banyak bicara. Sehingga tatkala Bumble menangis sebelum tidurnya, karena dia kesepian, dan lagi dia satu-satunya Gajah yang tinggal di hutan tersebut.

" Oh, kenapa tidak ada yang mau menyapaku sekali saja? " raung Bumble ke dalam 'bantal' yang berupa daun-daun kering yang dikumpulkan menjadi sarang. " Biarpun umurku sudah tua, aku juga ingin bermain dengan mereka semua! Tapi kenapa tidak ada yang mau bermain didekatku? "

Tapi meskipun Bumble gajah yang kesepian, Bumble juga punya harga diri. Dia tidak ingin diejek cengeng bila ada yang tahu kebiasaan Bumble sebelum tidur, menangis dan menangissampai kelelahan lalu tertidur. Terkadang harga dirinya ini yang membuat Bumble jadi sulit mengungkapkan perasaannya. Sehingga kesan bahwa Bumble sebagai Gajah ketus yang sulit berteman menjadi melekat, tanpa ada binatang lain yang pernah benar-benar mencoba mengenal Bumble, terlepas dari gosip yang beredar di sekitaran hutan.

Dan sekarang, setelah bertahun-tahun di salah artikan, Bumble cuma bisa berdoa akan keberadaan binatang lain, yang mau menyapanya dan menyadari bahwa Bumble tidak seperti yang binatang lain katakan.

*